Hadits Kedua Arbain (Bag.6)

Berikut ini lanjutan penjelasan hadits kedua Arbain:

æóãóáÇóÆößóÊöåö  

(2 Iman kepada Malaikat, 

Malaikat adalah alam ghaib, makhluk, dan hamba Allah Subhaanahu Wa Ta’ala. Allah menciptakannya dari cahaya serta memberikan kekuatan yang sempurna serta kekuatan untuk melaksanakan ketaatan namun Malaikat sama sekali tidak memiliki keistimewaan rububiyah dan uluhiyah
Allah  menjadikan mereka sebagai utusan sebagaimana firman- Nya dalam Qs 35 : 1 :
ÇáúÍóãúÏõ áöáøóåö ÝóÇØöÑö ÇáÓøóãóæóÇÊö æóÇáúÃóÑúÖö ÌóÇÚöáö ÇáúãóáóÇÆößóÉö ÑõÓõáðÇ Ãõæáöí ÃóÌúäöÍóÉò ãóËúäóì æóËõáóÇËó æóÑõÈóÇÚó íóÒöíÏõ Ýöí ÇáúÎóáúÞö ãóÇ íóÔóÇÁõ Åöäøó Çááøóåó Úóáóì ßõáøö ÔóíúÁò ÞóÏöíÑñ  ÝÇØÑ:1

Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Malaikat berjumlah banyak, dan tidak ada yang dapat menghitungnya, kecuali Allah.

Allah Subhaanahu Wa Ta’ala firman :

æóãóÇ íóÚúáóãõ ÌõäõæÏó ÑóÈøößó ÅöáøóÇ åõæó

Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri.  (QS. Al Muddatstsir :31)

Dalam hadits Bukhari dan Muslim terdapat hadits dari Anas Radhiyallahu ‘Anhu tang kisah mi’raj bahwa Allah telah memperlihatkan Al-Baitul Ma’mur yang ada di langit kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam amnya terdapat 70.000 Malaikat yang setiap hari melakukan shalat. Siapapun yang keluar dari tempat itu, tidak kembali lagi.

Kita juga tidak boleh memusuhi malaikat, sebagaimana firman Allah :

ãóäú ßóÇäó ÚóÏõæøðÇ áöáøóåö æóãóáóÇÆößóÊöåö æóÑõÓõáöåö æóÌöÈúÑöíáó æóãöíßóÇáó ÝóÅöäøó Çááøóåó ÚóÏõæøñ áöáúßóÇÝöÑöíäó


Barangsiapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir. ( Qs Al Baqarah : 98 )
Ayat ini menjelaskan tentang kafirnya orang yang memusuhi malaikat.

Iman kepada malaikat dengan dua cara :

1)  Iman secara mujmal (global) bahwa ada malaikat yang diciptakan  tanpa mengetahui tugas dan nama mereka secara terperinci dan jumlahnya tidak diketahui secara pasti.
2)  Iman  secara mufashshal (rinci) bahwa ada beberapa malaikat yang dikenali tugas, sifat dan nama-namanya karena disebutkan dalam Al-Qur’an maupun hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam

Iman kepada Malaikat mengandung empat perkara :

1. Mengimani wujud keberadaan mereka.

2. Mengimani mereka yang kita kenali nama-namanya; seperti Jibril, Mikail, Israfil dan juga terhadap nama-nama Malaikat yang tidak kita kenal.

3. Mengimani sifat-sifat mereka yang kita kenali, antara lain :

a.  Mempunyai sayap

ÇáúÍóãúÏõ áöáøóåö ÝóÇØöÑö ÇáÓøóãóæóÇÊö æóÇáúÃóÑúÖö ÌóÇÚöáö ÇáúãóáóÇÆößóÉö ÑõÓõáðÇ Ãõæáöí ÃóÌúäöÍóÉò ãóËúäóì æóËõáóÇËó æóÑõÈóÇÚó íóÒöíÏõ Ýöí ÇáúÎóáúÞö ãóÇ íóÔóÇÁõ Åöäøó Çááøóåó Úóáóì ßõáøö ÔóíúÁò ÞóÏöíÑñ

Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Fathir:1)
Dalam suatu riwayat disebutkan malaikat Jibril Alaihissalam pernah dilihat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam  dalam  wujud asli mempunyai  600 sayap yang menutup ufuk.

