Array

Hikmah Angkot

Date:

Hikmah dari Atas Angkot

Hari telah menjelang petang ketika aku baru pulang dari berkunjung ke rumah teman jauh di pinggiran kota. Cuaca cerah, semburat kuning keemasan menyeruak di sela pepohonan dan bangunan pemukiman di sepanjang perjalanan.
Masya Allah, maha besar Allah yang telah menciptakan kehidupan bagi manusia. Tak putus aku memandang menembus kaca pete-pete yang membawaku ke kawasan Toddopuli. Suara azan maghrib menghentakkan renungku dan menyadarkanku bahwa aku beluim akan sampai saat azan selesai. Kembali aku melayangkan pandangan ke luar jendela pete-pete. Anak-anak kecil berlarian dengan riangnya. Betapa aku teringat senangnya menjadi anak kecil. Pasti tak terlintas dibenaknya tentang sulitnya hidup ini. Ibu-ibu, bapak-bapak, besar kecil, tua muda asyik bercengkerama. Subhanallah, ketika pete-pete yang ku tumpangi melintasi sebuah mesjid, aku mendapati suatu pemandangan yang begitu indah, banyak puluhan orang menuju ke mesjid, sesaf, dua shaf, bukan, bukan, tiga shaf, em …, masya Allah. Inikah pemandangan syurga itu, pemandangan dimana hanya orang-orang beriman saja yang akan merasakan kedekatan bersama dengan Rabbnya. Tak sengaja mataku tertumbuk pada sesosok anak muda, lima belasan mungkin, tak mau ketinggalan bergabung bersama teman-temannya menuju masjid, berjamaah. Aku lalu teringat pada hadis yang mengatakan bahwa pada akhir zaman nanti dimana hari akhirat telah akan tiba, maka sudah tidak akan ada lagi orang-orang beriman yang berarti tidak akan ada lagi orang-orang yang akan pergi ke mesjid untuk shalat. Alhamdulillah, ternyata kenyataan mengenai sedikitnya orang-orang yang tergerak hatinya untuk kembali pada ajaran dien-Nya, masih dapat tertutupi dengan masih banyaknya orang yang masih mau untuk shalat berjamaah di mesjid. Sementara tak jauh dari taman syurga itu berkumpulan segerombolan anak muda, ada yang gondrongm bahkan tak kurang yang berambut cepak duduk-duduk di bibir gang entah m,enunggu apa atau melihat-lihat pete-pete yang mondar mandir di depan mereka. Saya kembali teringat suatu hadis yang mengatakan bahwa ada dua kenikmatan yang menipu yang itu kesehatan dan waktu kosong. Apakah mereka tahu tentang hal itu, ataukah mereka tahu tapi bersikap pura-pura tidak tahu.

Aku kembali bertanya dalam hatiku, apa yang telah aku lakukan. Padahal aku sering merasa bahwa apa yang aku lakukan telah cukup banyak untuk dien ini. Tapi, kenyataannya, dakwa itu belum menyentuh mereka, anak-anak muda itu, tukang-tukang becak itu, orang-orang itu, anak-anak itu.
Pete-pete yang membawaku terus melaju ke Toddopuli, melewati jalanan yang berkelok-kelok dan tak mulus oleh galian-galian PAM, telepon listrik atau entah apa lagi. Lagi-lagi aku teringat, ketika kemarin Presiden Gus Dur mengumumkan penundaan kenaikan tarif BBM. Sulit ternyata menjadi pemimpin. Jangankan kita yang masih bergerak dalam suatu organisasi dakwah kampus, presiden yang bertanggung jawab atas organisasi negara, tentu akan lebih pusing lagi. Dan kini, ujung-ujungnya seperti yang sekarang saya lihat, banyak galian di mana-mana yang berakibat lalu lintas terhambat, yang berdampak pada keterlambatan untuk melaksanakan aktifitas, yang berakhir pada penundaan penyelesaian kegiatan sesuai yang telah dijadwalkan. Ini kan berarti semakin banyak ongkos yang akan dihabiskan karena bagi supir angkot itu berarti semakin banyak bahan bakar yang akan dihabiskannya. Dan seterusnya-seterusnya. Wah, wah, masya Allah, Maha Besar Allah yang telah menciptakan kehidupan ini dengan semua masalahnya.

Secara sepintas mataku mengamati penumpang di sekelilingku. Mata-mata sayu karena capai bekerja, pakaian kusut, ada yang berpenampilan segar seperti hendak ke acara penting, ada yang penuh genggamannya dengan tumpukan diktat kuliah, dan sopir yang kelihatan capai namun tekun dengan kemudinya. Apa ya yang akan dilakukan mereka sesampainya di tujuannya. Bapak yang capai tadi mungkin akan duduk dulu sambil menikmati the sore, atau Nyonya yang tampil trendi tadi mungkin akan segera berbaur dalam acara sorak morai. Maha Besar Allah, yang telah menciptakan manusia dengan skenarionya sendiri-sendiri.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share post:

Subscribe

spot_img

Popular

More like this
Related

Buka Dapur Umum di Gaza Palestina, Ribuan Porsi Makanan Siap Saji Didistribusikan Se Khan Yunis

GAZA, wahdah.or.id – Momen gencatan senjata selama sepekan dimanfaatkan...

Ustadz Yusran Anshar Sebut Dakwah dan Tarbiyah Adalah Jihad yang Utama Sekarang

MAKASSAR, wahdah.or.id - Ketua Dewan Syariah Wahdah Islamiyah Ustaz...

Wahdah Islamiyah Ajak Kader Ikut Atasi Masalah Lingkungan dengan Menanam Pohon

MAKASSAR, wahdah.or.id - Musyawarah Kerja Nasional XVI Wahdah Islamiyah...

Hadiri Mukernas XVI Wahdah Islamiyah, Prof Waryono Dorong LAZ Lebih Optimal dalam Gerakan Zakat dan Wakaf

MAKASSAR, wahdah.or.id – Prof Waryono Abdul Ghafur, selaku Direktur...