(PALEMBANG-Wahdah.Or.Id) – Sore ini, Sabtu (07/01), GNPF (Gerakan Nasional Pengawal Fatwa) MUI menyelenggarakan konferensi Pers di Palembang. Ketua Dewan Pembina Habib Rizieq,Wakil Ketua GNPF KH Zaitun Rasmin, dan Sekjen GNPF KH Muhammad Al Khaththath hadir sebagai pembicara utama mewakili GNPF.
Konferensi pers dilangsungkan di Benteng Kuto Besak bersama wartawan dari berbagai media lokal maupun nasional. Hadir pula para habaib, ormas, serta majelis taklim se-Sumatrera Utara.
Wakil Ketua GNPF yang juga Ketua Umum Wahdah Islamiyah Ust. Zaitun Rasmin menjelaskan tujuan safari ini untuk bisa memberi penjelasan tujuan Aksi Bela Islam 212 dan aksi-aksi damai sebelumnya. Yaitu menggalang persatuan sekaligus menuntut keadilan dalam penegakan hukum.
Jadi, salah jika ada opini yang menyebut Aksi 212 anti kebinekaan, anti Pancalisa, dan anti NKRI. Aksi 212 juga bukan aksi SARA. Ini murni aksi menuntut penegakan hukum.
Berikutnya Imam Besar FPI Habib Rizieq kembali membakar semangat para hadirin dengan menyegarkan ingatan tentang Aksi 212. Bagaimana aksi yang sempat digembosi secara masif ini akhirnya menuai kesuksesan besar yang tidak diperkirakan oleh siapapun.
Menurut Habib, ini adalah “minhah Ilahiyyah”, anugerah ilahi yang harus disyukuri dengan sebaik-baiknya. Aksi ini menghidupkan energi Al Maidah 51 yang menghasilkan banyak pelajaran.
Setidaknya kesuksesan aksi ini membuktikan dua hal. Yang pertama, membantah pandangan bahwa umatIslam di Indonesia tidak bisa bersatu. Dan yang kedua membuktikan bahwa umat Islam masih percaya dan siap dipimpin oleh ulama.
“Mereka nggak menanyakan ormas kita,” kata Habib menjelaskan kondisi umat saat ikut aksi. “Saya muslim, anda muslim, kita semua muslim. Kita berjuang untuk membela Islam. Jadi, semua menanggalkan pakaian golongan, pakaian kelompoknya,” lanjutnya.
Menurutnya, ulama harus hadir di tengah umat. Ulama harus maju kedepan untuk menjaga, mengayomi, dan memimpin umat karena umat masih siap dipimpin. [jyd/ibw]