b. Mereka bisa berubah-ubah bentuk dan kadang menjelma  seorang lelaki; seperti yang pernah terjadi pada Malaikat Jibril tatkala Allah Subhaanahu Wa Ta’ala mengutusnya kepada Maryam beliau menjelma jadi seorang yang sempurna, juga sebagaimana yang ditunjukkan dalam hadits yang kita bahas ini dan kadang Jibril berwujud seperti sahabat Dihyah Al Kalbi. Demikian halnya dengan para Malaikat yang diutus kepada Nabi Ibrahim dan Luth, mereka menjelma bentuk mejadi lelaki.

c. Mereka tidak pernah menyimpang dari perintah Allah sejak mereka diciptakan, Sebagaimana mereka tidak pernah bermaksiat kepada Allah

íóÇÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÁóÇãóäõæÇ ÞõæÇ ÃóäúÝõÓóßõãú æóÃóåúáöíßõãú äóÇÑðÇ æóÞõæÏõåóÇ ÇáäøóÇÓõ æóÇáúÍöÌóÇÑóÉõ ÚóáóíúåóÇ ãóáóÇÆößóÉñ ÛöáóÇÙñ ÔöÏóÇÏñ áóÇ íóÚúÕõæäó Çááøóåó ãóÇ ÃóãóÑóåõãú æóíóÝúÚóáõæäó ãóÇ íõÄúãóÑõæäó


Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At Tahrim :6)

d. Mereka  senantiasa bertasbih kepada Allah  siang dan malam dan tidak  pernah futur

æóáóåõ ãóäú Ýöí ÇáÓøóãóæóÇÊö æóÇáúÃóÑúÖö æóãóäú ÚöäúÏóåõ áóÇ íóÓúÊóßúÈöÑõæäó Úóäú ÚöÈóÇÏóÊöåö æóáóÇ íóÓúÊóÍúÓöÑõæäó(19)íõÓóÈøöÍõæäó Çááøóíúáó æóÇáäøóåóÇÑó áóÇ íóÝúÊõÑõæäó


Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.(Qs Al-Anbiya :19-20)
e. Malaikat juga merasa tersakiti sebagaimana anak cucu Adam. Maka hendaknya kita memuliakan majelis yang dihadiri oleh para malaikat.

Úóäú ÌóÇÈöÑò ÞóÇáó : ÞÇá ÑóÓõæáõ Çááøóåö  : ãä Ãóßóáó ãöäú åóÐöåö ÇáÔøóÌóÑóÉö ÇáúãõäúÊöäóÉö ÝóáóÇ íóÞúÑóÈóäøó ãóÓúÌöÏóäóÇ ÝóÅöäøó ÇáúãóáóÇÆößóÉó ÊóÃóÐøóì ãöãøóÇ íóÊóÃóÐøóì ãöäúåõ ÇáúÅöäúÓõ


Dari Jabir berkata : Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam  bersabda : "Barang siapa yang memakan dari pohon yang berbeu busuk ini maka jangan sekali-kali dia mendekati masjid kami karena sesungguhnya malaikat tersakiti dengan apa yang menyakiti manusia" (HR. Muslim)

4. Mengimani tugas-tugas yang diperintahkan Allah kepada mereka yang sudah kita ketahui, seperti membaca tasbih, dan menyembah Allah Subhaanahu Wa Ta’ala siang dan malam.

Diantara mereka ada yang mempunyai tugas-tugas tertentu, misalnya :

a. Malaikat Jibril yang dipercayakan menyampaikan wahyu kepada para Nabi dan Rasul.

b.  Malaikat Mikail yang diserahi tugas menurunkan hujan dan tumbuh-tumbhan.

Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman :

ãóäú ßóÇäó ÚóÏõæøðÇ áöáøóåö æóãóáóÇÆößóÊöåö æóÑõÓõáöåö æóÌöÈúÑöíáó æóãöíßóÇáó ÝóÅöäøó Çááøóåó ÚóÏõæøñ áöáúßóÇÝöÑöíäó


Barangsiapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir. (Qs 2:98)
c.  Malaikat Israfil yang diserahi tugas meniup sangkakala di hari kiamat dan kebangkitan makhluk, namanya juga disebutkan dalam hadits berikut:

