Selain silaturahim, Salim Assegaf juga berkenan memberikan taujihat kepada pengurus DPP WI, dosen dan mahasantri Ma’had Aly. Dalam taujihat, Doktor pertama orang Indonesia yang mengajar di LIPIA Jakarta ini, banyak menceritakan kekayaan alam dan potensi umat Islam di Indonesia yang diabaikan.

Menurut Salim, Indonesia memiliki kekayaan alam yang cukup melimpah, yang seharusnya membawa kesejahteraan masyarakat. Namun, lanjut Salim karena Negara ini tidak dipimpin oleh orang-orang yang shaleh, maka kekayaan bangsa ini tidak bermanfaat bagi rakyat, karena dikorupsi, diselewengkan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab

Misalnya saja, papar pakar Syariah ini, anggaran Negara untuk penambahan gisi bagi anak-anak, juga dikorupsi oleh pejabat. Sehingga, terang Salim, banyak anak-anak meninggal akibat kekurangan gisi. Bahkan, ke depan beberapa genarasi bangsa akan hilang akibat kekurangan gisi.

Olehnya itu, kedepan menurut Salim, bangsa ini harus memilih pemimpin yang shaleh, partai dikelola oleh orang-orang shaleh. Sehingga dapat menyelematkan negeri, dengan membuat undang-undang yang memperjuangkan kepentingan umat dan masyarakat.

Sementara itu, Ust. Zaitun, dalam sambutannya banyak memperkenalkan Wahdah Islamiyah yang dirintis dari sebuah yayasan kecil hingga menjadi ormas Islam yang mempunyai puluhan cabang dan daerah binaan. Tak lupa, Pengurus bagian Luar Negeri Badan Kerjasama Pondok Pesantren Indonesia (BKsPPI), bernostalgia, ketika Wahdah masih berbentuk yayasan kecil yang dikunjungi oleh Dr. Salim untuk memberi semangat kepada pengurus yayasan kala itu.