Giralda Saksi Sejarah Panjang Islam di Sevilla

Date:

Cuentan las lenguas antiguas (Ada Sebuah kisah)
Que un 14 de octubre nació una illusion (Pada 14 Oktober sebuah mimpi telah lahir)
Su madre fue Sevilla y le prestó su nombre (Ibunya adalah Sevilla, dia memberinya nama)
Y para defenderlo le dio a una afición (Mendukung dan membelanya)

Ejemplo de sevillanía (Sebuah contoh hebat dari sevilla)
Familia roja y blanca del Sánchez Pizjuán (Keluarga merah dan putih Sanchez Pizjuan)
Un corazón que late gritando Sevilla! (Hati yang berdetak meneriakkan Sevilla!)
Llevándolo en volandas por siempre a ganar (mengangkat tim menuju kemenangan)

Y es por eso que hoy vengo a verte (Itulah alasan saya datang melihatmu)
Sevillista seré hasta la muerte (Saya sevillista sampai mati)
La Giralda presume orgullosa (Giralda dengan bangga)
De ver al Sevilla en el Sánchez Pizjuán (Melihat Sevilla di Sanchez Pizjuan)

Y Sevilla, Sevilla, Sevilla (Dan Sevilla, Sevilla, Sevilla)
Aquí estamos contigo Sevilla (Kami Bersamamu Sevilla)
Compartiendo la gloria en tu escudo (Berbagi kemenangan dalam lencanamu)
Orgullo del fútbol de nuestra ciudad (Kebanggaan Sepakbola kota kami)

Puluhan ribu manusia memadati Ramon Sanchez Pizjuan, menyanyikan himne FC Sevilla klub kebanggaan kota Sevilla dengan penuh penghayatan. “Sevillista sere hasta la muerte, La Giralda presume orgullosa de ver al Sevilla en el Sanchez Pizjuan” Saya Sevillista sampai mati, Giralda dengan bangga melihat Sevilla di Sanchez Pizjuan. Meski tak setenar Barcelona dan Real Madrid, Sevilla sering menjadi batu sandung bagi dua klub tersebut. Ia juga menjadi klub yang paling banyak menjuara Liga Eropa: lima kali.

La Giralda yang biasa dinyanyikan para suporter Sevilla, adalah sebutan untuk menara Gereja Katedral Sevilla yang bersejarah. Gereja ini dulunya merupakan masjid kebanggaan umat Islam di Sevilla dibangun oleh Sultan Abu Ya’qub Yusuf bin Abdul Mun’im, penguasa kedua Dinasti Al-Muwahhidun, pada tahun 1172 M dan baru selesai pada tahun 1198 M.

Selain sebagai menara, Giralda juga dimanfaatkan kaum muslimin sebagai observatorium astronomi. Konon, menjelang kejatuhan Sevilla ke tangan pasukan Kristen Spanyol, kaum muslimin berniat membumihanguskan Masjid Agung Sevilla beserta Giralda karena mereka tidak ingin bangunan yang indah itu jatuh ke tangan musuh. Namun, karena pangeran Alfonso X mengancam, jika bangunan itu dibumihanguskan, seluruh kaum muslimin Sevilla akan dibunuh.

Ketika Sevilla jatuh ke tangan pasukan Spanyol pada 1248, oleh Raja Ferdinand III masjid tersebut diubah menjadi Katedral Sevilla. Sementara itu, menaranya yang memiliki tinggi 96 meter biasa digunakan untuk mengumandangkan adzan, dipasangkan lonceng besar. Kabarnya, di menara inilah Nicolas Copernicus mengkaji khazanah astronomi yang ditinggalkan Raja Alfonso X, berjudul “Tablas Astronomicas Alfonsies”.

Ibu Kota Islam Pertama di Andalusia

Sevilla merupakan salah satu kota di Spanyol yang terkenal dengan sepak bolanya. Pernah menjadi ibu kota pemerintahan Islam. Pada zaman kuno, Sevilla bernama Hispalis. Setelah Spanyol (Andalusia) dikuasai umat Islam, Hispalis diubah menjadi Isybiliyah. Dan orang Eropa hingga kini menyebutnya Sevilla.

Umat Islam mulai memasuki kota yang terletak di bagian selatan Semenanjung Iberia ini pada tahun 712 M lewat pasukan Dinasti Umawiyah di bawah pimpinan Musa bin Nushair. Di masa gubernur Abdul Aziz bin Musa bin Nushair, kota bernama Hispalis ini diganti menjadi Isybiliyah dan dijadikan sebagai ibu kota pemerintahan Islam di Andalusia. Namun, beberapa tahun kemudian setelah berganti kekuasaan, ibu kota Andalusia dipindahkan ke Cordoba.

Sevilla mencapai masa keemasannya pada masa Khalifah Abdurrahman III. Akan tetapi setelah pemerintahan Umawiyah runtuh, Sevilla memisahkan diri dari pemerintahan pusat di Cordoba. Ia dipimpin oleh hakim agung Muhammad bin Ismail bin Abbad sejak tahun 1023.

Pada tahun 1091, kota yang terletak di tepi Sungai Guadalquivir ini kembali berganti kekuasaan, dari Dinasti Abbadiyah ke Dinasti Al-Murabithun. Dinasti Al-Murabithun cukup lama berkuasa di Sevilla. Mereka mempertahankan kota ini dari serangan kaum Salib pimpinan Raja Alfonso dari Kastilla. Penguasa dinasti ini yang terkenal adalah Yusuf bin Tasyfin. Dialah yang mendirikan Daulah Al-Murabithun di Andalusia, setelah menyeberang dari Marakesy di Afrika Utara.

Setelah Daulah Al-Murabithun berakhir, kota ini dikuasai oleh Dinasti Al-Muwahhidun pada tahun 1145. Namun, seabad kemudian, dinasti yang meninggalkan sejumlah bangunan bersejarah di kota ini, termasuk istana “La Buhaira” dan Menara “La Giralda”, akhirnya harus melepaskan kota ini ke tangan Raja Ferdinand III pada tahun 1248 M, setelah sebelumnya dikepung selama enam belas bulan. Runtuhnya Dinasti Al-Muwahhidun di Sevilla menandakan akhir pemerintahan Islam di kota itu sejak kedatangan Islam di masa Musa bin Nushair tahun 712 M.

Penulis: Mahardy Purnama, Pemerhati Sejarah Islam

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share post:

Subscribe

spot_img

Popular

More like this
Related

Spesial! Angkat Tema “Bahagia”, PSR di Makassar Hadirkan Enam Pemateri Doktor Lulusan Timur Tengah

MAKASSAR, wahdah.or.id - Bulan Ramadan 1446 H/2025, kehadirannya kini...

Musyawarah Kerja Ke-XIV, Pejabat Bupati Apresiasi Peran Wahdah Islamiyah Bone di Bidang Keagamaan dan Sosial

BONE,wahdah.or.id - Musyawarah Kerja Daerah (Mukerda) ke-XIV Wahdah Islamiyah...

Dihadiri Hingga 450 Peserta, Muslimah Wahdah Islamiyah Kendari Gelar Daurah Serentak di Depalan Kecamatan

KENDARI, wahdah.or.id - Menyambut bulan suci Ramadan 1446 H,...

Bupati Morowali Melalui Kabag Kesra: Wahdah Islamiyah Mitra Masyarakat dan Pemerintah

MOROWALI, wahdah.or.id - Sukses menggelar Musyawarah Kerja Daerah (Mukerda)...