Úä ÃóÈõí ÓóáóãóÉó Èúä ÚóÈúÏö ÇáÑøóÍúãóäö Èúäö ÚóæúÝò ÞóÇáó ÓóÃóáúÊõ ÚóÇÆöÔóÉó Ãõãøó ÇáúãõÄúãöäöíäó ÈöÃóíøö ÔóíúÁò ßóÇäó äóÈöíøõ Çááøóåö  íóÝúÊóÊöÍõ ÕóáóÇÊóåõ ÅöÐóÇ ÞóÇãó ãöäú Çááøóíúáö¿ ÞóÇáóÊú :ßóÇäó ÅöÐóÇ ÞóÇãó ãöäú Çááøóíúáö ÇÝúÊóÊóÍó ÕóáóÇÊóåõ : Çááøóåõãøó ÑóÈøó ÌóÈúÑóÇÆöíáó æóãöíßóÇÆöíáó æóÅöÓúÑóÇÝöíáó ÝóÇØöÑó ÇáÓøóãóÇæóÇÊö æóÇáúÃóÑúÖö ÚóÇáöãó ÇáúÛóíúÈö æóÇáÔøóåóÇÏóÉö ÃóäúÊó ÊóÍúßõãõ Èóíúäó ÚöÈóÇÏößó ÝöíãóÇ ßóÇäõæÇ Ýöíåö íóÎúÊóáöÝõæäó ÇåúÏöäöí áöãóÇ ÇÎúÊõáöÝó Ýöíåö ãöäú ÇáúÍóÞøö ÈöÅöÐúäößó Åöäøóßó ÊóåúÏöí ãóäú ÊóÔóÇÁõ Åöáóì ÕöÑóÇØò ãõÓúÊóÞöíãò


Dari Abu Salamah bin Abdirrahman bin Auf berkata: Saya bertanya kepada Aisyah Ummul Mu’minin : "Bacaan apa yang pertamakali dibaca oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam  ketika memulai qiyamullail? Beliau menjawab:Adalah beliau  Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam  jika bangun pada waktu malam untuk shalat , beliau memulai shalatnya dengan membaca:"Ya Allah Rabb Jibril,Mikail dan Israfil.Pencipta langit dan bumi Yang Maha Mengetahui gaib dan yang nampak , Engkau yang memutuskan diantara hamba-Mu terhadap apa yang mereka perselisihkan, Tunjukilah aku kepada kebenaran dari apa yang mereka perselisihkan dengan izin-Mu, sesungguhnya Engkau menunjuki siapa yang Engkau inginkan kepada jalan yang lurus" (HR.Muslim)
Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah ÑÍãå Çááå mengatakan dalam kitabnya Zaadul Ma’ad bahwa tiga malaikat tersebut adalah malaikat yang terpilih; telah dikhususkan penyebutan dalam hadits tersebut diantara sekian banyak malaikat yang ada di langit namun hanya mereka yang disebutkan karena kekhususan mereka serta kedekatan mereka kepada Allah; [1] Asy Syaikh Al Utsaimin mengatakan ketiga malaikat ini disebutkan secara khusus karena ketiganya yang membawa kehidupan; Jibril pembawa wahyu yang merupakan sebab kehidupan hati dan roh, Mikail pembawa hujan yang merupakan sebab kehidupan bumi, hewan dan tumbuh-tumbuhan dan Israfil pemilik terompet yang jika dia meniupnya maka dengan izin Allah akan menghidupkan manusia dari kuburan mereka.[2]
d. Malaikat maut yang diserahi tugas mencabut nyawa orang. Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman :

Þõáú íóÊóæóÝøóÇßõãú ãóáóßõ ÇáúãóæúÊö ÇáøóÐöí æõßøöáó Èößõãú Ëõãøó Åöáóì ÑóÈøößõãú ÊõÑúÌóÚõæäó


Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa) mu akan mematikan kamu; kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan. (Qs 32 :11)
adapun  penamaan Malaikat maut dengan Izrail maka tidak ada dalil shohih yang menunjukkannya, nama tersebut hanya terdapat pada kabar- kabar Israiliyat atau dalam hadits dhoif.
e.   Malaikat yang diserahi tugas menjaga neraka, yaitu : Malik

