JAKARTA, wahdah.or.id – Ketua Umum Wahdah Islamiyah Ust. Zaitun Rasmin memberikan sambutan dalam pembukaan (grand opening) Muktamar IV Wahdah Islamiyah secara online, Ahad (19/12).
Dalam kesempatan itu Ust. Zaitun sedikit membedah tagline Muktamarnya yang berbunyi “Bakti dan Setia untuk Indonesia Tercinta”. Tagline tersebut diangkat sebagai sekuel dari muktamar sebelumnya. Yaitu “Sejuta Cinta untuk Indonesia”.
“Keluarga besar Wahdah Islamiyah harus bisa menjadi pelopor dalam menunjukkan bakti dan kesetiaannya bagi keutuhan negeri tercinta ini,” tuturnya.
“Dari segenap keluarga besar Wahdah Islamiyah, kita perlu kerja keras, amal bakti, karya. Apa yang bisa kita sumbangkan kepada sesama, dan kepada negeri tercinta ini?” lanjutnya.
Di samping menghadirkan karya dan bakti, menurutnya kita semua juga harus “setia”, meskipun masih ada banyak kekurangan di tanah air.
“Kita juga harus setia. Meski ada berbagai kekurangan di negeri kita. Serta di tengah berbagai musibah. Baik bencana alam, maupun akibat dari tangan-tangan manusia serakah dan zhalim yang terkadang berbuat angkara murka sampai menyentuh hal-hal fundamental terkait kesepakatan negeri kita,” tegasnya.
Ust. Zaitun berpesan kepada seluruh hadirin, “Kita ingin mengingatkan keluarga besar Wahdah Islamiyah dan masyarakat pada umumnya. Jangan berkurang kecintaan dan kesetiaannya kepada negeri ini. Ini negeri kita. Ini kampung kita. Kalau ada kekurangannya, maka itu adalah kekurangan kita. Kewajiban kita untuk memperbaikinya. Kalau ada orang-orang yang merusaknya, maka jangan ditinggalkan.”
“Kita harus menjaga dan memelihara setiap jengkal negeri ini. Menjaga kedaulatannya dan menjaga kesepakatan-kesepakatan yang ada di dalamnya,” lanjutnya.
Selanjutnya selain kerja keras, menurutnya, dibutuhkan juga kerja sama. Baik secara internal di Wahdah maupun secara eksternal.
“Wahdah sangat sadar, mereka sangat butuh terhadap saudaranya-saudaranya yang lain. Berbagai komponen umat dan bangsa serta ormas-ormas Islam yang lain. Untuk bersinergi mewujudkan Indonesia Jaya yang kita cita-citakan. Bukan hanya jaya dari sisi kemakmuran dan kesejahteraan ekonomi, namun juga dari sisi tegaknya keadilan serta mendapatkan ridha Allah . Agar terwujud “baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur”, pungkasnya. [*]
Rep: IBW
Editor: Absaid