Dua Ulama/Rujukan Bidang Aqidah Di Jazirah Arab

Date:

Bismillaahirrahmaanirrahiim…
In syaa Allah, tulisan ini akan menyingkap biografi singkat beberapa ulama yang kompeten dibidangnya masing-masing. Tentunya, banyak ulama yang menguasai ilmu tertentu, namun kita hanya akan memilih dua dari sekian banyak ulama tersebut, bukan karena menafikan keilmuan mereka, namun bila setiap nama/biografi mereka disebutkan tentunya pembahasan ini akan meluber panjang dan membosankan. Kita hanya akan memilih dua ulama yang memiliki kriteria sempurna sebagai seorang ulama, seorang rabbani, menggabungkan antara ilmu, amal, ibadah, dan akhlak yang mulia, tentunya dari berbagai sumber biografi mereka, baik sumber tertulis ataupun sumber berupa kabar yang didapatkan penulis dari orang-orang yang mengenal mereka. Kriteria yang tak kalah pentingnya adalah konsentrasi ilmu akademik/talaqqi ulama tersebut memang pada ilmu yang dia terkenal karenanya, sehingga ia menjadi rujukan dibidang ilmu tersebut, dan memiliki murid-murid yang handal dan juga menjadi ulama. Semoga dengan mengenal mereka lebih dekat kita bisa mengambil manfaat dari biografi, beristifadah dari ilmu dan fatwa-fatwa mereka. Aamiin.

Pada edisi pertama ini, kita akan memperkenalkan dua tokoh ulama besar sekaligus ulama rujukan dalam bidang ilmu aqidah yang ada di Jazirah Arab, khususnya di Arab Saudi.
Pertama: Syaikh ‘Allaamah Abdur-Rahman bin Nashir Al-Barraak hafidzhahullah (Umur: 84 tahun).

sheikh-abdul-rahman-al-barrak
Beliau berasal dari Qashim (Daerah Bukairiyah), lahir disana pada tahun 1352 H dan sekarang menetap di Kota Riyadh, KSA, karya beliau yang terkenal adalah: Ta’liq/Catatan Kaki Kitab Fathul-Bari karya Hafidz Ibnu Hajar. Beliau sudah buta sejak umur 9 tahun, dan ayahnya wafat sejak beliau masih bayi… namun hal ini tidak menghalanginya untuk menjadi rujukan utama ilmu aqidah zaman ini. Beliau sekarang; pensiunan Dosen Di Universitas Muhammad bin Suud, Riyadh. Diantara guru beliau adalah: Syaikh Ibnu Baaz, duduk menuntut ilmu dan mengambil faedah dari Syaikh Ibnu Baaz rahimahullah selama sekitar 50 tahun,, guru lainnya: Syaikh Muhammad Amin Asy-Syinqithy, Syaikh Abdur-Razzaq ‘Afifi, dan selainnya. Seringkali ditawari oleh Syaikh Ibnu Baaz dan juga Mufti Saudi sekarang Syaikh Abdul-‘Aziz Aalu Syaikh untuk menjadi anggota Haiah Kibar Ulama, namun beliau enggan menerimanya karena sifat wara’ beliau yang begitu besar. Beliau hanya pernah menjadi Naib Mufti Syaikh Ibnu Baaz di Riyadh saat liburan musim panas dimana Syaikh Ibnu Baaz menetap di Thaif selama tiga bulan, beliau melakukannya karena atas permintaan Syaikh Ibnu Baaz dan Syaikh Al-Barrak malu untuk menolaknya. Beliau merupakan salah satu ulama yang sangat tidak suka ketenaran, dan sangat tawadhu’, zuhud dan wara’. Sangat perhatian dengan problematika umat, sehingga seringkali mengeluarkan pernyataan atau mentandatangani pernyataan seputar problem yang terjadi didunia islam. ( http://www.saaid.net/Warathah/1/albarak.htm / http://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=130559 )

Kedua: Syaikh ‘Allaamah Abdullah bin Muhammad Al-Ghunaiman hafidzhahullah (umur: 83 tahun).
Beliau berasal dari Qashim (Kota Buraidah) dan lahir sekitar tahun 1353 H. Beliau seorang professor Aqidah di Universitas Islam Madinah dan sudah pensiun sejak beberapa tahun lalu. Salah satu keistimewaan beliau: sangat menguasai kitab-kitab Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyah, serta madzhab salaf dalam Aqidah. Sekarang beliau banyak menetap di Kota Buraidah walaupun sering ke Riyadh karena jabatan beliau sebagai Anggota Haiah Kibar Ulama dan juga sering ke Kota Madinah karena jabatan beliau sebagai Pengajar Tetap DiMasjid Nabawi. Beliau adalah Eks Ketua Fakultas Pasca Sarjana Jurusan Aqidah, UIM… Dan merupakan besan dari Syaikh Muhaddits Abdul-Muhsin Al-‘Abbad hafidzhahullah, karena putera beliau Syaikh Ahmad Al-Ghunaiman (yang sering ke Indonesia) merupakan menantu Syaikh Al-‘Abbaad.
Karya tulis beliau banyak, diantaranya: Syarh Kitab Tauhid Min Shahih Bukhari, dan Mukhtashar Minhaaj As-Sunnah karya Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyah…Beliau kurang populer karena sifat beliau yang hampir sama dengan Syaikh Al-Barrak, tidak menyukai ketenaran, dan lebih memilih hidup zuhud dan wara’. Diantara guru-guru beliau yang terkenal adalah: Syaikh Muhammad Al-Muthawwa’, Syaikh Ibnu Baaz, dan lainnya. Diantara muridnya yang juga seorang ulama handal adalah Syaikh Naashir bin Abdul-Karim Al-‘Aql hafidzhahullah, ia berkata: “Saya tidak tahu ada ulama lain zaman sekarang yang lebih tahu tentang masalah tauhid/aqidah dari pada Syaikh Abdullah Al-Ghunaiman”. Beliau juga sangat perhatian dengan problematika umat, sehingga seringkali mengeluarkan pernyataan atau mentandatangani pernyataan seputar problem yang terjadi didunia islam. ( http://www.saaid.net/Warathah/1/Abdullah.htm )

Maulana La Eda, L.c
Maulana La Eda, L.c
Maulana La Eda, Lc. Hafizhahullah (Mahasiswa S2 Jurusan Ilmu Hadis, Universitas Islam Madinah)

Share post:

Subscribe

spot_img

Popular

More like this
Related

Berlimpah Ilmu, Doktor Hadits Alumni Madinah Beberkan Tips Pahala War Di Bulan Ramadan

MAKASSAR, wahdah.or.id - Pakar Hadis dan alumni Program Doktoral...

Perkuat Pemahaman Keagamaan dan Persiapan Sambut Ramadan, Ini Enam Materi yang Didapat Peserta PSR

MAKASSAR, wahdah.or.id -- Dewan Pengurus Pusat (DPP) Wahdah Islamiyah...

170 Jiwa Terdampak, Relawan Wahdah Peduli dan WIZ Bantu Evakuasi Korban Banjir di Makassar

MAKASSAR, wahdah.or.id - Banjir kembali menerjang dua kecamatan di...

Spesial! Angkat Tema “Bahagia”, PSR di Makassar Hadirkan Enam Pemateri Doktor Lulusan Timur Tengah

MAKASSAR, wahdah.or.id - Bulan Ramadan 1446 H/2025, kehadirannya kini...