æóäóÇÏóæúÇ íóÇãóÇáößõ áöíóÞúÖö ÚóáóíúäóÇ ÑóÈøõßó ÞóÇáó Åöäøóßõãú ãóÇßöËõæäó


Mereka (Penhuni neraka) berseru: "Hai Malik, biarlah Tuhanmu membunuh kami saja". Dia menjawab: "Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)". (QS. Az Zukhruf : 77)
f.   Para Malaikat yang diserahi tugas yang berkaitan dengan janin dalam rahim, ketika sudah mencapai empat bulan di dalam kandungan, Allah Subhaanahu Wa Ta’ala mengutus Malaikat untuk meniupkan ruh dan menyuruh untuk menulis rezkinya, ajal, amal, derita dan bahagianya.[3]
g.  Para Malaikat yang diserahi tugas menjaga dan menulis semua perbuatan manusia. Setiap orang dijaga oleh dua Malaikat, yang satu pada sisi dari kanan dan yang satunya lagi pada sisi dari kiri. Adapun Rakib dan Atid maka bukan nama tapi sifat malaikat yang menyertai  manusia[4]. Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman :

ãÇó íóáúÝöÙõ ãöäú Þóæúáò ÅöáøóÇ áóÏóíúåö ÑóÞöíÈñ ÚóÊöíÏñ


Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.(QS. Qaaf: 18)
h.   Para Malaikat yang diserahi tugas menanyai mayit. Bila mayit sudah dimasukkan ke dalam kuburnya, maka akan datanglah dua makaikat yang bertanya kepadanya tentang Robbnya, agama dan Nabinya. Namanya Munkar dan Nakir ; ini disebutkan dalam hadits tentang pertanyaan dalam kubur :

Úóäú ÃóÈöí åõÑóíúÑóÉó ÞóÇáó: ÞóÇáó ÑóÓõæáõ Çááøóåö  : ÅöÐóÇ ÞõÈöÑó ÇáúãóíøöÊõ Ãóæú ÞóÇáó ÃóÍóÏõßõãú ÃóÊóÇåõ ãóáóßóÇäö ÃóÓúæóÏóÇäö ÃóÒúÑóÞóÇäö íõÞóÇáõ áöÃóÍóÏöåöãóÇ ÇáúãõäúßóÑõ æóÇáúÂÎóÑõ ÇáäøóßöíÑõ …ÑæÇå ÇáÊÑãÐí


Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu berkata : Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda : "Jika mayyit telah dikuburkan atau salah seorang diantara kalian telah dikuburkan maka dia didatangi oleh dua malaikat yang keduanya hitam dan biru; salah satunya dinamakan Munkar dan yang lainnya Nakir…"(HR. Tirmidzi)
f.  Malaikat yang diserahi tugas menjaga surga, Allah berfirman :

æóÓöíÞó ÇáøóÐöíäó ÇÊøóÞóæúÇ ÑóÈøóåõãú Åöáóì ÇáúÌóäøóÉö ÒõãóÑðÇ ÍóÊøóì ÅöÐóÇ ÌóÇÁõæåóÇ æóÝõÊöÍóÊú ÃóÈúæóÇÈõåóÇ æóÞóÇáó áóåõãú ÎóÒóäóÊõåóÇ ÓóáóÇãñ Úóáóíúßõãú ØöÈúÊõãú ÝóÇÏúÎõáõæåóÇ ÎóÇáöÏöíäó


Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya". (QS. Az Zumar : 73)
Adapun menamakan mereka dengan Ridwan maka hal ini belum kita dapatkan dalil shohih yang menyebutkannya, walaupun ada beberapa  riwayat menurut Ibnu Katsir dalam Kitabnya Al Bidayah wan-Nihayah  namun hal itu belum diketahui derajat   shohihnya.[5]
Faidah :
Para ulama berikhtilaf tentang yang mana yang lebih afdhol malaikat atau nabi/orang-orang yang sholeh namun yang rajih -Insya Allah- bahwa adapun di dunia maka yang afdhol adalah para malaikat namun di akhirat kelak maka orang beriman yang masuk syurga lebih mulia dari para malaikat. Hal ini sebagaimana ditarjihkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ÑÍãå Çááå  [6]
 

æóßõÊõÈöåö


3) Iman kepada Kitab-Kitab-Nya
Al kutub jamak dari kata “kitab”  yang berarti “sesuatu yang  ditulis”. Namun yang dimaksud disini adalah kitab-kitab yang diturunkan Allah Subhaanahu Wa Ta’ala kepada para RasulNya sebagai rahmat dan hidayah bagi seluruh manusia agar mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Iman kepada kitab mengandung empat perkara :
1. Mengimani bahwa kitab kitab tersebut benar-benar diturunkan dari Allah Subhaanahu Wa Ta’ala .
2.  Mengimani kitab-kitab yang sudah kita kenali namanya seperti Al Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa as, Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa Alaihissalam, dan Zabur yang diturunkan kepada Nabi Dawud Alaihissalam.
Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman :

