“Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasulnya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah  Subhanahu Wa ta’ala mereka itulah orang-orang yang benar. (Terj. QS. Al-Hujurat: 15).

Seorang pejuang adalah orang yang mengeluarkan seluruh yang dimilikinya untuk memperjuangkan agama Allah Azza wa Jalla.

Lalu, Apa yang mereka perjuangkan?

Yang mereka perjuangkan adalah  kalimat La Ilaha Illallah sehingga kalimat Allah azza wa jalla menjadi eksis. Mereka memperjuangkan nilai Islam sehingga dikenal oleh manusia secara menyeluruh.

Pada hakikatnya semua aktivitas dalam memperjuangkan Islam adalah  jihad. Allah berfirman dalam (Q.S. Yusuf: 108)

“Katakanlah Muhammad inilah jalanku aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak kamu kepada Allah dengan yakin, maha suci Allah dan aku tidak termasuk orang-orang musyrik“.

Ketika hari ini orang-orang berbangga dengan pengakuan bahwa “Mereka adalah (pejuang) kapitalisme, liberalisme, komunisme”, maka kitapun harus berbangga bahwa kita adalah pejuang Islam dan siap berjuang di dalamnya.

Jalan hidup Rasulullah adalah dakwah. Kita sebagai pengikut Rasulullah tentunya mengikuti  jalan Dakwah ini.  Hidup memperjuangkan Islam untuk  menyeluruh.    Perjuangan kita saat ini yaitu perjuangan yang  mengharuskan kita untuk berkorban.

Perjuangan Mengharuskan Pengorbanan

Perjuangan mengharuskan pengorbanan tanpa pengorbanan maka tidak ada jihad di dalamnya. Syarat dari sebuah perjuangan adalah lahirnya  kesulitan.  Mengeluarkan seluruh potensi kita, mengeluarkan seluruh kekuatan kita baik berupa perkataan maupun perbuatan.

Karena hakikat berjuang adalah menggunakan seluruh potensi. Kadangkala ketika materi telah membersamai kita maka kendorlah cara berjuang kita dengan jiwa. Sebaiknya  kita tidak seperti itu, tapi mari kita berjuang dengan harta dan jiwa kita. Mari kita lebih baik dari sebelumnya, bertahan dan semakin memperbaiki diri. Beriman dengan benar, menjual diri kita dengan dakwah.  Maka teruslah berkorban agar kita mampu meraih nafsu Mutmainnah. []

Bantaeng 11 Oktober 2020

Sumber: Transkrip Ceramah Ustadz Saiful Yusuf, Lc, MA pada Tabligh Akbar Virtual pada Ahad (11/10/2020)

Artikulli paraprakTEMPAT PERHENTIAN ITU ADA DAN PASTI – Khutbah Jum’at
Artikulli tjetërApa Hukumnya Belajar Ilmu Kedokteran?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini