(Makassar-wahdah.or.id) “Sudah sepuluh hari di indonesia, saya menemukan banyak fakta yang menyedihkan, bahwa beberapa penduduk Indonesia yang dengan bangga mengatakan bahwa saya atau keluarga saya keluar dari Islam. Ini sangat mengherankan bagi saya, kalian berada di negara yang penduduknya mayoritas muslim, tapi rela meninggalkan Al-Quran, meninggalkan mukjizat. Kami minoritas di India, namun kami sangat malu, jika ada diantara kami yang murtad”. Ini adalah potongan jawaban DR. Zakir Naik saat menanggapi pertanyaan seorang atheis yang sebelumnya muslim. Zakir Naik mendapat pertanyaan dari peserta asal Myanmar dengan nama Junaid. Junaid minta pandangan Zakir Naik, tentang Islam yang dinilai tak memberikan hasil yang besar dalam hubungan bermasyarakat.
Zakir Naik memberikan ceramah di Baruga A.P Pettarani Universitas Hasanuddin Makassar. Ceramah dengan tema ‘Quran and Modern Science’, menjadi agenda terakhir dalam kunjungan di Indonesia (10/4).
Sebelum menjawab, Zakir Naik bertanya kepada Junaid soal agama yang dianut warga Myanmar tersebut. Lalu, Junaid mengaku dirinya dibesarkan oleh keluarga Muslim, tapi saat ini dia tidak percaya lagi dengan agama.
“Sebelumnya saya muslim lalu saya saat ini tak percaya dan tidak memeluk agama apapun,” tutur Junaid.
Zakir pun menyinggung pemahaman masyarakat Indonesia tentang toleransi beragama. Menurutnya, banyak yang salah kaprah soal makna toleransi beragama. “Alhamdulillah, Indonesia adalah negara besar di dunia dengan umat muslim terbesar. Ada 88 persen muslim di dunia di negara ini. Tapi, Saya temukan masih banyak (orang Indonesia) yang bangga mengatakan saya Muslim. Tapi, sekarang saya atheis, saya murtad,” tutur Zakir Naik.
Menurut Dr. Zakir, seharusnya umat Muslim Indonesia malu ketika mengetahui ada orang yang seagama pindah ke agama lain. Kata dia, umat Muslim sudah seharusnya mengajarkan dan mengajak orang lain untuk masuk Islam.
“Kita (Muslim) di India itu adalah minoritas. Di sana, seorang Muslim yang mengaku pindah agama akan sangat malu. Tapi kenapa di sini (Indonesia) orang-orang sangat senang (pindah agama),” ucap Zakir.
Kalau alasannya karena toleransi, lantas Dr. Zakir bertanya arti dari kata toleran?
“Saya tanya, jika anak Anda menjadi pecandu (narkoba), apa yang akan Anda lakukan? Marah, Kenapa? Bukannya Anda toleran?,” Tanya Dr. Zakir Naik.
“Ketika anak Anda merasa dirinya superman, anak Anda ingin lompat dari gedung sepuluh tingkat, mengapa Anda melarangnya? Apa karena dia pasti akan mati jika terjatuh? Bukannya Anda toleran?” sambungnya.
Oleh karena itu, Zakir mengimbau, agar umat Muslim Indonesia sadar terhadap fenomena banyak kaum Muslim yang murtad. Ia meminta masyarakat Indonesia tidak tinggal diam dengan alasan toleransi beragama.
Menurutnya, harus ada langkah pencegahan dengan cara pendidikan agama sejak dini.
“Kalau anak yang merasa dirinya superman itu lompat dari lantai sepuluh, pasti akan mati, maka beri pemahaman kepada anak itu. Beri dia pendidikan,” ujarnya.
Menurutnya, agama Islam harus sejak dini diajarkan kepada setiap orang. Baik itu bagi orang yang lahir dari keluarga Muslim ataupun non Muslim. Alasannya, kata dia, hanya Islam yang diridhai Allah.
“Kalau kau tidak mencegah anakmu memakai narkoba, tidak mencegah anakmu untuk melompat, maka kamu akan berdosa. Jika anak kamu pindah agama (kenapa) malah cengengesan. Pindah ke Hindu, Kristen (kenapa) bangga sekali,” jelasnya.
Ia menggambarkan jika ada Muslim di India yang membiarkan Muslim lain pindah agama, maka orang tersebut akan dikucilkan.
“Apa yang terjadi dengan Muslim di Indonesia?” ucap Zakir.
Menjawab pertanyaan Junaid, Zakir menyarankan pria asal Myanmar itu untuk memahami isi dari Al-Quran. Menurutnya, dalam kehidupan bermasyarakat seluruh tuntutan Allah sudah tertuang dalam Al Quran dan hadits.[mt]
memang jika seseorang tidak tahu tentang isi kandungan al,quran, dia tidak akan sadar mana jalan yang benar, saya suka dengan dr. Zakir Naik