æóÁóÇÊóíúäóÇ ÏóÇæõÏó ÒóÈõæÑðÇ


"…dan kami berikan Zabur (kepada) Daud.( Qs 17: 55)

Ëõãøó ÞóÝøóíúäóÇ Úóáóì ÁóÇËóÇÑöåöãú ÈöÑõÓõáöäóÇ æóÞóÝøóíúäóÇ ÈöÚöíÓóì ÇÈúäö ãóÑúíóãó æóÁóÇÊóíúäóÇåõ ÇáúÅöäúÌöíáó

Kemudian Kami iringkan di belakang mereka rasul-rasul Kami dan Kami iringkan (pula) Isa putra Maryam; dan Kami berikan kepadanya Injil  (QS. Al Hadid: 27)

ÕõÍõÝö ÅöÈúÑóÇåöíãó æóãõæÓóì


(yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa. (Qs Al-A’la :19)
Adapun kitab-kitab yang tidak kita ketahui namanya, kita mengimaninya secara global.
3.   Membenarkan apa apa yang diberitakan, seperti berita-berita yang ada di dalam Al Qur’an, dan berita-berita kitab-kitab terdahulu yang belum diganti atau belum diselewengkan.
Namun wajib kita yakini seyakin-yakinnya bahwa yang masih murni hanyalah Al-Quran yang berfungsi sebagai muhaimain (pengawas/yang menyeleksi syariat) bagi kitab lain; kalau ada pertentangan antara Al Quran dan salah satu kitab maka kitab tersebut tidaklah murni atau syariat tersebut telah mansukh/terhapus. Sehingga kita merasa cukup hanya dengan Al-Qur’an tanpa perlu mempelajari kitab suci yang lain, kecuali untuk membantah syubhat mereka  maka hal ini dibolehkan bagi orang-orang tertentu.
Nabi Muhammad pernah mendapati Umar sedang membaca Taurat, lalu beliau  Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:

æóÇáøóÐöí äóÝúÓöí ÈöíóÏöåö áóæú Ãóäøó ãõæÓóì  ßóÇäó ÍóíøðÇ ãóÇ æóÓöÚóåõ ÅöáøóÇ Ãóäú íóÊøóÈöÚóäöí


“ Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya Musa Alaihissalam
 masih hidup, tidak ada jalan lain baginya kecuali ia mengikuti saya”. (HR.Ahmad dan Darimi)
Dari sinilah maka kita tidak perlu mengambil manfaat dari kitab tersebut kita cukup mengimani. Sebab dalam satu hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :

áóíúÓó ãöäøóÇ ãóäú áóãú íóÊóÛóäøó ÈöÇáúÞõÑúÂäö


" Bukan dari golongan kami seorang  yang  tidak merasa cukup dengan Al-Quran "
(HR. Bukhari no. 7527)
Maka cukuplah kita beriman secara umum kepada kitab Allah selain Al-Quran. Sedangkan kita beriman secara khusus kepada Al-Qur’an yakni kita membacanya, menelaahnya, mempelajari tafsirnya, mengamalkannya dan menjadikannya sebagai obat bagi berbagai penyakit hati seperti: stress, gundah gulana, dengki dan lain-lain Bahkan Al-Qur’an secara umum dapat menjadi obat baik amradh qalbiyah (penyakit-penyakit hati) maupun jasmani.
4.   Mengerjakan seluruh hukum yang belum dinasakh (dihapus) serta rela dan tunduk pada hukum itu, baik kita memahami hikmahnya maupun tidak. Seluruh kitab terdahulu telah dinasakh oleh Al Qur’anul Azhim, seperti firman-Nya,:

æóÃóäúÒóáúäóÇ Åöáóíúßó ÇáúßöÊóÇÈó ÈöÇáúÍóÞøö ãõÕóÏøöÞðÇ áöãóÇ Èóíúäó íóÏóíúåö ãöäó ÇáúßöÊóÇÈö æóãõåóíúãöäðÇ Úóáóíúåö


“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumya), dan sebagai batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu…”
(QS. Al Maidah : 48).
Oleh karena itu tidak dibenarkan mengerjakan hukum apapun dari kitab-kitab terdahulu, kecuali yang benar dan ditetapkan Al Qur’an.


