Diantara faktor penyebab futur adalah tidak yakin pada tujuan yang telah dicanangkan atau instrumen yang dipilih.
Ini berbeda dengan yang sebelumnya. Di sini tujuan telas ditetapkan dan jelas. Instrumen untuk mencapainya pun demikian. Namun, ada orang-orang yang tidak yakin dengan tujuan yang dicanangkan itu. Atau dia tidak sreg dengan instrumen yang dipilih. Terkadang seseorang turut serta ambil bagian di jalan dakwah ini karena basa-basi atau sekadar mencari pengalaman atau karena tujuan yang lain. Setelah berlalu beberapa masa, futur pun menjangkitinya. Dan beristirahatlah dia.
Suatu contoh, misalnya ada dua orang atau lebih yang sepakat dalam menggambarkan realita yang ada. Sebagian besar dari mereka berpendapat, solusi dari realita yang dihadapi adalah dengan memberikan solusi yang integral-universal. Yakni dengan dakwah umum, tarbiyah, menuntut ilmu, dan berbagai sarana syar’i lainnya secara seimbang-proporsional. Lantas ada yang berpendapat bahwa solusinya adalah dengan menuntut ilmu saja. Ada juga yang berpendapat bahwa solusinya adalah dengan tarbiyah fardiyah saja, atau dengan dakwah umum saja. Maka siapa saja yang berjalan bersama mereka dan tidak sreg dengan jalan yang ditempuh, niscaya dia akan melemah dan cepat atau lambat akan berhenti. Sebab dia tidak yakin dengan sarana yang dipilih. Dan dia yakin bahwa tujuan-tujuan yang telah dicanangkan tidak akan terwujud dengan itu.
Masalahnya, orang-orang seperti ini biasanya dilanda futur secara umum. Dia tidak beralih aktif dengan instrumen yang diyakininya lalu aktif di dalamnya dengan semangat tinggi. Seandainya demikian, masalah ini jadi mudah dan bisa jadi ada kebaikan di sana. Sayangnya, alih-alih aktif dengan instrumen yang diyakininya, dia meninggalkan semuanya.
Sehingga karena tidak yakin dengan instrumen yang dipilih keadaannya seperti ini, maka tidak yakin dengan tujuan berakibat lebih parah lagi. Orang yang tidak yakin dengan tujuan tidak akan bertahan lama dalam menempuh perjalanan. Karena dia berjalan menuju tempat yang tidak diyakininya. Bisa saja semula seseorang tidak mengerti tujuan ini, dan setelah mengerti, cepat cepat dia menyingkir dan berhenti. Meskipun mungkin dia tidak berterus terang.
Sumber: Dinukil dari Kitab Al-Futur; Al-Madzahir, Al-Asbab, Wa Al-‘Ilaj, Karya Syekh. Prof. DR. Nashir bin Sulaiman Al-Umar hafidzahullah.