Halaqah Ahli Shuffah, Potret Sempurna Halaqah Tarbiyah Nabawiyah

Date:

Mengenal Shuffah dan Ahli Shuffah

Shuffah merupakan sebuah tempat yang beratap dan teduh dibagian belakang Masjid Nabawi, dan biasanya dijadikan sebagai tempat bernaung dan bermalam oleh kaum fakir miskin muhajirin yang tidak memiliki rumah.1 Mereka yang tinggal ditempat ini biasa disebut dengan istilah “Ahli Shuffah”.2 Jumlah mereka yang tinggal di Shuffah inipun tak menentu, kadang suatu waktu mereka banyak, dan pada waktu lain berkurang, disebabkan ia hanyalah tempat bernaung sementara para sahabat yang miskin di Madinah. Namun diantara mereka ada yang memang tinggal dalam waktu lama ditempat ini disebabkan ketidak mampuan dari segi ekonomi dan financial untuk membuat rumah pribadi pada saat itu.3

Pada awal-awal hijrah, Shuffah ini merupakan tempat imam dan shaf pertama di Mesjid Nabawi tatkala mereka berqiblat kearah Baitul-Maqdis saat itu. Namun ketika qiblat dialihkan ke Ka’bah pada abad ke 2 H, otomatis shuffah ini tempatnya berubah menjadi bagian masjid paling belakang, bukan lagi diarah qiblat. Sebab itu, Nabi pun memerintahkan para sahabatnya untuk membuatkan tempat ini suatu atap dari dedaunan pohon kurma, sebagai tempat persinggahan kaum miskin yang tidak memiliki tempat tinggal.4 Pada waktu itu Masjid Nabawi belumlah memiliki atap secara utuh, namun pada beberapa bagian saja, yaitu pada bagian qiblat dan bagian Shuffah yang tepat berada dibagian belakang masjid.

Dari Sekedar Tempat Bernaung Hingga Menjadi Sebuah Halaqah Tarbiyah

Seiring perjalanan waktu, ternyata Shuffah ini tidak hanya lagi menjadi tempat singgah dan bernaung, namun lebih dari pada itu, keinginan kuat dari para sahabat yang menghuninya untuk dibina dan diajarkan ilmu-ilmu dan adab-adab islami, menjadikannya sebagai tempat bersejarah, bahkan merubahnya dari sekedar tempat istrahat menjadi sebuah halaqah ilmu-tarbiyah (pembinaan) yang ditarbiyah langsung oleh murabbi paling handal, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, dan bahkan melahirkan banyak kader dan generasi rabbani yang meninggikan kalimat Allah.

Alumni halaqah ini adalah para mujahidin dan duat sejati, sebut saja: Abu Hurairah yang popular dengan riwayat hadisnya yang begitu banyak dari Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, atau Hudzaifah bin Al-Yamman yang banyak menghafal hadis-hadis tentang fitnah, dan penjaga rahasia Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, atau Handzhalah, sahabat yang syahid dalam keadaan junub dan dimandikan oleh para malaikat5.

Pelajaran Tarbawiyah Yang Bisa Dipetik Dari Sirah Halaqah Ahli Al-Shuffah

Halaqah ini merupakan salah satu bentuk tarbiyah jama’iyah yang ditarbiyah langsung oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam. Sebab itu, banyak pelajaran yang bisa kita petik dari keberadaannya dan cara/metode Rasulullah mentarbiyah dan mentransfer ilmu ke halaqah ini. Berikut beberapa poin yang bisa kita jadikan ibrah dan pelajaran, semoga bisa dan semakin menginspirasi perjalanan dakwah dan pengkaderan (tarbiyah) umat islam6:

Pertama: Shuffah, bukan hanya sebagai tempat berkumpul dan istrahat, tapi ia adalah salah satu pusat halaqah tarbiyah jama’iyah yang ada pada zaman Nabi shallallahu’alaihi wasallam. Nabi sendirilah yang turun tangan men-tarbiyah dan membina mereka, bahkan sebagai Nabi yang murabbi, beliau tidak hanya berfungsi sebagai pentransfer ilmu dan Pembina, lebih dari pada itu, beliau seringkali memenuhi kebutuhan hidup mereka. Inilah sifat Murabbi yang Rabbani, yang tidak hanya memberikan solusi ukhrawi, tapi juga solusi duniawi, serta menjadikan kehidupan para mutarabbi dan murid-muridnya sebagai bagian dari kehidupannya. Dalam Kitab Hilyah Al-Awliyaa’ (1/146)7, Abu Nu’aim Al-Ashbahani meriwayatkan dengan sanadnya dari sahabat Thalhah bin ‘Amr radhiyallahu’anhu bahwa ia berkata: “Dahulu, saya termasuk ahli shuffah, saya mendapati seseorang (sahabat) yang selalu membagi pada kami satu mudd kurma yang berasal dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam, lantas dibagi pada setiap dua orang diantara kami”.