æóÑõÓõáöåö


(4)
  Iman kepada Rasul-Rasul
“Arrusul” bentuk jamak dari kata “Rasul”, yang berarti orang yang diutus untuk menyampaikan sesuatu. Namun  yang dimaksud “Rasul” disini adalah orang yang diberi wahyu syara’ untuk disampaikan kepada umat.
o  
    Rasul yang pertama adalah Nabi Nuh Alaihissalam, dan yang terakhir adalah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, sedang nabi yang pertama adalah Nabi Adam Alaihissalam; pernyataan bahwa Nabi Nuh Alaihissalam    adalah rasul yang pertama diutus telah disebutkan secara tersirat pada  firman Allah Subhaanahu Wa Ta’ala :

ÅöäøóÇ ÃóæúÍóíúäóÇ Åöáóíúßó ßóãóÇ ÃóæúÍóíúäóÇ Åöáóì äõæÍò æóÇáäøóÈöíøöíäó ãöäú ÈóÚúÏöåö


Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang berikutnya (QS. An Nisa’ : 163).
Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu dalam hadits tentang syafaat menceritakan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam  mengatakan, nanti orang-orang akan datang kepada Nabi Adam untuk meminta syafaat, tetapi Nabi Adam meminta maaf kepada mereka seraya berkata : “Datangilah Nuh, Rasul pertama yang diutus Allah… ( HR. Bukhori ).
Dulu ummat manusia adalah satu; semuanya mentauhidkan Allah sampai turunnya Nabi Nuh barulah terjadi khilaf dan muncullah syirik.
Nabi dan rasul yang terakhir adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam

ãóÇ ßóÇäó ãõÍóãøóÏñ ÃóÈóÇ ÃóÍóÏò ãöäú ÑöÌóÇáößõãú æóáóßöäú ÑóÓõæáó Çááøóåö æóÎóÇÊóãó ÇáäøóÈöíøöíäó æóßóÇäó Çááøóåõ Èößõáøö ÔóíúÁò ÚóáöíãðÇ

Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.(QS. Al Ahzab:40)

o     Setiap umat tidak pernah sunyi dari Nabi yang diutus Allah Subhaanahu Wa Ta’ala yang membawa syari’at khusus untuk kaumnya atau dengan membawa syari’at sebelumnya yang diperbaharui. Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman :

æóÅöäú ãöäú ÃõãøóÉò ÅöáøóÇ ÎóáóÇ ÝöíåóÇ äóÐöíÑñ


Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan.” (QS. Fathir : 24).

o      Para Rasul adalah manusia biasa, makhluk Allah yang tidak mempunyai sedikitpun keistimewan rububiyah dan uluhiyah. Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman tentang Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam sebagai pimpinan para Rasul dan yang paling tinggi pangkatnya di sisi Allah :

Þõáú áóÇ Ãóãúáößõ áöäóÝúÓöí äóÝúÚðÇ æóáóÇ ÖóÑøðÇ ÅöáøóÇ ãóÇ ÔóÇÁó Çááøóåõ æóáóæú ßõäúÊõ ÃóÚúáóãõ ÇáúÛóíúÈó áóÇÓúÊóßúËóÑúÊõ ãöäó ÇáúÎóíúÑö æóãóÇ ãóÓøóäöíó ÇáÓøõæÁõ Åöäú ÃóäóÇ ÅöáøóÇ äóÐöíÑñ æóÈóÔöíÑñ áöÞóæúãò íõÄúãöäõæäó


“Katakanlah : “aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al A’raf : 188).

Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :

  ÅöäøóãóÇ ÃóäóÇ ÈóÔóÑñ ãöËúáõßõãú ÃóäúÓóì ßóãóÇ ÊóäúÓóæúäó ÝóÅöÐóÇ äóÓöíÊõ ÝóÐóßøöÑõæäöí


“Aku tidak lain hanyalah manusia seperti kalian. Aku juga lupa seperti kalian. Karenanya, jika aku lupa, ingatkanlah aku.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Iman kepada para Rasul mengandung empat perkara :

1.  Mengimani bahwa risalah mereka benar-benar dari Allah Subhaanahu Wa Ta’ala.

Barangsiapa mengingkari risalah mereka, walaupun hanya seorang, maka menurut pendapat seluruh ulama dia dikatakan kafir.

Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman, yang artinya :

“Kaum Nuh telah mendustakan para Rasul.” (QS. Asy Syu’ara’ : 105).

Allah Subhaanahu Wa Ta’ala menjadikan mereka mendustakan semua Rasul, padahal hanya seorang Rasul saja yang ada ketika mereka mendustakannya. Oleh karena itu umat Nasrani yang mendustakan dan tidak mau mengikuti Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, berarti mereka juga telah mendustakan dan tidak mengikuti Nabi Isa Al Masih bin Maryam, karena Nabi Isa sendiri pernah manyampaikan kabar gembira dengan akan datangnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam ke alam semesta ini sebagai rahmat bagi semesta alam. Kata “memberi kabar gambira” ini mengandung makna bahwa Muhammad adalah seorang Rasul mereka yang menyebabkan Allah menyelamatkan mereka dari kesesatan dan memberi petunjuk kepada mereka jalan yang lurus.

2.      Mengimani orang-orang yang sudah kita kenali nama-namanya,

Misalnya : Nuh, Idris, Ibrahim, Ismail, Ishaq, Musa, Isa, Muhammad. Terhadap para Rasul yang tidak dikenal nama-namanya, juga wajib kita imani secara global. Ulama kita mengatakan tidak disebutkannya nabi di situ karena setiap rasul adalah  nabi namun tidak semua nabi adalah rasul. Para rasul berjumlah 6315. Sebagian dari rasul telah   disampaikan kepada kita namanya namun ada pula yang belum  disampaikan. Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman:

æóáóÞóÏú ÃóÑúÓóáúäóÇ ÑõÓõáðÇ ãöäú ÞóÈúáößó ãöäúåõãú ãóäú ÞóÕóÕúäóÇ Úóáóíúßó æóãöäúåõãú ãóäú áóãú äóÞúÕõÕú Úóáóíúßó

Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. (QS. Al Mu’min : 78).

3.  Membenarkan apa yang diberitakannya.

4.  Mengamalkan syari’at dari mereka (para Rasul) yang diutus kepada kita. Dia adalah Nabi terakhir Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam yang diutus Allah kepada seluruh manusia. Allah berfirman, yang artinya :

“Maka demi Robbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS. An Nisa’ : 65).
*      Perbedaan Rasul dan Nabi :
Para ulama kita berbeda pendapat dalam menetapkan perbedaan antara seorang nabi dan rasul, diantara pendapat yang dikemukakan adalah sebagai berikut :
1. Rasul adalah orang yang diberikan wahyu dan diperintahkan untuk menyampaikan kepada   ummat, adapun nabi tidak diperintahkan untuk menyampaikannya[7] ; namun pendapat ini lemah dan tidak masuk akal sebab setiap orang yang berilmu diwajibkan kepadanya untuk menyampaikan ilmunya apalagi seorang yang mendapat wahyu dari Allah Subhaanahu Wa Ta’ala .
2. Rasul adalah pembawa syariat baru tetapi nabi tidak, melainkan hanya melanjutkan risalah    yang ada ; namun pendapat ini pun kurang tepat sebab kenyataannya tidak semua rasul membawa risalah baru

3.   Pendapat Imam Ibnu Taimiyah bahwasanya Rasul datang pada kaum yang tidak menerima    dakwahnya sedangkan nabi diutus pada kaum yang  menerima .

*      Nabi hanyalah diutus dari seorang laki-laki.
Hal ini merupakan sesuatu yang sangat jelas, namun ada syubhat dari sebagian orang akan kenabian Maryam, dengan dalih bahwa beliau pernah diwahyukan oleh Allah Subhaanahu Wa Ta’ala  lewat perantaraan Jibril. Maka kita bantah dengan mengatakan wahyu yang disampaikan kepada Maryam bukanlah risalah sebagaimana wahyu kepada seorang nabi. Karena jika itu hujjah mereka maka tentulah ibu Musa juga masuk kategori nabi, karena Allah Subhaanahu Wa Ta’ala  telah berfirman:

æóÃóæúÍóíúäóÇ Åöáóì Ãõãøö ãõæÓóì …..


Dan Kami wahyukan (ilhamkan) kepada ibu Musa;
…..(QS. Al Qashash:7) 
Dan semestinya dengan hujjah yang sama maka tentu juga lebah masuk kategori nabi sebagaimana disebutkan dalam QS. An Nahl: 68.

