Alhamdulillah, shalawat dan salam kita panjatkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu’alaihiwasallam, beserta keluarga dan para sahabatnya.

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.

Sabar adalah suatu sifat yang sangat mahal, begitu mahal dan sulitnya sehingga muncul ungkapan ‟Sudah habis kesabaran ku”. Tentu saja hal ini sangat tidak benar dan bertentangan dangan apa yang telah digariskan oleh Allah. Kesabaran tidak ada batasnya, namun yang ditekankan adalah bagaimana seseorang dapat melatih dan menahan dirinya dari bisikan-bisikan syeithan laknatullah sehingga ia dapat melewati ujian demi ujian dengan mudah.

Para nabi telah menjadi contoh terbaik dalam kehidupan kita. Kerap kali dalam menjalani dan mengemban tugas sebagai pembawa pesan dari tuhan semesta alam, mereka disakiti, dicaci, diolok, ditentang, dihina, bahkan ada yang hingga dibunuh.  Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam pun tak luput dari berbagai ujian. Mulai dari dilempar batu, ancaman dan upaya pembunuhan, dilempari kotoran, diracun, dan masih banyak lagi ujian berat lainnya.

“Dari Sa’id bin Abi Waqqash Radhiyallahu anhu, dia berkata. ‘Aku pernah bertanya : Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling keras cobaannya ?. Beliau menjawab. Para nabi, kemudian orang pilihan dan orang pilihan lagi. Maka seseorang akan diuji menurut agamanya. Apabila agamanya merupakan (agama) yang kuat, maka cobaannya juga berat. Dan, apabila di dalam agamanya ada kelemahan, maka dia akan diuji menurut agamanya. Tidaklah cobaan menyusahkan seorang hamba sehingga ia meninggalkannya berjalan di atas bumi dan tidak ada satu kesalahan pun pada dirinya”. (Isnadnya shahih,ditakhrij At-Tirmidzy, hadits nomor 1509, Ibnu Majah, hadits nomor 4023, Ad-Darimy 2/320, Ahmad 1/172)

Dalam hadist lain disebutkan,

“Dari Abu Sa’id Al-Khudry Radhiyallahu anhu, dia berkata. ‘Aku memasuki tempat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan beliau sedang demam. Lalu kuletakkan tanganku di badan beliau. Maka aku merasakan panas ditanganku di atas selimut. Lalu aku berkata.’Wahai Rasulullah, alangkah kerasnya sakit ini pada dirimi’. Beliau berkata :’Begitulah kami (para nabi). Cobaan dilipatkan kepada kami dan pahala juga ditingkatkan bagi kami’. Aku bertanya.’Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berat cobaannya ?. Beliau menjawab. ‘Para nabi. Aku bertanya. ‘Wahai Rasulullah, kemudian siapa lagi?. Beliau menjawab.’Kemudian orang-orang shalih. Apabila salah seorang di antara mereka diuji dengan kemiskinan, sampai-sampai salah seorang diantara mereka tidak mendapatkan kecuali (tambalan) mantel yang dia himpun. Dan, apabila salah seorang diantara mereka sungguh merasa senang karena cobaan, sebagaimana salah seorang diantara kamu yang senang karena kemewahan”. (Ditakhrij Ibnu Majah, hadits nomor 4024, Al-Hakim 4/307, di shahihkan Adz-Dzahaby)

Dunia yang fana ini sejatinya bukanlah tempat untuk bersantai-santai dan menikmati hari demi hari yang berlalu. Dunia adalah tempat dimana manusia akan diuji dan ditempa untuk bersabar dalam mengerjakan amal sholeh, dalam menghadapi setiap masalah yang diberikan. Semakin bersabar seseorang, maka akan semakin naik derajat dirinya dan semakin meningkat pula level ujian yang diberikan. Namun bukanlah suatu yang sia-sia. Kesabaran adalah amalan dan sifat yang pelakunya dicintai oleh Allah Ta’ala.

. وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ

“Dan, Allah mencintai orang-orang yang sabar”. (Ali Imran : 146)

Merasa letih, kesal, marah, dan ingin keluar dari setiap masalah, adalah hal yang wajar. Namun hal tersebut bukanlah hal-hal yang harus dihidari, karena hal-hal tersebutlah yang merupakan media untuk mengamalkan kesabaran. Tanpa adanya masalah, seseorang tidak punya peluang untuk mendapatkan pahala dari bersabar.

. وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِينَ صَبَرُوا أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Dan, sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan”. (An-Nahl : 96)

“Dari Ummu Al-Ala’, dia berkata :”Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjenguk-ku tatkala aku sedang sakit, lalu beliau berkata. ‘Gembirakanlah wahai Ummu Al-Ala’. Sesungguhnya sakitnya orang Muslim itu membuat Allah menghilangkan kesalahan-kesalahan, sebagaimana api yang menghilangkan kotoran emas dan perak”. (Isnadnya Shahih, ditakhrij Abu Daud, hadits nomor 3092)

. وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ

 “Dan, orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa”. (Al-Baqarah : 177)

Begitupula dengan bersabar untuk melaksanakan ibadah yakni menjalani segala perintah Allah Subhanahuwata’ala dengan penuh keihkasan karena Allah Ta’ala, dan juga bersabar ketika melakukan kebaikan-kebaikan atau amalan-amalan sholeh lainnya.

. وَالْمَلَائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِم مِّن كُلِّ بَابٍ سَلَامٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ ۚ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ

“Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu, (sambil mengucapkan) :’Salamun ‘alaikum bima shabartum’. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu” (Ar-Ra’d : 23-24)

Semoga Allah meridhoi apa yang kita kerjakan dan menganugerahkan kepada kita semua kesabaran, karena buah dari kesabaran itu adalah pertolongan dari Allah Subhanahuwata’ala. Allah akan membukakan jalan-jalan kemudahan dan jalan keluar untuk setiap masalah yang kita hadapi.

Segala yang benar datangnya dari Allah Subhanahuwata’ala, kekeliruan serta kesalahan datangnya dari diri penulis dan atas gangguan syeithan laknatullah.

Penulis : Ahmad Daud

Artikulli paraprak8 Golongan Manusia yang Dicintai Allah, Pastikan Dirimu Termasuk di Dalamnya
Artikulli tjetërTidak Sempat Puasa Syawal, Bolehkah Menggantinya di Bulan Dzulqa’dah?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini