Bismillahirrahmanirrahiim, Alhamdulillah wassholatu wassalaamu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa sahbihi ajma’iin.
Ingin terkenal? Menjadi bahan perbincangan masyarakat? Atau ingin mengangkat pamor dan popularitas? Mungkin anda ingin didengar masyarakat dan dipercaya hebat dan sebagainya? Hal itu sangat mudah saat ini dengan medsos(Media Sosial) yang kini terus menjamur ditengah masyarakat. Masih hangat di ingatan kita bagaimana masyarakat menjadi heboh akibat jenggot lebat dan celana cingkrang(begitu kata mereka) salah seorang selebriti Indonesia yang menimbulkan banyak perselisihan khususnya antar sesama selebritis. Atau terkenalnya beberapa orang yang tampil di salah satu medsos dengan berbagai joget dan gerakan-gerakan aneh yang dilakukannya. Begitu pula ada yang hadir dengan bermacam gaya dan style serta ungkapan-ungkapan bahasa yang semuanya berbau negatif justru kini dianggap sebagai trend kaula muda. Bahkan tak segan-segan(atau tak takut), ada juga yang mencela agama islam dan kaum muslimin melalui beragam cara lewat medsos.
Globalisasi medsos, khususnya di Indonesia memang cenderung mengarah pada hal-hal yang negatif. Buktinya, medsos selalu menjadi sarana yang empuk untuk melakukan tindak kejahatan seperti pemerasan, pembohongan publik, penipuan, dan yang lainnya. Bahkan belakangan ini muncul argumen bahwa medsos telah menjadi taghut(sembahan) baru bagi sebahagian masyarakat dunia. Ia telah membentuk tatanan dunia baru yang mewajibkan manusia untuk ikut di dalamnya tanpa mengenal jenis dan usia. Dari masyarakat dewasa hingga kanak-kanak sudah lumrah bagaimana cara berselancar dalam dunia maya, berteman dengan banyak anak cucu adam melalui facebook, meng-update status pribadinya di twitter, dan lain sebagainya. Meskipun kita tak memungkiri bahwa ada saja dari kaum muslimin yang sadar betul akan hakikatnya di dunia ini dan menjadikan medsos sebagai ajang untuk saling ingat-mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran. Hanya saja lagi-lagi dari orang yang tak tahu/jahil, justru menjadikan ajang kebaikan dakwah tadi tiba-tiba berubah menjadi tempat untuk debat kusir tanpa akhir, perselisihan tak diinginkan dan yang lainnya.
Lantas, bagaimana sebenarnya seorang muslim yang baik menyikapi globalisasi medsos hari ini?
Ketahuilah bahwa Allah subhanahu wa ta’ala telah mengabarkan bagaimana sikap sejati seorang muslim terhadap segala hal baru yang datang di hadapannya. Lihatlah firman Allah ta’ala kepada Ayah kita Adam ‘alaihissalam tatkala ia diutus bersama Hawwa untuk turun ke dunia dan menghadapi segala hal yang baru ia dapati :
قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا ۖ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَن تَبِعَ هُدَايَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (38)
Artinya : “Kami berfirman: “Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”(Al Baqarah 38).
Inilah sikap sejati seorang muslim yang telah mendapatkan hidayah islam dan iman, kewajiban kita untuk mengikuti petunjuk yang telah Allah turunkan kepada ummat islam, berupa Al quran dan Hadits rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai hujjah yang kuat untuk dikiyaskan dalam setiap tindak-tanduk di kehidupan kita. Berikut ini adalah nasehat-nasehat agar tidak salah dalam memanfaatkan medsos :
1. Yakin dan paham bahwa medsos adalah sebuah nikmat dari Allah dan wasilah duniyawi guna meraih ridhoNya dunia dan akhirat. Dan jangan jadikan ia berubah menjadi sebab turunnya laknat dan murkaNya. Allah ta’ala berfirman :
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُم مَّا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا (29)
Artinya : “Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu”(Al Baqarah 29).
Karenanya seharusnya kita menjadikan medsos sebagai jalan agar dapat meraih keridhoan Allah sebagai tujuan dan kesuksesan hidup kita di dunia. Jalannya dapat dengan bermacam cara, dapat kita manfaatkan untuk kebaikan, berdakwah, sosial, menjalin silaturrahim dan sebagainya. Hal ini tak mustahil sebab telah banyak dilakukan oleh sebagian masyarakat untuk menyebarkan kebaikan islam, menjelaskan hakikatnya hingga menarik simpati dan keinginan non-muslim untuk memeluk agama islam.
2. Ingatlah selalu firman Allah subhanahu wa ta’ala :
إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا (36)
Artinya : “Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”(Al Israa 36).
