Engkau mengucapkan selamat pada ibumu hari ini, tapi esok dan hari-hari lainnya engkau durhaka padanya, tidak mendengar perintahnya, menolak perintahnya, bersifat kasar padanya, membentaknya. Butuhkah ibumu pada ucapan itu?
Engkau ucapkan selamat pada ibumu hari ini, tapi setiap hari engkau begitu kikir untuk menengadahkn tanganmu dan merengek pada Rabbmu untuk meminta agar ibumu dibebaskan dari api neraka. Sementara 9 bulan ketika engkau didalam perutnya, setiap saat ia berjuang dengan kesakitan, tulang pinggulnya terasa mau patah menahan aktifnya engkau bergerak. Air matanya terus berderai, kesakitan, tubuhnya panas dingin, perasaannya tidak pernah enak dan setiap saat dia berdoa agar engkau lahir dengan selamat. Lalu hnya dengan ucapan itukah caramu berbuat baik padanya?
Engkau ucapkan selamat hari ini padanya, tapi hari-harinya engkau anggap dia seperti budak yang seenakmu engkau perintah. Sementara sebelum engkau lahir, nafasnya hampir putus, ia bertaruh nyawanya saat kelahiranmu, air matanya terus berderai, ia terus berteriak menahan sakit, yang sakitnya lebih sakit dati tusukan-tusukan pedang. Lalu dia berdoa moga engkau jadi anak shaleh. tapi hanya dengan ucapan selamat yang sekali setahun engkau memblasnya?
Saudaraku, dia tidak butuh apa-apa padamu. Tapi harapannya engkau adalah orang yang bisa mnyelamatkannya dari api neraka.
Ah, sudahlah. Cepatlah ambil air wudhu dan bersimpuh sujud dihadapan-Nya. Bertaubatlah dan mohonkan ampun pada-Nya. Menangislah, sebagaimana ia pernah menangis karenamu.
Oleh Muh Ode Wahyu