Etika Bermedia Sosial di Bulan Ramadan

Date:

Bulan Ramadhan adalah bulan yang agung dimana semua hamba-hamba Allah yang menginginkan kebaikan berlomba untuk mencapainya agar usai Ramadhan mendapatkan ampunan dari Allah Ta’ala.

Penggunaan media sosial di abad 21 ini sudah menjadi sebuah hal yang tak dapat dipisahkan dalam kehidupan termasuk dalam bulan Ramadhan yang sedang kita jalani. Namun sebagai seorang muslim yang serius merindu dengan ketaatan Kepada Allah Ta’ala terkhusus di bulan Ramadhan ini maka pengunaan media sosial semakin cermat digunakan dengan tujuan maksimal dalam beribadah dan tidak mengurangi takaran pahala puasa di sisi Allah Ta’ala.

Nabi Shallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda akan hal ini :

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ

“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga” (HR. Tabrani).

Islam adalah agama paripurna yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia termasuk etika dalam penggunaan media sosial. Beberapa etika penggunaan media sosial:

1. Menggunakan Media Sosial Untuk Mendulang Pahala

Dengan adanya media sosial maka semakin memudahkan kita untuk melakukan kebaikan. Dengan media sosial kita dapat menyambung silaturahmi dengan jarak, waktu dan ruang yang terbatas, menyebarkan info donasi kemanusiaan, sedekah antar sesama yang saling membutuhkan dan menuntut ilmu dalam jendela yang lebih luas. Dengan kebaikan ini semua kita dapat mendatangkan manfaat buat orang lain.

Nabi Shallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :

وَخَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

“Sebaik baik manusia adalah yang paling bermanfaat buat manusia” (HR. Ahmad).

2. Tidak Mengupload Berita Dusta

Selama dan luar bulan Ramadhan menguplod dan menyebarkan berita dusta selain mendapatkan dosa di sisi Allah Ta’ala juga menjadi hal yang membuat puasa kita tidak mendatangkan pahala. Sangat rugi ketika seseorang sedang puasa namun masih mengupload dan share berita yang bohong.

Nabi Shallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلُ الزُّوْرِ وَالعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ عَزَّوَجَلَّ حَاجَةٌ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan (tetap) mengamalkannya, maka tidaklah Allah Azza wa Jalla butuh (atas perbuatannya meskipun) meninggalkan makan dan minumnya” (HR. Bukhari).

Imam Suyuti menyebutkan bahwa az zuur memiliki makna perkataan dusta sedangkan mengamalkannya berarti melakukan perbuatan keji yang merupakan konsekuensinya yang telah Allah Ta’ala larang.

3. Menghindari Konten Porno

Sebagai muslim maka selama dan luar bulan Ramadhan mengonsumsi konten porno adalah hal yang tercela dan terlarang berupa melihat gambar dan video porno (mohon maaf) yang dapat merusak iman dan akal kita sebagai muslim termasuk para anak cucu yang kita sayangi.

Allah Ta’ala berfirman:

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’: 32)

4. Melalaikan Dalam Ibadah

Komunikasi dengan medsos sudah menjadi hal yang lumrah bagi kebanyakan orang mulai dari anak kecil, dewasa sampai kalangan orang tua. Sejak bangun pagi hal yang pertama dilihat adalah sosmed berupa apa yang terjadi di Facebook, Instagram, WhatsApp, YouTube dan sebagainya sampai mau tidur begitupun terjadi.

Penggunaan aktifitas di sosmed dengan berbagai aplikasi tidaklah masalah selagi tidak mengantarkan pada perkara yang haram dan melalaikan dalam ibadah keseharian kita.

Nabi Shallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :

مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ

“Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat” (HR. Tirmidzi).

Maka sudah sepantasnya seorang muslim tidak menghabiskan waktu berjam-jam di sosmed untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.

5. Tidak Digunakan Untuk Mengghibah

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Tahukah engkau apa itu ghibah?” Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Ia berkata, “Engkau menyebutkan kejelekan saudaramu yang ia tidak suka untuk didengarkan orang lain.” Beliau ditanya, “Bagaimana jika yang disebutkan sesuai kenyataan?” Jawab Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, “Jika sesuai kenyataan berarti engkau telah mengghibahnya. Jika tidak sesuai, berarti engkau telah memfitnahnya.” (HR. Muslim).

Sebagai seorang muslim maka selama dan luar bulan Ramadhan kita dilarang mengghibah baik di dunia nyata maupun media sosial walaupun ada ghibah yang diperbolehkan dengan beberapa catatan.

Semoga kita semua menjadi bagian dari hamba-hamba yang dapat menjalankan ibadah Ramadhan dengan berkualitas dan memperoleh pahala yang sempurna. Selamat menjalankan ibadah puasa.

Oleh: Reo Adi Syahputra, S.Si (Kepala Sekolah SMA Ibnu Abbas Muna)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share post:

Subscribe

spot_img

Popular

More like this
Related

Gagas Perubahan: Pemudi Wahdah Perkuat Kolaborasi Antar Komunitas di Ramadan Talk

MAKASSAR, wahdah.or.id - Sebanyak 70 pemuda perwakilan komunitas, remaja...

Perkokoh Silaturahmi, Safari Ramadan Wahdah Bulukumba Sasar 14 Masjid Binaan di Kecamatan Rilau Ale

BULUKUMBA, wahdah.or.id - Dewan Pengurus Daerah (DPD) Wahdah Islamiyah...

DPW Wahdah Islamiyah Sulteng Gelar Pengajian dan Buka Puasa, Tekankan Peran Dakwah dan Ketahanan Keluarga

PALU, wahdah.or.id - Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Wahdah Islamiyah...

Tebar 100.000 Paket Ifthar: Muslimah Wahdah Islamiyah Berbagi Kebahagiaan di Seluruh Indonesia

MAKASSAR, wahdah.or.id - Muslimah Wahdah Islamiyah kembali menggelar program...