Tadabbur Ayat Pilihan 26 || Surah al-Muthaffifin: 29-36
Karena Engkau Muslim Mereka Membencimu
Allah azzaa wajalla berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ أَجْرَمُوا كَانُوا مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا يَضْحَكُونَ (٢٩) وَإِذَا مَرُّوا بِهِمْ يَتَغَامَزُونَ (٣٠) وَإِذَا انْقَلَبُوا إِلَى أَهْلِهِمُ انْقَلَبُوا فَكِهِينَ (٣١) وَإِذَا رَأَوْهُمْ قَالُوا إِنَّ هَؤُلاءِ لَضَالُّونَ (٣٢) وَمَا أُرْسِلُوا عَلَيْهِمْ حَافِظِينَ (٣٣) فَالْيَوْمَ الَّذِينَ آمَنُوا مِنَ الْكُفَّارِ يَضْحَكُونَ (٣٤) عَلَى الأرَائِكِ يَنْظُرُونَ (٣٥) هَلْ ثُوِّبَ الْكُفَّارُ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ (٣٦)
“Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang menertawakan orang-orang yang beriman. Dan apabila orang-orang yang beriman berlalu di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya. Dan apabila orang-orang yang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira. Dan apabila mereka melihat orang-orang mukmin, mereka mengatakan: “Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat”, padahal orang-orang yang berdosa itu tidak dikirim untuk penjaga bagi orang-orang mukmin. Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir, mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang, sesungguhnya orang-orang kafir telah diberi ganjaran terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS. Al-Muthaffiffin: 29-36)
Faidah:
1. Ayat ini menjelaskan bahwa para pegiat dosa dari kalangan munafikin dan orang-orang kafir selalu memusuhi, mengolok-olok, menghinakan, melecehkan, merendahkan dan menertawai orang-orang yang beriman. Inilah sifat utama kaum munafik dan orang-orang kafir yang selalu tampak, sekalipun diantara mereka ada yang mengaku sebagai muslim atau melabelkan gelar-gelar keislaman di depan nama mereka.
2. Sifat merendahkan, melecehkan, menghinakan dan menertawakan kaum mukimin tidak lain merupakan bentuk perang terhadap kaum mukminin. Ini dikenal dengan istilah ghazwul fikri (perang pemikiran),yaitu perang urat saraf yang hakikatnya lebih berbahaya dari perang fisik. Sebab tujuannya adalah mematikan keyakinan bukan mematikan lawan.
Hal ini disebabkan karena mereka berkeyakinan bahwa orang-orang yang beriman itu berada dalam kesalahan dan kesesatan sedang mereka berada dalam kebenaran. Mereka juga yakin bahwa kaum muslimin sedang melakukan pengrusakan dan kekacauan sedang merekalah yang melakukan perbaikan.
Inilah satu sifat yang Allah sebutkan di dalam al-Qur’an tentang sifat kaum munafikin itu, Allah azza wajalla berfirman:
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آمَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلالا بَعِيدًا (٦٠) وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَى مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنْكَ صُدُودًا (٦١) فَكَيْفَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ ثُمَّ جَاءُوكَ يَحْلِفُونَ بِاللَّهِ إِنْ أَرَدْنَا إِلا إِحْسَانًا وَتَوْفِيقًا (٦٢)
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? mereka hendak berhakim kepada thaghut (hukum buatan manusia yang menyelisihi hukum Allah), padahal mereka telah diperintah mengingkari Thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. Apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul”, niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu. Maka bagaimanakah halnya apabila mereka (orang-orang munafik) ditimpa sesuatu musibah disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian mereka datang kepadamu sambil bersumpah: “Demi Allah, kami sekali-kali tidak menghendaki selain penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna”. (QS.an-Nisa: 60-62)
3. Firman Allah azza wajalla “Padahal orang-orang yang berdosa itu tidak dikirim untuk penjaga bagi orang-orang mukmin” menunjukkan bahwa orang-orang yang anti pada islam dan membenci kaum mukminin akan senantiasa mencari-cari kesalahan mereka, disebabkan hasad dan dengki. Sekecil apapun kesalahan kaum mukminin (menurut mereka) yang mereka temukan, niscaya akan dianggap sebagai kesalahan yang sangat besar hingga digembar-gemborkan agar mereka dapat bahan tertawaan baru.
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata:
Para pegiat dosa itu tidaklah diutus untuk menjaga dan mengawasi semua perbuatan dan perkataan orang-orang yang beriman. Tapi mengapa mereka membebankan diri mereka untuk itu? Mengapa mereka menyibukkan diri mengawasi kaum mukminin dan menjadikan mereka sebagai sasaran yang tepat ada di hadapan matanya? (Tafsir Ibnu Katsir: 4/422)
Syaikh Abdurrahamn Ibn Nashir as-Sa’di rahimahullah berkata: “Padahal mereka tidaklah diutus untuk menjadi perwakilan-perwakilan kaum mukminin yang bertugas untuk selalu mengawasi mereka, hingga mereka begitu semangat menuduh mereka dengan kesesatan.” (Tafsir as-Sa’di: 1081)
Hal ini seperti firman Allah:
قَالَ اخْسَئُوا فِيهَا وَلا تُكَلِّمُونِ (١٠٨) إِنَّهُ كَانَ فَرِيقٌ مِنْ عِبَادِي يَقُولُونَ رَبَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ (١٠٩) فَاتَّخَذْتُمُوهُمْ سِخْرِيًّا حَتَّى أَنْسَوْكُمْ ذِكْرِي وَكُنْتُمْ مِنْهُمْ تَضْحَكُونَ (١١٠) إِنِّي جَزَيْتُهُمُ الْيَوْمَ بِمَا صَبَرُوا أَنَّهُمْ هُمُ الْفَائِزُونَ (١١١)
“Allah berfirman: “Tinggallah dengan hina di dalamnya (neraka), dan janganlah kamu berbicara dengan Aku. Sesungguhnya, ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdoa (di dunia): “Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah pemberi rahmat yang paling baik. Lalu kamu menjadikan mereka buah ejekan, sehingga (kesibukan) kamu mengejek mereka, menjadikan kamu lupa mengingat Aku, dan adalah kamu selalu mentertawakan mereka. Sesungguhnya Aku memberi balasan kepada mereka di hari ini, karena kesabaran mereka; Sesungguhnya mereka Itulah orang-orang yang menang.” (QS. Al-Mu’minun: 108-111)
4. Perkara yang membuat orang-orang yang anti islam membenci kaum mukminin tidak lain karena keislaman mereka. Imam al-Qurthubi rahimahullah ta’ala berkata:
وقيل: أي يعيرونهم بالإسلام ويعيبونهم به
“Dikatakan pula bahwa makna mengedip-ngedipkan mata maksudanya adalah menjelek-jelekkan mereka dengan islam dan mencela mereka karenanya. (Tafsir al-Qurthubi: 19/267)
5.Sesungguhnya kaum mukminin selalu rindu akan janji Allah kepada mereka, sehingga mereka tidak akan takut dengan berbagai celaan, penghinaan, serta upaya kriminalisasi terhadap mereka. Mereka dengan bangga akan berkata kepada yang memusuhi mereka, “Tertawalah kalian hari ini, karena suatu saat nanti kamilah yang akan menertawakan kalian.”
Oleh Ustadz Abu Ukasyah Wahyu al-Munawy