عَنْ أبِي أَيُّوبَ الأَنْصَارِيِّ–رَضِيَ اللهُ عَنْهُ-: أَنْ رَسُولَ اللهِ –صلى الله عليه وسلم– قَالَ: “لَا يحلُّ لمسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثِ لَياَلٍ يَلْتْقَيِاَنِ فَيُعْرِضُ هَذَا وَيُعْرِضُ هَذَا وَخَيْرُهُمَا الَّذِي يَبْدَأُ بالسَّلَامِ“.
“Dari Abu Ayyub Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak halal bagi seorang Muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga malam, mereka bertemu yang satu berpaling ke sana dan yang satu berpaling ke sini. Dan yang terbaik diantara mereka adalah yang lebih dahulu mengucapkan salam”. (Muttafaq ‘alaih).
Pelajaran dari Hadits Ini:
-
Haramnya memutuskan hubungan dengan sesama Muslim melebihi tiga hari. Boleh saling hajr (boikot/mendiamkan) hanya tiga hari. Dan saling hajr dianggap selesai dengan mengucapkan dan atau menjawab salam, kecuali jika saling mendiamkan membuat salah satu pihak merasa tersakiti maka tidak cukup dengan sekadar saling mengucapkan salam.
-
Boleh mendiamkan seseorang bila berbicara dengannya mendatangakn cela bagi agama dan mudharat bagi urusan dunia.
-
Keutamaan orang yang memulai salam dan mengakhiri saling boikot dan memutuskan hubungan.
(Diterjemahkan oleh Syamsuddin Al-Munawiy dari Kitab Tuhfatul Kiram Syarh Bulughil Maram, Kitabul Jami’ Bab Al-Birr was-Shilah, halaman: 595-596, karya Syekh. DR. Muhammad Luqman As-Salafi hafidzahullah, terbitan Darud Da’i Lin Nasyri Wat Tauzi’ Riyadh Bekerjasama dengan Pusat Studi Islam Al-Allamah Ibn Baz India).