Kedua: Pembinaan yang dilakukan tidak hanya berupa transfer ilmu dan pemberian maklumat. Namun lebih dari itu, beliau membina mereka dari berbagai segi kehidupan, mulai pembinaan akhlak, ibadah, tazkiyatunnafs, mudaarasah alquran, sikap zuhud, dan segi-segi lainnya. Sebab, tugas Rasul, bahkan tugas seluruh orang yang menjadi pewaris beliau dan para nabi dan rasul, tidak hanya terbatas pada transfer ilmu dan pemberian maklumat, namun harusnya sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah:

يتلوا عليهم ءايته ويزكيهم ويعلمهم الكتب والحكمة وان كانوا من قبل لفي ضلل مبين

Artinya: membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (as-sunah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS al-Jumu’ah: 2)

Pembinaan seperti ini begitu sangat kental dizaman Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, dan merupakan tugas utama beliau. Namun, perhatian beliau terhadap halaqah Ahli shuffah ini begitu besar, sehingga beliau rela hidup berdampingan dengan mereka untuk membina dan mengkader. Hal inilah yang membuat Abu Hurairah, dan sahabat lainnya dari kalangan Ahli Shuffah untuk terus tinggal disana demi mendapatkan pembinaan dan pengajaran langsung dari Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, sebab itu tak aneh bila Abu Hurairah radhiyallahu’anhu menjadi sahabat yang paling banyak mengisahkan sabda dan keseharian Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam.

Ketiga: Besarnya perhatian Rasul terhadap Halaqah Ahli Shuffah. Ini tergambarkan dari terobosan beliau dalam menjadikan seorang sahabat sebagai asisten beliau dalam tarbiyah dan pembinaan Ahli Shuffah. Beliau seringkali mewakilkan sahabat lain untuk mengajar dan membina mereka, sebagaimana yang diutarakan sendiri oleh sahabat Ubadah bin Shamit radhiyallahu’anhu dalam HR Ahmad (Al-Musnad: 5/315) : “Saya dulu mengajarkan Ahli Shuffah cara menulis, dan membaca Al-Quran”.

Ini menunjukkan bahwa perhatian beliau terhadap pendidikan dan pembinaan mereka sangatlah besar, sampai-sampai menyuruh sahabat lain untuk mengajar dan mendidik mereka tentang perkara dan skill penting yang dibutuhkan oleh seorang muslim, utamanya pada perkara yang beliau sendiri sebagai Nabi yang Ummiy, tidak menguasainya yaitu perkara membaca dan menulis.

Petunjuk ini, mengisyaratkan teknis lain dalam bentuk tarbiyah dan pembinaan, bahwasanya tidak mengapa bagi sesama anggota tarbiyah, atau sesama teman semajelis ilmu untuk saling mangajar dan berbagi pengalaman selama hal tersebut untuk tujuan kebaikan, tentunya, hal ini tidak mungkin terlaksana dengan baik kecuali setelah menghilangkan adanya hasad, dan dengki, serta sikap lapang dada dalam mengambil ilmu, atau menerima kritikan dari teman sepembinaan atau semajelis ilmu. Bahkan inilah diantara tujuan utama tarbiyah jama’iyah dan pembinaan kolektif, yaitu menumbuhkan sikap lapang dada dan keterbukaan dalam menerima ilmu, kritik, bahkan kesalahan orang lain seraya memberikan nasehat yang hikmah bila hal yang terakhir ini terjadi.

Selain itu juga menunjukkan, bahwa seorang ustadz/murabbi hendaknya tidak sok tahu dengan segala ilmu, apabila ia tidak menguasai ilmu tertentu hendaknya menghadirkan orang lain yang lebih menguasainya. Sebagaimana perbuatan Rasul diatas yang mewakilkan ilmu menulis dan membaca pada Ubadah.

