Dua Ahli Hadis Asal Indonesia Di Kota Nabi

Date:

Bismillaahirrahmaanirrahiim…
Dari masa ke masa bangsa Indonesia begitu banyak melahirkan figur ulama dikawasan Jazirah Arab khususnya daerah Hijaz yang terfokus pada Kota Mekah dan Kota Madinah.
Dua figur yang akan kita kaji pada kesempatan ini adalah dua ulama atau profesor hadis yang menetap di Kota Madinah yang orangtua atau kekek nenek mereka berasal dari Indonesia, tentunya keduanya telah lahir di Arab Saudi.
Yang pertama dari mereka tentunya adalah Syaikh Prof.Dr.Anis Thahir hafidzhahullah, karena ketenaran beliau sebagai Guru Besar Ilmu Hadis di Universitas Islam Madinah juga sebagai Pengajar Tetap di Halaqah Masjid Nabawi.
Adapun yang kedua, maka beliau adalah seorang akademisi yang banyak memiliki jabatan penting di Kota Madinah, fokusnya beliau pada jabatan dan urusan kantor membuat beliau kurang membuka majelis ilmu, padahal kwalitas ilmu dan gelar akademik beliau sebagai seorang Profesor hadis dan penulis handal dalam bidang ilmu hadis, sangat mumpuni untuk melakukan hal tersebut. Berbeda dengan Syaikh Anis Thahir yang lebih memilih kata ” Al-Indunisiy ” untuk menghiasi ekor namanya, adapun beliau ini maka lebih memilih untuk menjiplak nama daerah asal ortunya dibelakang namanya, sehingga bila mendengar namanya, kita tidak akan menyangka bahwa asal beliau adalah Indonesia. Berikut ringkasan biografi keduanya:

Pertama: Syaikh Prof. Dr. Anis bin Ahmad Thahir bin Jamaal Al-Indunisi (umur: 57 tahun)

Anis Thohir
Jabatan Sekarang:
-Profesor/Guru Besar Ilmu Hadis Universitas Islam Madinah
-Pengajar Tetap Majelis Ilmu Masjid Nabawi

Beliau lahir tahun 1378 H di Kota Mekah. Ayah beliau berasal dari Kroya –Jawa Tengah-. Beliau ini merupakan alumni Universitas Islam Madinah dari s1 hingga s3. Beliau banyak memiliki karya ilmiyah diantaranya:
-Mustakhraj Ath-Thusi ‘Ala Jami’ At-Tirmidzi –Diraasah Wa Tahqia (Disertasi beliau yang berjumlah 7 jilid).
-Al-Bayan wa At-Tafshil bi Diraasati Asyhari Kutub Al-Jarh wa At-Ta’dil (2 jilid),
-Mukhtashar Asy-Syamaail Al-Muhammadiyah, dll.

Diantara guru-guru beliau adalah: Syaikh Ibnu Baaz, Syaikh Al-Albani, Syaikh Ibnul-‘Utsaimin, Syaikh Hammad Al-Anshari, Syaikh Abdul-Muhsin Al-‘Abbad dll. Diantara guru beliau yang mungkin agak jarang diketahui orang-orang yang mengenal Syaikh ini adalah Syaih Faqih Muhammad Najib Al-Muthi’iy Al-Mishri, seorang ulama syafi’iyah yang melengkapi penulisan Kitab Al-Majmu’ oleh Imam An-Nawawi dan As-Subki, ia sempat berguru pada beliau di Kota Jeddah. Syaikh Anis Thahir pernah bercerita bahwa Syaikh inilah membuat beliau terinspirasi untuk berbahasa arab dengan sastra yang tinggi dan menyampaikan ceramah dan khuthbah tanpa teks. Bahkan inilah yang merupakan salah satu keahlian yang dimiliki Syaikh Anis Thahir yang terinspirasi dari Syaikh tersebut.

Di Masjid Nabawi beliau sudah mengajarkan beberapa kitab diantaranya: Asy-Syamaail Al-Muhammadiyah –Imam At-Tirmidzi-, Nuzhah An-Nadhzr –Hafidz Ibnu Hajar-, Al-Manaasik –Ibnu Taimiyah-, dan Al-Jawaab Al-Baahir –Ibnu Taimiyah-, juga mengajarkan Kitab Asy-Syariah –Al-Aajurri, dll.

Wajah beliau begitu meng-indonesia dengan jenggot lumayan sedikit yang sudah agak beruban, dengan kepribadian yang agak tenang, dan tidak berbicara kecuali langsung mengena pada masalah yang dibicarakan. Untuk belajar duduk dihadapan beliau, seorang penuntut ilmu hendaknya bersabar dan berusaha memahami ucapan syaikh karena seringkali syaikh Anis memberikan kosa kata bahasa arab yang aneh, atau kalimat yang berbau sastra dan perumpmaan. Semoga Allah terus memberikan keberkahan pada ilmu dan umur syaikh, aamiin. ( http://anistahir.com/%D8%A7%D9%84%D8%B3%D9%8A%D8%B1%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D8%B0%D8%A7%D8%AA%D9%8A%D8%A9/ )

Kedua: Abdullah bin Muhammad Hasan Dumfu ( 57 tahun).

