Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI), DR. Hidayat Nur Wahid menyatakan bahwa kehadiran Ikatan Ulama dan Da’i Asia Tenggara untuk melanjutkan apa-apa yang telah dilakukan oleh ormas Islam yang ada. “Ikatan ini lahir untuk melanjutkan apa yang telah dikerjakan oleh ormas-ormas Islam. Bukan sebagai kompetitor bagi mereka”, tegas politis PKS ini.
Ustad Hidayat menambahkan bahwa ikatan ini diharapkan dapat mengembangkan prinsip al-wasathiyah (moderat) dalam beragama yang merupakan manhaj Ahlussunnah Wal Jama’ah. “Wasathiyah yang bermakna pertengahan, yakni tidak radikalis apalagi teroris, tapi juga tidak nihilis apalagi asosial”, imbuhnya.
Meskipun beliau sebagai politisi, namun menampik jika Ikatan tersebut dikaitkan dengan partai politik tertentu. Doktor bidang Aqidah ini menjelaskan bahwa kehadiran dirinya dalam forum ini semata karena kapasitasnya sebagai Ulama dan Da’i serta pernah belajar di Timur Tengah. “Saya kebetulan juga bisa bahasa Arab,” katanya. Acara Deklarasi dan muktamar ini memang menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar.
Pada Sabtu (29/11) dideklarasikan Ikatan Ulama dan Da’i Asia Tenggara di Depok Jawa Barat. Ikatan ini didirikan sebagai wadah koordinasi dan kansolidasi antar Ulama dan Da’i di kawasan Asia Tenggara. Deklarasi dirangakaikan dengan muktamar I yang dibuka oleh Hidayat Nur Wahid dan ditutup oleh Datok Hamzah Zainuddin (wakil Kementrian Luar Negeri Malaysia). (sym)