Keempat: Ahli Shuffah, tidak semuanya berasal dari sahabat yang hijrah, dan muslim baru (muallaf). Keistimewaan Ahli Shuffah yang disebutkan diatas, menjadikan orang-orang Anshar yang merupakan penduduk asli Madinah,ikut tinggal di Shuffah dan berkumpul dalam Halaqah Ahli Shuffah, padahal mereka memiliki rumah tempat tinggal dan keluarga di Madinah, diantaranya Ka’ab bin Malik, Handzhalah bin ‘Amir dll.8 Sehingga tak jarang kita dapati para sahabat penduduk asli madinah (kaum anshar) merupakan alumni dari halaqah yang berkah ini.

Kelima: Halaqah Tarbiyah diatas Manhaj Nubuwah (metode kenabian) ini menghasilkan alumni-alumni handal yang menjadi pejuang dan pahlawan umat islam baik dalam kancah Jihad dan Qitaal seperti Handzhalah (yang syahid dalam keadaan junub), Abdullah Dzul-Bajaadain (yang mati syahid di Tabuk), ataupun dalam bidang ilmu fiqh, dan periwayatan hadis seperti Abu Hurairah, Hudzaifah bin Al-Yamman, dll. 9

Akhir Kalam

Betapa banyak petunjuk dan keteladanan yang diperlihatkan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam dalam Sirah dan perjalanan hidup beliau, khususnya yang berkaitan dengan tarbiyah dan pembinaan iman, dan akhlak para sahabat beliau. Olehnya itu, seorang muslim hendaknya ketika membaca Sirah Nabawiyah bukan sekedar sebagai kisah yang fenomenal, namun harusnya bisa mengambil ibrah dan memetik pelajaran dan keteladanan darinya, tidak hanya ibrah dan pelajaran dari segi ilmu, dan kesabaran, namun juga dalam metode perjuangan, pembinaan dan tarbiyah, dan hal terakhir inilah yang seringkali luput dari para pembaca bahkan pengajar Sirah Nabawiyah. Wallaahu a’lam.

1 .Lihat: Masyaariq Al-Anwaar, Al-Qadhi ‘Iyaadh, : 2/55.

2 .idem, dan lihat pula: Al-Nihayah Fi Gharib Al-Hadits, Ibn Al-Atsir : 3/37, dan Al-Qamus Al-Muhith, Al-Fairuz Aabaadi: hal.828

3 .Taj Al-‘Arus, Murtadha Al-Zabidi : 24/26.

4 .Al-Mujtama’ Al-Madaniy Fi ‘Ahdi Al-Nubuwwah: Akram Dhiyaa Al-‘Umari: hal.90.

5 .idem, hal.96-97.

6 .Poin-poin faedah ini disadur dari kitab Al-Tarbiyah Al-jama’iyah, Naayif Al-Qurasyi: hal.55-58.

7 .Dan lihat pula: Al-Mujtama’ Al-Madaniy Fi ‘Ahdi Al-Nubuwwah: Akram Dhiyaa Al-‘Umari: hal.99.

8 . Al-Sirah Al-Nabawiyah Tarbiayah Ummah wa Binaa Daulah, Shalih Al-Syami: hal.181

9 . Al-Mujtama’ Al-Madaniy Fi ‘Ahdi Al-Nubuwwah: Akram Dhiyaa Al-‘Umari , hal.96-97.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share post:

Subscribe

spot_img

Popular

More like this
Related

Tutup Mukernas XVII Wahdah Islamiyah, Ustaz Zaitun Rasmin: Terima Kasih Bapak Prabowo Kami Doakan Bapak Sehat Selalu

MAKASSAR, wahdah.or.id - Mukernas ke-XVII Wahdah Islamiyah yang digelar...

Pendidikan Karakter Membangun Generasi Emas 2045: Komitmen Wahdah Islamiyah Mendukung Program Mendikdasmen RI

MAKASSAR, wahdah.or.id - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik...

Ketua Komisi 7 DPR-RI Ajak Wahdah Islamiyah Aktif di Politik untuk Kesejahteraan Umat

MAKASSAR, wahdah.or.id - Ketua Komisi & Dewan Perwakilan Rakyat...

Wahdah Islamiyah Perluas Jangkauan Dakwah di 253 Daerah Indonesia dan 5 Negara Di Dunia

MAKASSAR, wahdah.or.id - Wahdah Islamiyah, organisasi dakwah yang terus...