Malam tahun baru masehi adalah malam dimana banyak manusia yang menghabiskan waktu dengan berfoya-foya dan berpesta pora dan tidak jarang pula momen ini dijadikan ajang maksiat bagi para pemuda dengan berzina dan minum khomr

Tentunya itu semua bukanlah bagian dari ajaran islam dan merupakan bagian dari budaya barat , maka dari sinilah salah satu sumber rusaknya moral para pemuda kita khususnya para pemuda muslim

حَدَّثَنِي سُوَيْدُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ مَيْسَرَةَ حَدَّثَنِي زَيْدُ بْنُ أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِي جُحْرِ ضَبٍّ لَاتَّبَعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ
و حَدَّثَنَا عِدَّةٌ مِنْ أَصْحَابِنَا عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ أَخْبَرَنَا أَبُو غَسَّانَ وَهُوَ مُحَمَّدُ بْنُ مُطَرِّفٍ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ قَالَ أَبُو إِسْحَقَ إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ حَدَّثَنَا أَبُو غَسَّانَ حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ وَذَكَرَ الْحَدِيثَ نَحْوَهُ

“Sungguh, kalian benar-benar akan mengikuti kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga sekiranya mereka masuk ke dalam lubang biawak pun kalian pasti kalian akan mengikuti mereka.” Kami bertanya; “Wahai Rasulullah, apakah mereka itu yahudi dan Nasrani?” Beliau menjawab: “Siapa lagi kalau bukan mereka.” Dan telah menceritakan kepada kami beberapa orang dari sahabat kami dari Sa’id bin Abu Maryam Telah mengabarkan kepada kami Abu Gassan yaitu Muhammad bin Mutharrif dari Zaid bin Aslam melalui sanad ini dengan Hadits yang serupa. Abu Ishaq Ibrahim bin Muhammad berkata; Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yahya Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Maryam Telah menceritakan kepada kami Abu Gassan Telah menceritakan kepada kami Zaid bin Aslam dari Atha’ bin Yasar -lalu dia menyebutkan Hadits yang serupa.- (HR. Muslim: 4822) –

Islam adalah agama mulia , agama yang sempurna yang telah diatur didalamnya syari’at-syari’at islam dan tidak ada agama yang diterima oleh Allah subhanahu wata’ala selain agama islam

Allah ta’ala berfirman

إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللّهِ الإِسْلاَمُ

“Sesungguhnya agama yang benar di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali Imran: 19)

Maka tidak boleh kita sebagai orang-orang mu’min mengikuti petunjuk dari selain kitabullah dan sunnah rasulullah , apalagi mengikuti budaya barat dan mengikuti gaya hidup orang-orang kuffar karena mereka akan menyesatkan kita dan akan membuat kita rugi di dunia maupun akhirat

Ingatlah, orang-orang kuffar tidak akan pernah ridho, sampai kita umat Islam mengikuti ajaran mereka.

Allah Ta’ala berfirman,

وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 120

Maka perayaan yang menimbulkan maksiat dan mudhorot yang dilakukan oleh manusia pada malam tahun baru bukanlah merupakan petunjuk dari diinul haq yakni islam . ini adalah salah satu cara orang-orang kuffar agar kita mengikuti agama mereka Dan ikut dalam melakukan dan merayakan adalah haram karena telah bermaksiat kepada Allah subhanahu wata’ala dan menyerupai bagian dari mereka

Dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu’ alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

” Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk bagian dari mereka .” (HR. Ahmad 2: 50 dan Abu Daud no. 4031)

Sudah jelas bahwa jika kita melakukan dan mengikuti sebuah perayaan yang merupakan bentuk perayaan bagi kaum kuffar maka kita telah menjadi bagian dari mereka , dan menjadi bagian dari mereka berarti bukan lagi menjadi bagian dari baginda rasulullah . na’udzubillahi min dzaalik

Rasulullah shallallahu’ alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا

” Bukan termasuk golongan kami siapa saja yang menyerupai selain kami ” (HR. Tirmidzi no. 2695. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan ).

Saat ini kita tahu bahwa saudara-saudara kita dibelahan bumi lain menjadi korban dari kekejaman dan kedzoliman orang-orang kuffar, maka sungguh tidak pantas kita berhura-hura dan berpesta pora. Umat muslim bagaikan satu tubuh yang jika salah satu tubuhnya merasakan sakit maka bagian tubuh yang lain pun akan merasakan sakit

دَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا زَكَرِيَّاءُ عَنْ عَامِرٍ قَالَ سَمِعْتُهُ يَقُولُ سَمِعْتُ النُّعْمَانَ بْنَ بَشِيرٍ يَقُولُ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَرَى الْمُؤْمِنِينَ فِي تَرَاحُمِهِمْ وَتَوَادِّهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى عُضْوًا تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

Telah menceritakan kepada kami Abu Nu’aim telah menceritakan kepada kami Zakariya` dari ‘Amir dia berkata; saya mendengar An Nu’man bin Basyir berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kamu akan melihat orang-orang mukmin dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).”

Memperjuangkan agama haq ini adalah kewajiban semua muslim . maka berjuanglah sesuai dengan yang kalian bisa dan mengikuti perayaan orang-orang kuffar sama saja kalian telah menjadi bagian dari mereka untuk memerangi islam sebagaimana mereka tidak akan ridho hingga ummat muslim mengikuti agama mereka

Kita tidak akan tahu dengan keadaan apa dan dimana kita di wafatkan, maka berusahalah agar Allah mewafatkan kita dengan keadaan husnul khotimah dengan keadaan beribadah kepada Allah

Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari hadits berikut.

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِىِّ قَالَ نَظَرَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِلَى رَجُلٍ يُقَاتِلُ الْمُشْرِكِينَ ، وَكَانَ مِنْ أَعْظَمِ الْمُسْلِمِينَ غَنَاءً عَنْهُمْ فَقَالَ « مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَلْيَنْظُرْ إِلَى هَذَا » . فَتَبِعَهُ رَجُلٌ فَلَمْ يَزَلْ عَلَى ذَلِكَ حَتَّى جُرِحَ ، فَاسْتَعْجَلَ الْمَوْتَ . فَقَالَ بِذُبَابَةِ سَيْفِهِ ، فَوَضَعَهُ بَيْنَ ثَدْيَيْهِ ، فَتَحَامَلَ عَلَيْهِ ، حَتَّى خَرَجَ مِنْ بَيْنِ كَتِفَيْهِ . فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « إِنَّ الْعَبْدَ لَيَعْمَلُ فِيمَا يَرَى النَّاسُ عَمَلَ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، وَإِنَّهُ لَمِنْ أَهْلِ النَّارِ ، وَيَعْمَلُ فِيمَا يَرَى النَّاسُ عَمَلَ أَهْلِ النَّارِ وَهْوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِخَوَاتِيمِهَا »

Sahl bin Sa’ad As-Sa’idi berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat ada yang membunuh orang-orang musyrik dan ia merupakan salah seorang prajurit muslimin yang gagah berani. Namun anehnya beliau malah berujar, “Siapa yang ingin melihat seorang penduduk neraka, silakan lihat orang ini.” Kontan seseorang menguntitnya, dan terus ia kuntit hingga prajurit tadi terluka dan ia sendiri ingin segera mati (tak kuat menahan sakit, pen.). Lalu serta merta, ia ambil ujung pedangnya dan ia letakkan di dadanya, lantas ia hunjamkan hingga menembus di antara kedua lengannya.

Selanjutnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh ada seorang hamba yang menurut pandangan orang banyak mengamalkan amalan penghuni surga, namun berakhir menjadi penghuni neraka. Sebaliknya ada seorang hamba yang menurut pandangan orang melakukan amalan-amalan penduduk neraka, namun berakhir dengan menjadi penghuni surga. Sungguh amalan itu dilihat dari akhirnya.” (HR. Bukhari, no. 6493)

Dalam riwayat lain disebutkan,

وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ

“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya.” (HR. Bukhari, no. 6607)

Amalan yang dimaksud di sini adalah amalan shalih, bisa juga amalan jelek. Yang dimaksud ‘bil khawatim’ adalah amalan yang dilakukan di akhir umurnya atau akhir hayatnya.

Bahwa amalan akhir manusia itulah yang jadi penentu dan atas amalan itulah akan dibalas. Siapa yang beramal jelek lalu beralih beramal baik, maka ia dinilai sebagai orang yang bertaubat. Sebaliknya, siapa yang berpindah dari iman menjadi kufur, maka ia dianggap murtad.
Dan orang yang semasa hidupnya beramal sholih namun ketika akhir hayatnya dia wafat dengan keadaan bermaksiat maka dia dihitung sebagai pelaku maksiat

wallahu musta’an

Oleh Tegar dovianda putra

Artikulli paraprakPerayaan Tahun Baru, Tradisi Bid’ah dalam Kristen
Artikulli tjetërMAU DUDUK ANDA TERHITUNG SHALAT?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini