Wahdah.Or.Id — Dalam al qur’an, sejak dulu Allah subhanahu wa ta’ala membuat untuk para hamba-Nya satu perlombaan.
Ya, berlomba untuk mendapatkan posisi terbaik kelak ketika semua kita kembali kepada-Nya.
“Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Qs. Al-Baqarah: 148)
Posisi terbaik bagi hamba adalah ketika ia selamat dari Neraka dan dimasukkan kedalam Surganya Allah.
Para Sahabat Nabi dahulu, semangat mereka dalam meraih posisi tersebut, tak cangung-canggung untuk minta petunjuk dan bertanya langsung kepada Nabi shallaallaahu ‘alayhi wa sallam.
Seperti yang sahabat Nabi ajarkan dalam sejarah yang tertoreh. Sahabat Muadz bin Jabal pernah bertanya tentang amalan apa yang ketika dikerjakan akan memasukkan pelakunya kedalam Surga dan menyelamatkannya dari Neraka.
Dalam Tabligh Akbar bertemakan “Meraih Jannah-Nya dengan Harta” yang dilaksanakan di Kabupaten Sidenreng Rappang, di Masjid Al Furqan Kec. Duapitue, Sabtu (09/11/2024), Ketua Dewan Syariah Wahdah Islamiyah, Ustaz Dr. Muh. Yusran Anshar, Lc., MA saat menyampaikan materinya mengutip hadis Nabi, saat Nabi mendapatkan pertanyaan dari Muadz bin Jabal, ia mengatakan bahwa itu adalah pertanyaan yang sangat hebat.
Harta adalah titipan dan amanah dari Allah. Semua kita dititipi hal yang serupa, hanya saja besarannya yang berbeda. Ada yang diamanahi dengan jumlah besar dan ada yang diamanahi dengan jumlah yang kecil.
Bagaimana kita bisa masuk Surga, adalah pertanyaan pokok yang seharusnya seputar inilah obrolan dan pembahasan seorang Muslim.
Tim Media Dewan Pengurus Pusat (DPP) Wahdah Islamiyah saat hadir langsung pada Tabligh Akbar yang dihelat setelah Asar tersebut merangkum point yang disampaikan oleh Ust. Yusran.
Sebelum ke inti materinya, Ustaz yang memiliki background Ilmu Hadis S1 hingga jenjang Doktor ini menyampaikan ayat tentang “harta adalah ujian” sebagai penarik fokus jama’ah.
“dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anak kamu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar.” (Qs. Al-Anfal: 28)
Ustaz Yusran menyebutkan bahwa beramal dengan harta adalah amalan yang Allah perintahkan sebelum terjadi kiamat kecil dan kiamat besar.
Kiamat kecil adalah kematian. Setiap manusia pasti akan mengalami hal ini. Bahkan mereka yang telah meninggal, berharap kembali hidup dan berkeinginan beramal saleh dengan hartanya. Mereka ingin bersedekah.
“Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh.” (Qs. Al-Munafiqun: 10)
Sedangkan ayat yang mengingatkan tentang beramal dengan harta sebelum kiamat besar, Allah sebutkan pada surah al-Baqarah, ayat: 254.
“Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari ketika tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan dan tidak ada lagi syafaat. Orang-orang kafir itulah orang yang zalim.” (Qs. Al-Baqarah: 254)
Bagaimana masuk Surga dengan harta yang Allah titipkan kepada kita?
Lima point ini menjadi jawaban agar harta yang Allah amanahkan dan titipkan kepada kita bisa menjadi wasilah memasuki Surga-Nya.
Pertama, Membayar Zakat
Kedua, Melaksanakan badah Haji
Ketiga, Menunaikan Hak-Hak Orang Dalam Tanggungan
Keempat, Wakaf harta
Kelima, Jihad dengan Harta
Kita mungkin pernah mendengar, bahwa harta tidak bisa dibawa mati. Benar, secara zhohir, tidak ada yang dikuburkan bersamaan dengan hartanya. Tapi, menjadikan harta sebagai wasilah beramal saleh dengan mengamalkan lima hal tadi, insya Allah harta bisa menjadi jalan masuk Surga-Nya. [*]