Bunyi sirene bersahutan sesaat bel istirahat pukul 09.45 berbunyi, murid-murid SD Wahdah Islamiyah 01 melongo ke jendela dan saling berpandangan. Dua mobil pemadam kebakaran parkir di depan dan di halaman sekolah, yang bertempat di Jln.Baruga Raya No. 12B, Antang, Makassar ini.
Melalui pengeras suara sekolah terdengar agar murid dan guru tidak panik dan tetap sabar mendengar arahan, lebih dari 1000 murid dievakuasi satu persatu ke lapangan dengan didampingi guru masing-masing.
Terlihat di lantai 3, Pak Arman guru olahraga dengan bantuan satu petugas pemadam bergelantungan, setelah itu dilanjutkan Mundzir bin Roni murid kelas 6 dievakuasi dengan cara yang sama.
Bukan karena kebakaran. SDIT Wahdah Islamiyah 01, melalui Persatuan Orang Tua Murid (POM) sengaja mengundang Dinas Kebakaran Kota Makassar untuk mengadakan Pelatihan Penanggulangan Bencana Kebakaran, pada hari Selasa 31 Oktober 2017.
Pak Irham petugas pemadam kemudian menjelaskan bahwa tugas pemadam bukan cuman untuk memadamkan api saja, namun juga untuk membantu menyelamatkan orang yang membutuhkan pertolongan. “Jangankan manusia kucing pun harus ditolong jika sedang ada kebakaran”, kisah Pak Irham dikelilingi oleh murid-murid di lapangan.
Setelah pengarahan pentingnya kemanusiaan, petugas pemadam yang berjumlah 3 orang, dua orang memegang selang semprot. Salah satunya berpakaian pemadam warna orange, lengkap dengan helm. Dengan bercanda seorang petugas mengajukan pertanyaan, “kelompok yang salah harus bersedia disemprot”, tantangya. “Setuju…”, balas murid kompak bersahutan. Akhirnya, semua murid basah tersemprot dari selang yang biasanya menyembur untuk memadamkan api itu.
Fathan murid kelas 4A1 yang katanya bercita-cita jadi pemadam kebakaran yang hafizh Qur’an dengan rona merah di wajahnya terus mengumbar senyumnya yang manis saat berfoto dan berbicara dengan salah satu petugas pemadam, tidak peduli temannya yang lain masih asyik bermain air yang disemprotkan ke arah mereka. Mereka semua bahagia dan bersok sorai agar petugasnya bersedia lagi menyemburkan airnya ke langit yang menyiram segar serasa hujan.
Di Mushallah, ibu-ibu orang tua murid beserta beberapa guru mendengarkan sosialisasi bagaimana kerja pemadam kebakaran dan cara memadamkan api di rumah oleh bapak Andi Muhammad Cakrawala Angkasa S. , S.STP, M.Si Kepala Seksi Pengendalian Operasi Pemadam Kebakaran Makassar.
Pak Cakra menjelaskan bahwa diantara alat untuk memadamkan api yang paling aman adalah Apar yang berisi Powder. “Apar jenis Powder paling aman, karena dapat digunakan untuk kompor yang sedang menyala, aman dari instalasi listrik,” jelasnya. “Namun, kelemahannya dapat bikin kotor,” tambahnya. Menggunakan alat pemadam kebakaran meski tahu tekniknya, dan harus mau mempratekkannya.
Pak Cakra juga membagi tips jika terjadi kebakaran. Caranya, cepat matikan aliran listrik, dan padamkan gunakan air. Jika ada gas yang bocor, jangan membuat hal-hal yang dapat menimbulkan api, seperti memencet sakelar lampu.
Setelah shalat dhuhur, ketika sedang belajar di ruang kelas masing-masing, kembali murid-murid penasaran, api berwarna jingga tinggi menyilaukan di balik pintu kelas. Wajah dengan api tinggi di tengah lapangan, dikelilingi beberapa petugas pemadam kebakaran, guru, dan ibu-ibu. Setelah itu terlihat Ibu POM SD Wahdah satu persatu bergantian praktik memadamkan apinya dengan menggunakan Apar Powder.
Tepat sesaat pukul 14.15 WITA, setelah bel pulang berbunyi, suara sirine kembali terdengar. Dua mobil pemadam kebakaran kota Makassar meninggalkan SDIT Wahdah Islamiyah 01.[]
