Mohon jawabannya ust, terkait yang lagi ramai saat ini mengenai menyanyikan lagu AISYAH ISTRI RASULULLAH yang sedang populer saat ini
Abu Shofiyyah – Jogja
Jawaban
Dijawab oleh Muhammad Istiqamah, Lc
(Dewan Syariah Wahdah Islamiyah)
Bismillah walhamdulillah, washshalatu wassalamu ala Rasulillah.. Amma ba’d..
Mengenai lagu Aisyah Istri Rasulullah yang sedang trending akhir-akhir ini perlu dilihat beberapa hal berikut ini.
Pertama, Aisyah radhiyallahu anha adalah ibunda kaum Mukminin sebagaimana yang Allah azza wajalla firmankan
النَّبِيُّ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ وَأَزْوَاجُهُ أُمَّهَاتُهُمْ
“ Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka. (QS. Al-Ahzab: 6)
Karena itu semua kaum mukminin mencintai beliau dengan berbagai keutamaan yang beliau miliki, diantaranya adalah beliau istri yang paling dicintai oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Namun, mencintai beliau juga harus dengan batas yang dibenarkan syariat.
Kedua, diantara batas syariat yang perlu diperhatikan adalah menyanyikan syair atau lirik disertai dengan musik. Semua ulama mazhab sepakat akan haramnya musik. Bahkan ini sudah menjadi ijmak (konsensus) para ulama seperti yang dinyatakan oleh Imam Al-Qurthubi, Ibnu Jarir At-Thabari, Abu At-Thayyib At-Thabari Asy-Syafii, Ibnu Sholah, Ibnu Rajab Al-Hambali, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dan Ibnu Hajar Al-Haitami. Diantara dalilnya adalah firman Allah dalam surat Luqman
(وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن یَشۡتَرِی لَهۡوَ ٱلۡحَدِیثِ لِیُضِلَّ عَن سَبِیلِ ٱللَّهِ)
“Dan diantara manusia ada yang membeli perkataan sia-sia untuk memalingkan orang dari jalan Allah” (QS. Luqman: 6)
Ibnu Mas’ud dan Ibnu Abbas mengatakan bahwa perkataan sia-sia yang dimaksud adalah nyanyian. Mujahid rahimahullah mengatakan bahwa hal tersebut adalah hal yang sia-sia dan gendang. (Tafsir At-Thabari 21/40)
Hasan Al-Bashri mengatakan ayat ini turun berkaitan dengan nyanyian dan seruling. (Tafsir Ibnu Katsir 3/451)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِى أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ
Sungguh, benar-benar akan ada di kalangan umatku sekelompok orang yang menghalalkan zina, sutera, khamr, dan alat musik (HR. Bukhari, no. 5990)
Kemudian Aisyah radhiyallahu anha sendiri yang meriwayatkan hadis bahwa nyanyian merupakan seruling setan.
Hadisnya terdapat dalam riwayat Bukhari (949) dan Muslim (892), bahwa ada dua budak kecil yang menyanyi nyanyian bu’ats di rumah Aisyah, lalu Abu Bakar masuk dan mengatakan, seruling setan di sisi Nabi shallallahu alaihi wasallam?!
Pengistilahan nyanyian sebagai seruling setan tidak diingkari oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam. Beliau hanya menegur Abu Bakar radhiyallahu anhu bahwa biarkan mereka karena sekarang ini hari id. Lalu kedua budak tersebut disuruh keluar oleh Aisyah radhiyallahu anha.
Ini menunjukkan bahwa nyanyian seperti itu diberikan keringanan (rukhshah) di hari id dan juga ketika walimatul ‘urs, namun tidak dengan musik.
Ketiga, selain hukum musik yang perlu diperhatikan juga adalah liriknya. Sebagian lirik dari lagu yang trending tersebut, meskipun benar namun terkesan kurang sopan untuk kedudukan dan kemuliaan Sayyidah Aisyah radhiyallahu anha.
Juga perlu diperhatikan kebenaran dari lirik tersebut, seperti ungkapan, “Bila marah Nabi kan memanja, mencubit hidungnya.” selain kurang sopan, perlu diperiksa kebenarannya. Sepanjang yang kami tahu, tidak ada hadis yang menyebut Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mencubit hidung Aisyah radhiyallahu anha.
Keempat, benar firman Allah dalam surat Luqman di atas bahwa lahwul hadits atau perkataan sia-sia semacam ini hanya akan memalingkan manusia dari jalan Allah.
Bukannya meneladani kepribadian dan mempelajari hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu anha, justru orang-orang hanya sibuk nyanyi-nyanyi, cover lagu, membuat lirik baru dengan berbagai genre musik, Wallahul Musta’an.