Sejatinya hidup di dunia adalah suatu kefanaan dan penuh dengan tipu daya. Manusia kerap kali terjatuh bahkan tak mampu keluar dari jerat-jerat kehinaan yang dipasang oleh setan laknatullah. Dosa-dosa besar seperti syirik dan maksiat dapat mencegah manusia dari kebahagiaan kehidupan baik di dunia maupun di akhirat. Manusia terlena hingga tak sadarkan diri bahwa ia sedang berada dibawah pengaruh kejahatan setan.
Namun tidak ada yang dapat membatasi seseorang dari bertobat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Selagi jasad masih dikandung badan dan matahari masih terbit di tempat terbitnya, maka pintu tobat Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang akan terus terbuka. Bahkan sebaik baiknya orang yang berbuat dosa adalah ia yang segera bertobat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
“Seluruh anak Adam berdosa, dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang bertobat” (HR Ibnu Maajah no 4241, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani)
Dalam hadits qudsi, Allah berfirman,
يا عبادي! إنَّكم تُخطئون بالليل والنهار، وأنا أغفرُ الذنوبَ جميعاً، فاستغفروني أغفرْ لكم
“Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya kalian berdosa siang dan malam, dan Aku maha mengampuni dosa, maka mintalah ampunan kepadaKu niscaya Aku akan mengampuni kalian” (HR Muslim)
Syaikh Al-Albani rahimahullah berkata :
كل إنسان يخطئ، ولا مجال [للبراءة] من الخطأ؛ لأن الله عز وجل حينما خلق ملائكة وخلق بشراً فقد قدر على هؤلاء البشر أن يخطئوا رغم أنوفهم… لا يمكن أن يتخلص، لماذا؟ لأنه إنسان ليس مَلَكاً
“Semua manusia bersalah, ia tidak bisa berlepas diri dari kesalahan, karena Allah tatkala menciptakan malaikat dan menciptakan manusia, maka Allah telah menggariskan terhadap manusia bahwasanya mereka bersalah, bagaimanapun juga…, seorang manusia tidak akan terlepaskan dari dosa, kenapa?, karena ia seorang manusia dan bukan malaikat” (Maussu’ah Al-Albaani fi al-‘Aqiidah 2/156)
Allah Subhanahuwata’ala menciptakan hambanya memiliki sifat cenderung melakukan dosa karena ada keutamaan yang sangat Allah cintai dan nantikan yaitu bertaubatnya dan kembalinya sang hamba kepada Allah.
Dan tidak dipungkiri Allah sangat gembira apabila seorang hamba bertaubat dan berusaha memperbaiki kesalahan-kesalahannya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لله أشد فرحا بتوبة عبده حين يتوب إليه من أحدكم كان على راحلته بأرض فلاة فانفلتت منه وعليها طعامه وشرابه فأيس منها فأتى شجرة فاضطجع في ظلها قد أيس من راحلته فبينا هو كذلك إذا هو بها قائمة عنده فأخذ بخطامها ثم قال من شدة الفرح اللهم أنت عبدي وأنا ربك أخطأ من شدة الفرح
“Sungguh Allah lebih bergembira dengan taubat hambaNya tatkala bertaubat kepadaNya, daripada gembiranya salah seorang dari kalian yang bersama tunggangannya di padang pasir tiba-tiba tunggangannya tersebut hilang, padahal makanan dan minuman (perbekalan safarnya) berada di tunggangannya tersebut. Ia pun telah putus asa dari tunggangannya tersebut, lalu iapun mendatangi sebuah pohon lalu berbaring dibawah pohon tersebut (menunggu ajal menjemputnya-pen). Tatkala ia sedang demikian tiba-tiba tunggangannya muncul kembali dan masih ada perbekalannya, maka iapun segera memegang tali kekang tunggangannya, lalu ia berkata karena sangat gembiranya, “Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah hambaku dan aku adalah tuhanmu” Ia salah berucap karena sangat gembiranya” (HR Muslim 2747)
Bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan penegasan bahwa diantara tujuan penciptaan manusia adalah Allah menjadikan mereka makhluk yang pasti berdosa sehingga mereka melakukan pertaubatan, beliau berkata:
وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَوْ لَمْ تُذْنِبُوا لَذَهَبَ اللَّهُ بِكُمْ وَلَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُونَ فَيَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ فَيَغْفِرُ لَهُمْ
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, kalau kalian tidak berdosa maka Allah akan menjadikan kalian sirna, lalu Allah akan mendatangkan suatu kaum yg mereka berdosa lalu mereka bertaubat kepada Allah lalu Allah mengampuni mereka” (HR Muslim no 7141)
Bertaubat kepada Allah dengan meninggalkan segala bentuk larangan-Nya dan mengerjakan segala perintah-Nya dapat menghantarkan seseorang kepada kebahagiaan dan kesuksesan di dunia maupun di akhirat kelak. Karena sejatinya apabila seorang hamba telah berusaha mendapatkan ksih sayang dari Allah ta’ala maka tak khayal bahwa Allah akan membukakan segala pintu kemudahan bagi kehidupannya, perkerjaannya, dan seluruh aspek lika liku kehidupannya.
Maka langkah awal terbaik untuk menenangkan hati dan fikiran, memperbaiki segala urusan agar berjalan dengan lancar, dan berusaha untuk mendapatkan peluang masuk ke dalam surga adalah dengan bertaubat kepada Allah dengan taubat nasuha, apa itu taubat nasuha ?
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).” (QS. At-Tahrim [66]: 8).
Sekian tulisan kali ini jangan lupa terus update tulisan-tulisan yang lain dan share ke sanak keluarga dan teman-teman agar dapat menjadi amal kebaikan bersama. Barakallahufiikum
Ahmad Daud