æóÃóæúÍóì ÑóÈøõßó Åöáóì ÇáäøóÍúáö Ãóäö ÇÊøóÎöÐöí ãöäó ÇáúÌöÈóÇáö ÈõíõæÊðÇ æóãöäó ÇáÔøóÌóÑö æóãöãøóÇ íóÚúÑöÔõæäó


Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah
: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia".
*      Para nabi dan rasul tidak memiliki tingkatan dan derajat yang sama
diantara para nabi ada yang diutamakan atau lebih afdhol dari yang lainnya sebagaimana firman Allah:

Êöáúßó ÇáÑøõÓõáõ ÝóÖøóáúäóÇ ÈóÚúÖóåõãú Úóáóì ÈóÚúÖò ãöäúåõãú ãóäú ßóáøóãó Çááøóåõ æóÑóÝóÚó ÈóÚúÖóåõãú ÏóÑóÌóÇÊò æóÁóÇÊóíúäóÇ ÚöíÓóì ÇÈúäó ãóÑúíóãó ÇáúÈóíøöäóÇÊö æóÃóíøóÏúäóÇåõ ÈöÑõæÍö ÇáúÞõÏõÓö ….


Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat. Dan Kami berikan kepada `Isa putera Maryam beberapa mu`jizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus… (Qs . Al Baqarah : 253)
Yang paling afdhol adalah para ulul azmi, sebagaimana yang diisyaratkan oleh Allah Subhaanahu Wa Ta’ala :

ÝóÇÕúÈöÑú ßóãóÇ ÕóÈóÑó Ãõæáõæ ÇáúÚóÒúãö ãöäó ÇáÑøõÓõáö æóáóÇ ÊóÓúÊóÚúÌöáú áóåõãú


Maka bersabarlah kamu seperti kesabaran ulul azmi dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka……(QS.Al Ahqaaf:35)
Ulul Azmi ada lima yaitu : Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan  Muhammad; kelimanya disebutkan secara khusus dalam dua ayat di Al Quran:

æóÅöÐú ÃóÎóÐúäóÇ ãöäó ÇáäøóÈöíøöíäó ãöíËóÇÞóåõãú æóãöäúßó æóãöäú äõæÍò æóÅöÈúÑóÇåöíãó æóãõæÓóì æóÚöíÓóì ÇÈúäö ãóÑúíóãó æóÃóÎóÐúäóÇ ãöäúåõãú ãöíËóÇÞðÇ ÛóáöíÙðÇ


Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu (sendiri), dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putera Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh (QS. Al Ahzab :7)

ÔóÑóÚó áóßõãú ãöäó ÇáÏøöíäö ãóÇ æóÕøóì Èöåö äõæÍðÇ æóÇáøóÐöí ÃóæúÍóíúäóÇ Åöáóíúßó æóãóÇ æóÕøóíúäóÇ Èöåö ÅöÈúÑóÇåöíãó æóãõæÓóì æóÚöíÓóì Ãóäú ÃóÞöíãõæÇ ÇáÏøöíäó æóáóÇ ÊóÊóÝóÑøóÞõæÇ Ýöíåö


Dia telah mensyari`atkan kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. …(QS. Asy Syuro :13)
    Diantara Ulul Azmi pun bertingkat-tingkat; yang paling utama Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam kemudian Nabi Ibrahim Alaihissalam, adapun urutan selanjutnya diikhtilafkan.
Dan termasuk keyakinan kita bahwa semua Rasul ma’shum; yakni mereka  manusia biasa     yang dijaga oleh Allah Subhaanahu Wa Ta’ala dari dosa-dosa, jika bersalah langsung ditegur oleh Allah Subhaanahu Wa Ta’ala dan langsung diterima taubatnya.


[1] Zaadul Ma’ad (1:44)

[2]  Lihat juga  Zaadul Ma’ad (1:44)

[3] Nantikan penjelasannya dalam hadits yang keempat

[4] Lihat : ‘Alam Al Malaikah Al Abrar oleh DR. Umar Al Asyqar (hal  22)

[5] Ibid (hal 21)

[6]  Ibid (hal 96)

[7] Lihat Syarah Utsulul Iman Syaikh Utsaimin

Artikulli paraprakPelatihan Quatum Teaching dan Super Memori Sistem Tenaga Pengajar Wahdah
Artikulli tjetërOrientasi Agribisnis Bidang Pertanian

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini