MAKASSAR — Sesepuh Wahdah Islamiyah sekaligus tokoh dakwah Sulawesi Selatan KH. Mansur Salim berpulang ke Rahmatullah Selasa (4/1/2022) kemarin di Rumah Sakit Grestelina Makassar. Jenazah kemudian dimakamkan di Perkuburan Baqi Moncongloe Maros pada Rabu (5/1/2022) siang.
KH. Mansur Salim lahir di Makassar Sulawesi Selatan pada Jumat 19 Desember 1960 dan berdomisili di Bonto Baddo Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, memiliki 6 orang anak 2 laki-laki dan 4 perempuan.
Kiyai Mansur dikenal sebagai tokoh ulama dan dakwah di Sulawesi Selatan yang memiliki semangat dakwah yang tinggi dalam pembinaan terhadap masyarakat dan generasi muda. Bahkan ia memiliki banyak murid-murid yang berhasil dan melanjutkan perjuangan dakwahnya.
Dalam kegiatan Kajian Spesial Mengenang Ustaz Mansur Salim bertempat di Masjid Anas bin Malik, pada hari Selasa (4/1/2021), ustaz Muhammad Yusran Anshar, dosen Sekolah Tinggi Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar menyebutkan jika ia merupakan salah satu murid dari ustaz Mansyur Salim.
Dalam penjelasannya ia menerangkan jejak pendidikan dai yang digelari sebagai “Dai Simatupang”.
“Beliau adalah alumni Pondok Modern Gontor Darussalam dan kemudian lanjut ke LIPIA Jakarta. Setelah menyelesaikan studi di LIPIA, Kiyai Mansyur kembali ke Makassar dan membina banyak Majelis Taklim diantaranya adalah Masjid Wihdahtul Ummah yang merupakan markaz pertama Ormas Wahdah Islamiyah, kemudian Masjid Rahmatullah Tello, Masjid Ta’miirul Masajid, Masjid Emy Saelan, Masjid Mujahidin Bonto Baddo, Rohis SMA 2 Makassar dan masih banyak yang lainnya,” urai ustaz Yusran dalam penjelasannya.
Ia menambahkan, bahwa selain membina Majelis Taklim yang ada di Kota Makassar, Kiyai Mansur juga pernah mengajar di Ponpes Darul Arqam Gombara dan melahirkan banyak murid di antaranya Ustaz Anies Matta, salah seorang Tokoh Nasional dan Ustaz Imam Shamsi Ali, Imam Besar di New York Amerika Serikat.
“Beliau memiliki semangat dakwah dan tarbiyah serta semangat amal jama’i, beliau juga dikenal sebagai Dai Simatupang (siang malam tunggu panggilan), beliau berdakwah di mana saja bahkan beliau merintis dakwah di Manokwari Papua. Jam dakwah beliau dari ba’da shubuh sampai Isya,” tambahnya. []