1. Syahkah shalat yang diimami (imam rawatib) oleh orang yang beraqidah islam liberal. 2. Betulkah pendapat yang menyatakan bahwa nabi Isa a.s. pernah melaksanakan natal berdasarkan surah Maryam ayat 34.

Jawaban :
(1). Secara umum ajaran Islam Liberal adalah :
a.Menanamkan keraguan pada ajaran Islam dengan dalih bahwa Al-Qur’an dan Sunnah nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam masih memungkinkan untuk diutak atik dan penjelasan para ulama adalah penjelasan yang belum final.
b.Mengajak ummat Islam untuk mengakui kebenaran agama-agama yang datang sebelum Islam dengan dalih toleransi, bahkan mereka mengatakan bahwa semua agama sama dan semua agama akan masuk sorga.

Kedua hal ini merupakan sebab-sebab di antara 10 bahkan lebih sebab-sebab yang mengeluarkan seseorang dari ke-Islamannya (murtad) sadar atau tidak sadar. Maka barangsiapa yang berfaham seperti ini, sungguh dia telah mengelaurkan dirinya dari agama ini.

Akan tetapi perlu diketahui bahwa manhaj Ahlussunnah Wal Jamaah adalah manhaj yang adil, dimana secara ta’yin (perorangan), kita tidak boleh mengatakannya sebagai orang kafir sampai iqamatul hujjah (memberikan nasehat dan penjelasan).

Kesimpulan :
a.Bahwa orang yang berfaham (beraqidah) Islam liberal adalah ahlu bid’ah. Jika telah didatangkan (ditegakkan) hujjah padanya, maka ia adalah kafir.
b.Sholat di belakangnya hukumnya haram.

(2). Sebaiknya orang yang berpendapat demikian, membaca ayat tersebut dengan seksama dengan membaca ayat sebelumnya dari ayat 30 – 32 lalu setelahnya ayat 34.
a. Ayat 30 ; Nabi Isa memberitakan tentang dirinya, bahwa dia adalah seorang nabi yang diberikan kitab
b. Ayat 31-32 ; Nabi Isa memberitakan bahwa beliau hidup dengan keberkahan dimanapun dia berada karena dia senantiasa sholat dan zakat serta berbakti kepada orang tua
c. Ayat 34 ; Allah mengabarkan kepada kita bahwa ‘Isa Alaihissalam adalah nabi yang berkata dengan kebenaran berdasarkan wahyu

Jadi ayat 33 sama sekali tidak menunjukkan bahwa beliau merayakan natal baik ketika lahir, mati ataupun ketika dibangkitkan, bahkan secara logika bagaimana mungkin seorang bayi merayakan natal? Bagaimana mungkin mayat merayakan natal? dan apakah ada upacara natal di hari kiamat?

Kalaupun ‘Isa merayakan natal, maka agama ‘Isa Alaihissalam bukan agama kita tidak pantas mengikutinya.

Rasulullah bersabda : sekiranya Musa Alaihissalam hidup, maka tidak halal baginya kecuali dia harus ikut kepadaku.

Kalau Musa Alaihissalam yang datang sebelum ‘Isa Alaihissalam harus ikut kepada Rasulullah Sallallahu Alihi wa Sallam, maka ‘Isa Alaihissalam pantas untuk ikut kepada nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam

Allahu a’lam bis Shawaab
(oleh : Ust. Irwan Fitri, Lc)

Artikulli paraprakSeminar Polemik Politik Islam Menjelang Pemilu 2004
Artikulli tjetërHukumnya Menikahkan Hamil Di Luar Nikah dan Status Anak

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini