Dari tanah hijaz (Haramain), ada baiknya kita menerawang dulu ke bumi Mesir, sebuah negeri yang tak pernah kering dari derasnya ilmu para ulama, sejak zaman sahabat ‘Amr bin Ash radhiyallahu’anhu, kemudian diwarisi oleh Imam Laits bin Saad, Imam Syafi’i, Imam Al-Muzani, Imam Ath-Thahawi, melewati Hafidz Ibnu Jama’ah, Al-‘Iraqi, Ibnu Hajar, As-Suyuthi, Syaikh Ahmad Syakir, hingga zaman kini.
Tentang pembawa bendera Ahli Hadis di Bumi Mesir, Kita semua sepakat bahwa Syaikh Abu Ishaq Al-Huwaini adalah yang pantas kita sebut dideretan ahli hadis paling depan karena ketenaran dan banyaknya murid dan karya ilmiyah beliau, walaupun basic akademik beliau hanyalah seorang Mahasiswa S1 Fakultas Bahasa Spanyol, Universitas ‘Ain Asy-Syamsy, Mesir.
Namun siapakah yang paling pantas mendampingi beliau pada tulisan kali ini?? Mari menyimak biografi keduanya:
Pertama: Syaikh Muhaddits ‘Allaamah Abu Ishaq, Hijaazi bin Muhammad Al-Huwaini hafidzhahullah (sekitar 60an tahun).
TTL: Desa Huwain, Daerah/Prop. KufruSyaikh, Mesir tahun 1375 / 1956 M.
Sebagai salah satu alumni terbaik S1 Fak Bahasa jurusan bahasa Spanyol, beliau pernah mendapatkan beasiswa kuliyah di Spanyol, namun karena tidak betah hidup di Spanyol, beliau pun kembali ke Mesir. Salah satu faktor kesadaran beliau untuk mendalami ilmu agama islam dalam umur 20an lebih adalah ketika membaca buku Shifat Shalat Nabi karya Syaikh Al-Albani rahimahullah, yang memberikan spirit pada beliau tentang pentingnya belajar agama dan menuntut ilmu. Setelah itu beliau kemudian mendatangi majelis Syaikh Muhammad Najib Al-Muthi’i Al-Azhary*1, dan mulazamah dimajelisnya selama empat tahun, hingga akhirnya Syaikh Al-Muthi’i terpaksa melarikan diri ke Sudan lantaran menjadi salah satu DPO oleh Rezim Mesir waktu itu.
Setelahnya beliau menghadiri majelis Syaikh Sayyid Sabiq (penulis kitab popular: Fiqh Sunnah), dan banyak mempelajari buku dan muthala’ah, khususnya ilmu hadis dan fiqh. Juga beliau banyak melakukan safar-safar singkat untuk menuntut ilmu seperti ke Syaikh Al-Albani, Syaikh Ibnul-Utsaimin, Syaikh Abdullah bin Qu’ud, Ibnu Jibrin, rahimahumullah, dll. Dan Kemungkinan Syaikh Ibnu Jibrin-lah ulama yang pertama kali menjuluki beliau: “Muhaddits Mesir”.
Dengan kesungguhan dan ijtihad beliau, akhirnya bisa berubah menjadi seorang ulama hadis dan seorang ulama dakwah salafiyah di Mesir. Walaupun tidak memiliki aktifitas akademik sebagaimana halnya Ulama Al-Azhar, beliau tetap mendapatkan penghormatan dan kemuliaan ditengah-tengah para dosen hadis Universitas Al-Azhar, dan penuntut ilmu Mesir, khususnya yang berafiliasi pada madzhab salaf lantaran banyaknya karya ilmiyah beliau yang sangat bagus, dan keberanian beliau dalam menyuarakan kebenaran. Beliau hanya pernah menjabat sebagai Ketua Lajnah Ilmiyah Al-Hikmah TV dan nara sumber pada beberapa stasiun TV Mesir seperti Al-Hikmah TV, An-Naas TV dan Ar-Rahmah TV. Beberapa tahun lalu, salah satu kaki beliau diamputasi karena penyakit gula, semoga Allah ta’ala tetap menjaga beliau, aamiin.
Karya ilmiyah beliau begitu banyak, khususnya berkaitan dengan hadis dan cabang-cabang ilmunya, diantaranya : An-Naafilah Fil Ahaadits Adh-Dho’ifah / Ats-Tsamr Ad-Daani Fi Adz-Dzab ‘An Al-Albani / Takhrij Tafsir Ibnu Katsir (Surat Al-Baqarah), dll.
*1. Syaikh Muhammad Najib Al-Muthi’i : Ulama yang menulis pelengkap kitab Al-Majmu’ karya Imam Nawawi dan Imam As-Subki. Beliau juga merupakan gurunya Syaikh Anis Thahir ketika hijrah dari Sudan menuju Jeddah, Saudi Arabia, dan wafat di Kota Madinah. Rahimahullah.
-FP beliau di facebook : https://www.facebook.com/Alheweny.Official.Page (dioperasikan oleh putera beliau).
-Dan ini situs pribadi beliau: ( http://alheweny.me/pages/page/about )
Kedua: Syaikh Muhaddits ‘Allaamah Prof. Dr. Ahmad Ma’bad Abdul-Karim Al-Azhari hafidzhahullah ( sekitar 76 tahun)
TTL: Prop. Fayyum, Mesir tahun 1939 M / 1359 M
Beliau adalah alumni S1 Fak Ushuluddin, Jurusan Tafsir Hadis Univ.Al-Azhar tahun 1966 M, lalu S2 Jurusan Tafsir tahun 1969, dan S3 Jurusan Hadis dan Ilmu Hadis tahun 1978 M.
Awal karir pengajaran beliau: menjabat Dosen Univ.Al-Azhar, kemudian pindah ke Riyadh, Arab Saudi. mengajar di Univ.Malik Suud selama 25 tahun, hingga kembali ke Al-azhar tahun 1417 H, 20 tahun yang lalu.
Beliaulah Pakar ‘Ilal Hadis, sebuah ilmu paling detail dan paling sulit dalam bidang ilmu hadis, sebab tidak hanya membutuhkan kuatnya hafalan, dan luasnya bacaan dan muthala’ah, namun juga butuh panjangnya umur dan pengalaman dalam berkencimpung dalam bidang ilmu ini.
Dialah yang berhasil membina para ahli hadis di Universitas terbesar di Saudi Arabia dan terbaik di Timur Tengah: selama 25 tahun (yaitu: Universitas Malik Suud), diantara murid yang lulus dari binaannya: sebut saja Syaikh Prof.Dr. Saad Al-Humaid, atau Syaikh Prof.Dr. Abdullah Damfu dari Arab Saudi, juga Syaikh Mazin As-Sarsawi dari Mesir, Syaikh Mahir Yasin Al-Fahl dari Iraq dll.
Walaupun Syaikh Abu ishaq Al-Huwaini lebih banyak menghasilkan karya tulis ilmiyah, namun ulama kita yang satu ini dianugerahi lisan yang lebih kuat dalam mengkaji ilmu, dan cara pengajaran yang begitu mengesankan dan mudah dicerna hatta pada jenis ilmu ‘ilal, sebuah ilmu yang tidak hanya sulit dalam kategori ilmu hadis, namun juga merupakan ilmu tersulit diantara ilmu-ilmu islam lainnya.
Kini beliau telah pindah ke Mesir, dan menjabat sebagai Guru Besar Ilmu Hadis Universitas Al-Azhar, Kairo Mesir, dan Anggota Kibar Ulama Al-Azhar. Beliau ini juga sangat memuji Syaikh Abu Ishaq Al-Huwaini, dan juga merupakan dosen dan syaikh putera Syaikh Al-Huwaini di Univ.Al-Azhar. Beliau pernah berkata kepada Syaikh Hatim bin Abu Ishaq Al-Huwaini: “Ayahmu adalah orang yang paling tahu tentang hadis diantara kami, dan kami begitu banyak mengambil manfaat dari (karya ilmiyah)nya”.
Diantara karya ilmiyah beliau:
-An-Nafkh Asy-Syadzi Fi Syarh Al-Jami’ At-Tirmidzi Li Ibni Sayid An-Naas (Tahqiq)
-Al-‘Iraqi wa Juhuduhu fi ‘Ilmil-hadits (disertasi)
(http://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=756 )