Potongan-potongan video dengan konten musik atau hal yang berbau negatif saat ini sangat marak disebarkan melalui media sosial. Maka jagalah pendengaran dan penglihatan Anda dari apa yang diharamkan Allah.
3. Hindari penggunaan medsos sebagai wadah untuk melakukan kemaksiyatan. Ingatlah firman Allah ta’ala :
وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (8)
Artinya : “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula”(Al Zalzalah 8).
Keburukan yang Anda lakukan sekecil apapun akan dibalas oleh Allah ‘azza wa jalla kelak di hari kiamat. Dengan adanya medsos hari ini, sangat nampak kita melihat betapa mudahnya seseorang melakukan keburukan, bahkan tak segan untuk berbuat kejahatan kepada sesama dengan wasilah medsos ini. Sebaliknya, kebaikan sekecil apapun maka ganjaran pahalanya telah disiapkan disisi Allah subhanahu wa ta’ala.
فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7)
Artinya : “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya”(Al Zalzalah 7).
Namun jangan lupa bahwa sebuah kebaikan akan diterima oleh Allah bila ia diniatkan ikhlas dan ittiba’ kepada Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam.
4. Sampaikan dan ikutilah apa yang Anda ketahui ilmunya. Allah berfirman :
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ (36)
Artinya : “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya”(Al Israa 36).
Berkata Imam Bukhari rahimahullah dalam kitab shohihnya “berilmulah dahulu sebelum berkata dan berbuat”. Dalilnya adalah firman Allah :
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنبِكَ (19)
Artinya : “Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu”(Muhammad 19).
5. Tidak semua yang Anda alami atau dengarkan harus diceritakan kepada orang lain melalui medsos. Ia merupakan sebuah adab yang baik karena tak semua orang harus mengetahui masalah dan apa yang Anda alami. Cukuplah orang-orang tertentu yang Anda kira bisa membantu, atau dapat diperdengarkan tentang sebuah berita yang Anda dapatkan. Di dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
كفى بالمرءِ كذبًا أن يُحَدِّثَ بكلِّ ما سمِع
Artinya : “Cukuplah seseorang dikatakan pendusta bila Ia menceritakan semua yang Ia dengarkan”(HR Muslim no.5).
Mengapa agama islam melarang Kita untuk menyampaikan semua yang Kita dengarkan? Sebab ketika seorang muslim menyampaikan semua yang Ia dengarkan maka sangat kecil kemungkinan Ia telah melakukan tabayyun terhadap berita-berita tersebut yang menyebabkan Ia jatuh dalam kedustaan atau paling minimal Ia telah menyakiti orang lain dengan berita-berita itu.
6. Jagalah adab-adab islami, dan bila Anda menggunakan medsos untuk membentuk kelompok atau grup tertentu maka perhatikan pula hal-hal ini :
a. Jangan mengirimkan pesan gambar atau video berulang-ulang kali. Kecuali bila dilihat ada manfaatnya untuk mengingatkan anggota grup Anda tentang sebuah acara atau kegiatan dan yang lainnya.
b. Jangan sampai waktu Anda untuk medsos lebih banyak dibandingkan waktu Anda bersama Al quran, Hadits dan Sirah Rasulullah. Apalagi hanya untuk membicarakan hal-hal yang tak bermanfaat di dalam grup-grup medsos yang Anda ikuti.
c. Bila Anda ingin ngobrol pribadi kepada seseorang, maka jangan dilakukan di dalam grup. Hendaknya Anda melakukannya melalui pesan pribadi kepada orang yang Anda maksud.
d. Bercanda kepada sesama sahabat di dalam grup boleh saja, tapi ia bagaikan garam dalam makanan sebagai perasa saja. Dan berhati-hatilah dari candaan yang melanggar syariat seperti istihzaa, ghibah dan yang lainnya.
e. Tidak dibolehkan bagi seorang muslim untuk mengirimkan video-video musik, atau yang menampakkan aurat wanita meskipun ada faidah dan manfaat dalam video tersebut. Sebagaimana kaidah “mencegah keburukan lebih dikedepankan dari mengambil manfaat”.
f. Pastikan bahwa pesan BroadCast berisi ayat, hadits atau atsar dari ulama salaf yang Anda kirimkan telah tepat dan benar/shohih.
g. Ingatlah selalu bahwa Anda bersosialisasi bersama sesama manusia yang memiliki tabiat, kebiasaan dan perasaan yang berbeda. Maka pikirkanlah hal ini sebelum mengirimkan pesan Anda.
Semoga Kita dapat memanfaatkan medsos dengan sebaik-baiknya sebagai bentuk kesyukuran atas nikmat yang Allah berikan, dan tidak menjadikannya sebagai sebab turunnya laknat dan murka Allah.
Sekian
Oleh : Abu Aqilah Altofunnisa.