Alhamdulillah, shalawat dan salam kita panjatkan kepada Nabi kita Muhammad Shalallahu’alaihiwasallam, keluarga dan para sahabatnya.
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.
Saudara-saudari muslim sekalian, tidak bisa diungkapkan betapa bahagianya kita akan segera bertemu Ramadhan. Semoga Allah memberikan kesempatan kepada kita bertemu dengannya. Tinggal empat hari lagi kita bisa puas-puasan panen pahala. Mulai mempersiapkan hal-hal apa yang akan dilakukan selama Ramadhan.
Ingat ga sebuah hadist yang menggambarkan suasana ketika Rasulullah mengaminkan do’a malaikat jibril? Atau baru pernah dengar? Kalau begitu mari kita ingat kembali.
Jadi ada tiga kelompok orang yang dido‘akan dengan kejelekan oleh Jibril dimana do’a tersebut diaminkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, siapa sajakah mereka itu:
- Orang yang mendapati bulan Ramadhan tetapi dia tidak diampuni
- Orang yang mendapati kedua orang tuanya masih hidup atau salah satunya, tetapi ia masuk ke dalam Neraka.
- Orang yang disebutkan di hadapannya nama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tetapi ia tidak bershalawat kepadanya.
Tiga hal tersebut dijelaskan dalam hadist-hadits beberapa diantaranya adalah:
Pertama:
Al-Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Malik bin al-Huwairits Radhiyallahu anhu, beliau berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam naik ke atas mimbar, ketika beliau naik ke atas tangga, beliau berkata ‘Aamiin,’ lalu beliau naik lagi ke atas tangga (tingkat kedua) dan berkata, ‘Aamiin’ lalu beliau naik lagi ke atas tangga (tingkat ketiga) dan berkata, ‘Aamiin’ lalu beliau berkata, ‘Jibril datang kepadaku dan berkata, ‘Wahai Muhammad, siapa saja yang mendapati bulan Ramadhan dan dia tidak diampuni, maka Allah akan melaknatnya.’ Lalu aku (Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam) berkata: ‘Aamiin.’” Jibril berkata lagi, ‘Dan siapa saja yang mendapati kedua orang tuanya masih hidup atau salah satunya, lalu dia masuk ke dalam Neraka, maka Allah akan menjauhkannya dari rahmat-Nya.’ Aku katakan, ‘Aamiin.’ Jibril berkata lagi, ‘Siapa saja yang ketika namamu disebutkan, lalu ia tidak bershalawat kepadamu, maka Allah akan melaknatnya, katakanlah aamiin, lalu aku katakan, ‘Aamiin.’
Kedua:
Al-Imam ath-Thabrani meriwayatkan dari Ka’ab bin ‘Ujrah Radhiyallahu anhu : “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu hari keluar menuju mimbar, ketika dia naik ke sebuah tangga, beliau berkata, ‘Aamiin.’ Lalu beliau naik lagi dan berkata, ‘Aamiin.’ Lalu beliau naik lagi ke tangga yang ketiga dan berkata, ‘Aamiin.’ Ketika beliau turun dari mimbar dan selesai berkhutbah, kami berkata, ‘Wahai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami telah mendengar sebuah perkataan darimu pada hari ini.’ Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Kalian mendengarkannya?’ Mereka menjawab, ‘Benar.’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Sesungguhnya Jibril menampakkan dirinya ketika aku sedang menaiki tangga, lalu ia berkata, ‘Rahmat Allah jauh bagi orang yang menemukan kedua orang tuanya di waktu tua atau salah satunya, lalu ia tidak memasukkannya ke dalam Surga.’ Rasulullah berkata: ‘Lalu aku berkata, ‘Aamiin.’’ Jibril berkata, ‘Rahmat Allah jauh bagi orang yang ketika namamu disebutkan tetapi ia tidak bershalawat kepadamu.’ Lalu aku berkata, ‘Aamiin.’ Jibril berkata, ‘Rahmat Allah jauh bagi orang yang menemukan Ramadhan tetapi ia tidak diam-puni.’ Lalu aku berkata, ‘Aamiin.’”
Tentunya dengan ini kita seyogyanya berintrispeksi diri terhadap hadist-hadist yang dikabarkan kepada kita. Terlebih lagi kira sudah mendekati bulan Ramadhan, bulan yang amat suci. Poin pertama dari do’a Jibril yang diaminkan Rasulullah berkaitan dengan bulan Ramadhan dimana meruginya orang yang yang bertemu dengan bulan Ramadhan tapi ia tidak diampuni. Berbakti kepada orang tua, dan berusaha keras untuk berbakti selama mereka masih hidup. Mari pula kita memperbanyak shalawat dan bershalawat apabila disebutkan nama Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam.
Dari keseluruhan poin do’a Jibril tersebut amatlah penting untuk kita perhatikan, karena kita hendak menjadi orang orang yang beruntung, bukan sebaliknya. Mari kita refleksikan diri kita dan mulai berbenah diri. Semoga kita dijadikan oleh Allah bagian dari orang-orang yang beruntung.
Segala yang benar datangnya dari Allah dan segala kekeliruan serta salah datangnya dari diri penulis sendiri dan atas gangguan syeithan laknatullah.
Penulis : Ahmad Daud