Amerika bergejolak! Itulah beberapa headline utama yang sering berseliweran di media sosial kita akhir-akhir ini. Usut punya usut, penyebab utamanya adalah kasus kematian seorang warga kulit hitam di kaki seorang oknum kepolisian kulit putih yang diduga bermuatan Rasisme di dalamnya.
Rasisme yang merupakan perbuatan membedakan manusia berdasarkan warna kulitnya dan menganggap bahwa orang yang berwarna kulit satu lebih mulia dari warna kulit yang lainnya adalah masalah utama yang masih belum bisa dituntaskan oleh negara adidaya tersebut (Amerika) dan juga banyak negara-negara maju lainnya di belahan dunia barat sana.
Hingga saat ini mereka masih terlihat sibuk mencari-cari formula yang tepat agar dapat mengatasi masalah kemanusiaan yang satu ini.
Adapun dalam Islam, sejak fajar agama ini terbit 1400 tahun yang lalu, maka ia telah konsisten hingga saat ini mengajarkan nilai-nilai luhur yang bersifat anti terhadap Rasisme dan anti terhadap perbuatan-perbuatan diskriminasi lainnya.
Kita bisa melihat hal ini dengan jelas manakala kita melihat bagaimana Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjadikan seorang mantan budak berkulit hitam bernama Bilal bin Rabbah sebagai orang yang paling dipercayainya dalam mengumandangkan azan, atau juga melihat bagaimana seorang sahabat kulit hitam lainnya yang bernama Usamah bin Zaid yang dipercayainya untuk menjadi pemimpin pasukan perang terbesarnya yang diutus ke negeri Syam yang mana di dalam pasukan tersebut terdapat banyak sahabat mulia lainnya yang berkulit putih seperti Abu Bakar dan Umar bin Khattab rhadiyallahu anhuma.
Hal-hal ini belum ditambah dengan banyaknya sabda-sabda Rasulullah itu sendiri ataupun firman Allah langsung yang terdapat di dalam Al-Qur’an yang menegaskan tidak adanya perbedaan manusia di sisi Allah berdasarkan warna kulitnya kecuali dengan ketaqwaan. Dan di antaranya adalah:
1. Firman Allah dalam surat Al-Hujurat ayat 13:
(إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىكُمۡۚ)
“Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.”
2. Firman Allah dalam Surat Al-Hujurat ayat 11:
(يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا يَسۡخَرۡ قَوۡمٞ مِّن قَوۡمٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُونُواْ خَيۡرٗا مِّنۡهُمۡ وَلَا نِسَآءٞ مِّن نِّسَآءٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُنَّ خَيۡرٗا مِّنۡهُنَّۖ)
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok).”
3. Sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam:
(أَلَا لَا فَضْلَ لِعَرَبِيٍّ عَلَى أَعْجَمِيٍّ وَلَا لِعَجَمِيٍّ عَلَى عَرَبِيٍّ وَلَا لِأَحْمَرَ عَلَى أَسْوَدَ وَلَا أَسْوَدَ عَلَى أَحْمَرَ إِلَّا بِالتَّقْوَى) رواه أحمد وصححه الألباني
“Dan sekali-kali sesungguhnya tidak ada keutamaan Arab di atas Ajam (non Arab) dan keutamaan Ajam di atas Arab dan keutamaan hitam (kulit) di atas merah kecuali dengan ketaqwaan”
HR.Ahmad dan disahihkan oleh Albani.
4. Sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam kepada Abu Dzar rhadiyallahu anhu ketika mencela Bilal dengan warna kulitnya:
(إنك امرؤ فيك جاهلية)
“Sesungguhnya engkau lelaki yang di dalammu terdapat (sifat) jahiliyyah”.
Hadis disebutkan oleh Ibnu Bathal dalam syarahnya pada kitab Sahih Bukhari dari dari jalur Walid bin Muslim meskipun ada perselisihan tentang kesahihannya.
5. Sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam:
(إن الله لا ينظر إلى أجسادكم ولا إلى صوركم ولكن ينظر إلى قلوبكم) رواه مسلم.
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada jasad kalian dan juga rupa kalian tetapi kepada hati kalian”
HR.Muslim.
Dan masih banyak lagi dalil-dalil lainnya yang menunjukkan betapa Islam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur kemanusiaan dan bahwasanya Islam tidak membeda-bedakan antara manusia satu dan lainnya berdasarkan warna kulitnya (Rasisme) namun berdasarkan tingkat ketaqwaannya di sisi Allah ta’ala.
Demikianlah,
Semoga bermanfaat
Wallahu a’lam.
Wassalam.
Oleh: Muhammad Harsya Bachtiar, Lc. M.A.