Hikmah dari kisah Ashhabu al-Kahfi

Date:

Dalam sebuah hadits shahih diriwayatkan oleh Al-Hakim Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الكَهْفِ فِيْ يَوْمِ الجُمْعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ مَا بَيْنَ الجُمْعَتَيْنِ
“Siapa yang membaca surat al-Kahfi pada hari Jum’at, cahaya akan meneraginya di antara dua jum’at.” (HR. Al-Hakim)

Surat al-Kahfi terdiri 110 ayat. Di awal-awal surat ini Allah menegaskan fungsi dan kedudukkan Al-Qur’an,

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَىٰ عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجًا ۜ * قَيِّمًا لِيُنْذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا مِنْ لَدُنْهُ وَيُبَشِّرَ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا حَسَنًا * مَاكِثِينَ فِيهِ أَبَدًا * وَيُنْذِرَ الَّذِينَ قَالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا * مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ وَلَا لِآبَائِهِمْ ۚ كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ ۚ إِنْ يَقُولُونَ إِلَّا كَذِبًا

Ayat-ayat di atas menegaskan bahwa Al-Qur’an adalah sumber kebenaran, petunjuk yang lurus dan pemberi kabar gembira. Kandungannya tidak bengkok dan tidak menyimpang, karena itulah kisah yang diangkat di dalam surat al-kahfi adalah kisah kebenaran, berisi petunjuk dan hikmah, serta kabar gembira bagi orang-orang yang berakal yang mau mengambil pelajaran.

Kisah pertama adalah kisah Ashabul Kahfi yang berarti para penghuni gua. Kisah ini dimulai pada ayat ke-9 sampai ke-26. Akan tetapi inti kisah ini terdapat di ayat 13 dan 14,

نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُمْ بِالْحَقِّ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى. وَرَبَطْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ إِذْ قَامُوا فَقَالُوا رَبُّنَا رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ لَنْ نَدْعُوَ مِنْ دُونِهِ إِلَهًا لَقَدْ قُلْنَا إِذًا شَطَطًا.
“Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk. Dan Kami meneguhkan hati mereka diwaktu mereka berdiri, lalu mereka pun berkata, “Tuhan Kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; Kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, Sesungguhnya Kami kalau demikian telah mengucapkan Perkataan yang Amat jauh dari kebenaran.” (QS. Al-Kahfi : 13-14)

Ashhabu al-kahfi artinya para penghuni gua, mereka adalah fityah (para pemuda) yang beriman. Berdasarkan ayat 22 surat ini, dugaan terkuat para ulama adalah bahwasanya jumlah mereka adalah 7 orang,

سَيَقُولُونَ ثَلَاثَةٌ رَابِعُهُمْ كَلْبُهُمْ وَيَقُولُونَ خَمْسَةٌ سَادِسُهُمْ كَلْبُهُمْ رَجْمًا بِالْغَيْبِ ۖ وَيَقُولُونَ سَبْعَةٌ وَثَامِنُهُمْ كَلْبُهُمْ ۚ قُلْ رَبِّي أَعْلَمُ بِعِدَّتِهِمْ مَا يَعْلَمُهُمْ إِلَّا قَلِيلٌ ۗ فَلَا تُمَارِ فِيهِمْ إِلَّا مِرَاءً ظَاهِرًا وَلَا تَسْتَفْتِ فِيهِمْ مِنْهُمْ أَحَدًا

Fityah adalah jamak dari fata. Di dalam kamus-kamus Arab, kata fatwa memiliki korelasi makna yang kuat karena dibentuk dari kata fata. Kalau fatwa bertujuan untuk memberi keputusan hukum atas setiap permasalahan keagamaan yang dihadapi oleh umat Islam, termasuk masalah yang bersifat kontenporer, maka fata (pemuda) adalah mereka yang siap menyuarakan kebenaran, dan menjawab setiap tantangan-tantangan zaman demi menjaga kemurnian Islam tanpa ada rasa takut dan khawatir memperjuangkannya.

Fata adalah mereka yang teramat sadar bahwa masa muda adalah masa berkumpulnya dua kekuatan, kekuatan fikriyah (pemikiran) dan jasadiyah (fisik). Sehingga alangka naif dan bodohnya mereka yang mengaku sebagai pemuda, bila dua potensi ini diabaikan dan dibiarkan berlalu tanpa tujuan dan makna berarti. Lihatlah ashhaabu al-kahfi, sebelum mereka mengasingkan diri ke gua demi menjaga dan mempertahankan aqidahnya, mereka dengan dua kekuatan itu, berani menyuarakan kebenaran dan menegakkan kalimat tauhid sekalipun konsekuensinya harus berhadapan dengan kekejaman dan kelaliman penguasa kala itu. Ringkasnya, pelajaran penting dari kisah pemuda gua ini adalah nilai kepemudaan dan Iman. Bahwa kepemudaan harus dikaitkan dengan iman, karena akan menjadi sia-sia, tak berarti, tanpa adanya iman yang membingkai dua kekuatan yang ada pada masa muda.

Saya berdoa kepada Allah semoga kita sebagai pemuda Islam diberi Kekuatan dan keberanian masa Muda yaitu perpaduan antara kekuatan ruhani, akal dan jasmani.

Oleh : Samsul Basri, S.Si, M.E.I

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share post:

Subscribe

spot_img

Popular

More like this
Related

Wahdah Islamiyah Papua Barat Gelar Bekam Gratis, Jamaah Sambut dengan Antusias

MANOKWARI, wahdah.or.id — Dewan Pengurus Wilayah Wahdah Islamiyah (DPW...

Perkuat Kaderisasi Luar Negeri, Bidang I Gelar Liqa Maftuh Bersama DPLN Wahdah Arab Saudi

ARAB SAUDI, wahdah.or.id — Dewan Perwakilan Luar Negeri (DPLN)...

MUI Bahas Boikot dan Dampaknya, Ust. Zaitun: Masalah yang Kita Hadapi Sekarang adalah Persoalan Kemanusiaan

JAKARTA, wahdah.or.id - Fatwa boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi...