Tarbiyah yang buruk dapat menyebabkan seorang aktivis dakwah dan atau penuntut ilmu terpapar penyakit futur.
Oleh karena itu seorang muslim secara umum dan aktivis dakwah secara khusus membutuhkan tarbiyah yang panjang, kokoh, dan integral. Khususnya dalam aspek ibadah dan ilmiah.
Rasulullah telah mendidik para sahabat dengan tarbiyah terbaik. Dan itu bukanlah perkara yang mudah dan sepele. Selama bertahun-tahun beliau menetap di Mekah, dan setelah itu di Madinah. Beliau membina dan mendidik mereka dengan tangan beliau sendiri.
Tarbiyah ini menuntut tenaga yang berlipat ganda dan menghabiskan masa bertahun-tahun. Sehingga hadirlah orang orang pilihan yang diberkati. Generasi yang belum pernah ada dalam sejarah dan tak akan pernah ada lagi. Mereka menorehkan kemuliaan dengan tinta cahaya. Mereka menghadapi berbagai kesulitan dan rintangan. Mereka tidak lemah menghadapi musibah yang menerpa di jalan Allah. Mereka tidak terhina, tidak menyerah, dan tidak patah semangat.
Pemuda umat hari ini amatlah membutuhkan tarbiyah yang menyeluruh dan seimbang, bersumber dari Al-Qur’an dan As- Sunnah, sesuai dengan petunjuk para Salaf.
Ada hakikat yang tak bisa diingkari. Yaitu pentingnya Tarbiyah untuk umat ini, karena ummat ini sedang dilanda kelemahan. Tarbiyah ini penting bagi seluruh komponen umat, khususnya kepada kaum muda dan wanita.
Karena itu komitmen pun menjadi sesuatu yang berkabut secara umum dalam diri kebanyakan Multazimin (orang-orang yang berkomitmen). Kaki mereka tidak dapat berdiri kokoh saat kesulitan dan ujian menghampiri.
Hubungan dengan Allah yang lemah, ilmu yang ala kadarnya, dan pengalaman yang sedikit, sementara emosi dan semangat meleda-ledak, ditambah orang-orang memandangnya dengan pandangan memuji, maka keadaannya bagaikan fatamorgana. Orang yang kehausan menduganya sebagai air, namun saat dia mendatanginya dia tidak mendapati apa-apa. Demikianlah keadaannya. Kecuali yang mendapatkan perlindungan, taufik, dan dikokohkan oleh Allah.
Ada banyak keluhan yang dilontarkan oleh mereka yang menjadi futur (lemah setelah sebelumnya beristiqamah). Ini suatu fenomena yang membutuhkan terapi. Faktor penyebab utamanya adalah tarbiyah yang buruk di samping syahwat dan syubhat yang merajalela. Maka dari itu para ulama, penuntut ilmu, dan murabbi hendaklah bergegas sebelum kehabisan waktu dan berharap apa yang telah terjadi tidak akan terjadi lagi.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan tarbiyah yang buruk.
- Permulaan yang buruk dan tidak adanya pembinaan pribadi muslim di atas pondasi yang kuat dan mendasar. Inilah yang membuat seorang muslim berkepribadian kerdil dan goyah. Kepribadian yang menyimpang dari pondasinya akan membuat seseorang yang berkepribadian seperti itu am sangat menderita.
- Tidak ada pelatihan yang membentuk sikap proaktif. Seringkali tarbiyah personal berjalan dengan menumbuhkan nim sikap negatif dan reaktif, hanya menunggu. Sejatinya ini adalah tarbiyah imma’ah (tanpa pendirian) dan taqlid (sekadar membebek).
- Tidak memiliki konfidensi (kepercayaan diri), takut terjatuh, nsb khawatir gagal, dan meninggalkan segala sesuatu yang baru
- Melalaikan prinsip pemberian reward (penghargaan) dan punishment (sanksi), atau tidak menempatkannya sebagaimana mestinya.
- Evaluasi yang terlalu kasar, membesar-besarkan kesalahan, terlalu banyak mencela, dan tidak memperhatikan perbedaan antar personal, perbedaan milleau, dan kondisi sosial gr kemasyarakatan. Hal inilah yang membuat para pemuda lari menjauh, liar, dan terjatuh.
- Membebani personal dengan tanggung jawab yang besar sebelum jiwanya matang, sebelum dipersiapkan dan dibina. Ini adalah musibah yang akibatnya adalah kebinasaan di masa kini dan di masa yang akan datang.