MAKASSAR, wahdah.or.id — Bulan yang dikenal sebagai bulan gerbang kebaikan baru saja lewat. Bulan yang dimaksud adalah bulan Rajab nan penuh berkah. Terbenamnya matahari diufuk barat dan terlihatnya hilal bulan baru, menandakan proses perpindahan bulan hijriyah terjadi.
Komisi Rukyat dan Falakiyah (KRF) Dewan Syari’ah Wahdah Islamiyah melakukan pemantauan hilal bulan Syakban di Gedung QC STIBA lantai 5, kamis (03/03/2022).
“Baca Juga: Bulan Syakban Bulan Yang Terlalaikan“
Komisi Rukyat dan Falakiyah Dewan Syari’ah Wahdah Islamiyah membentuk TRH atau Tim rukyatul hilal dan tersebar dibeberapa titik di Indonesia. Pemantauan hilal 1 syakban kali ini hanya dilakukan oleh enam tim dari 16 TRH yang ada, diantaranya; TRH KRF Dewan Syari’ah di Makassar, TRH KRF DPD Wahdah Pare-Pare, TRH KRF DPD Wahdah Sorong, TRH KRF DPD Wahdah Pangkep, TRH KRF DPD Wahdah Gowa dan TRH KRF DPD Wahdah Jawa Tengah.
Bulan sabit atau hilal 1 Syakban terlihat pada pkl. 18.45 WITA dengan posisi bulan min 5° (derajat) 09 menit 45 detik Bujur Selatan dan 119° (derajat) 30 menit 30 detik Bujur Timur.
Dalam grup WhatsApp TRH, Ust. Sirajuddin Qasim, Lc, selaku Ketua Komisi Rukyat dan Falakiyah Dewan Syari’ah Wahdah Islamiyah menyebutkan dalil dari hadis Nabi sebagai pengingat bahwa pemantauan hilal bulan Syakban adalah sebagai landasan untuk pemantauan hilal bulan Ramadhan satu bulan mendatang.
Nabi shallaahu ‘alayhi wa sallaam bersabda:
“عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ : ” أَحْصُوا هِلَالَ شَعْبَانَ لِرَمَضَانَ
“Hitunglah (dengan teliti) Hilal Syakban untuk (menjaga) Bulan Ramadhan” (Dihasankan oleh al-Tirmidzi dan disahihkan oleh al-Mubarakfuri)
Berkata Ibnu Hajar rahimahullah:
أي اجتهدوا في إحصائه وضبطه بأن تتحروا مطالعه وتتراءوا منازله لأجل أن تكونوا على بصيرة في إدراك هلال رمضان على حقيقة حتى لا يفوتكم منه شيء
“Bersungguh-sungguhlah dalam menghitung dan menentukan (Hilal Syakban) dengan memantau tempat terbit dan peredarannya agar engkau memiliki basirah (landasan pengetahuan) untuk mendapati Hilal Ramadhan yang hakiki sehingga tidak terluput sedikitpun darinya.” (Tuhfatul Ahwadzi)
Kita berdoa kepada Allah, semoga taufik-Nya teruntuk kita semua agar kita bisa mengisi bulan ini dengan banyak beramal sholeh khususnya memperbanyak puasa sunnah.
Diriwayatkan bahwa Sahabat Usamah bin Zaid pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:
وَلَمْ أَرَكَ تَصُومُ مِنْ شَهْرٍ مِنَ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ قَالَ:((ذَاكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ))
Artinya:”Usamah bin Zaid mengatakan: aku tidak pernah melihatmu berpuasa di bulan-bulan (dalam setahun) sebagaimana engkau berpuasa di bulan Syakban? Maka Rasulullah menjawab:”Bulan tersebut (Syakban) adalah bulan yang dilalaikan banyak manusia, (Syakban) adalah bulan diantara Rajab dan Ramadan, ia adalah bulan diangkatnya amalan manusia kepada Rabbul ‘ālamin, dan aku ingin amalanku diangkat dalam keadaan berpuasa”. (HR Ahmad, Abu Dawud dan Nasa’i, dan sanadnya dikuatkan oleh sebagian ulama, diantaranya Al-Mundziri, Ibnu Hajar dan Al-Albani)
Penulis: Absaid
Editor: Syaibani Mujiono