Muhammad hasan
Jabatan Sekarang:
-Dekan Kuliyah Adab Wa ‘Ulum Insaniyah ( College Of Arts And Humanities, Universitas Thaibah: Kota Madinah). Sebelumnya beliau juga pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah dan Dekan Pasca Sarjana di Universitas Thaibah.
-Anggota Majelis Ilmu di Markaz Pengkajian dan Penelitian Kota Madinah Munawwarah. Dan sederet jabatan lainnya baik dalam interen ataupun eksteren Universitas Thaibah.

Beliau lahir tahun 1378 di Kota Thaif, sebelah tenggara Kota Mekah. Asal orangtua beliau adalah Kabupaten Dompu (diarabkan menjadi: Dumfu) Di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Beliau ini merupakan alumni S3 dari Universitas Muhammad bin Su’ud Al-Islamiyah, Kota Riyadh. Walaupun beliau menjadi dekan di Universitas Thaibah, namun beliau banyak kali menjadi penguji Disertasi atau Tesis diberbagai Universitas Populer di Saudi Arabia. Beliaulah yang menjadi penguji Disertasi ustadz Dr. Dasman Yahya Ma’ali dari Kampar, Riau, juga penguji Disertasi ustadz Dr. Sufyan Fuad Baswedan pada tahun lalu. Beliau sangat produktif dalam menulis buku dan makalah ilmiyah serta menjadi editor pada beberapa Majalah Ternama Di Universitas-Universitas Timur Tengah, khususnya pada bidang ilmu hadis, diantara kaya ilmiyahnya:
-Marwiyyaat Az-Zuhri Al-Mu’allah Fi Kitab ‘Ilal Ad-Daruquthni (Disertasi – 4 jilid)
-Mushannafaat Ibnu Abi Ad-Dunya, ‘Ardh Wa Naqd
-Marwiyaat Ath-Thaharah Fi Al-Kutub As-Sittah (Tesis), dll.

Adapun wajah beliau, maka lebih “indonesia” dibandingkan dengan Syaih Anis Thahir, dengan jenggot yang sangat sedikit, sehingga kurang nampak bila dilihat dari jauh, atau bahkan juga dari jarak dekat, sebagaimana wajah khas orang Indonesia pada umumnya. Tapi nampaknya beliau agak heboh kalau berbicara, dengan diselingi senyum dan tawa yang sederhana. Bila berbicara tentang ilmu dan hadis, maka sangat jelas bahwa beliau adalah termasuk salah satu professor yang memiliki wawasan sangat luas dan ilmu yang mendalam pada bidangnya. Namun, kesibukan beliau sebagai salah satu petinggi Universitas Thaibah, dan keenganan beliau untuk lebih terkenal popular, membuat banyak penuntut ilmu tidak bisa mengambil banyak faedah dari ilmu dan majelis ilmu beliau, kecuali Mahasiswa Universitas Thaibah, itupun terbatas pada acara-acara tertentu. ( http://www.ta-u.com/vb/archive/index.php/t-31634.html ).

Alhamdulillah, kedua syaikh ini penulis kenal, dan memiliki nomor HP keduanya. Adapun Syaikh Anis maka beliau mengajar penulis pada tahun pertama program S2, dan seringkali menghadiri majelis beliau di Mushalla Fakultas Hadis pada Syarh ” Mukhtashar Asy-Syamaail Al-Muhammadiyah” beberapa tahun yang lalu. Adapun Syaikh Abdullah Dumfu, maka berbicara secara langsung dengan beliaupun tidak pernah, hanya beberapa kali menghadiri ujian Disertasi atau Tesis yang diuji oleh beliau. Juga pernah berhubungan lewat telepon dan SMS karena beberapa hal. Semoga kedepannya, kedua syaikh ini, utamanya yang kedua bisa diajak untuk mengunjungi tanah ortu dan kakek-kakeknya di Indonesia sembari membagi-bagi ilmu dan hikmah yang dianugrahkan oleh Allah kepada beliau, seperti halnya Syaikh Anis Thahir, aamiin.

Oleh Ustad Maulana La Eda, Lc. Hafizhahullah (Alumni Fakultas Hadits Universitas Islam Madinah dan saat ini menempuh S2 beliau di fakultas yg sama)

Maulana La Eda, L.c
Maulana La Eda, L.c
Maulana La Eda, Lc. Hafizhahullah (Mahasiswa S2 Jurusan Ilmu Hadis, Universitas Islam Madinah)

Share post:

Subscribe

spot_img

Popular

More like this
Related

Ustadz Yusran Anshar Sebut Dakwah dan Tarbiyah Adalah Jihad yang Utama Sekarang

MAKASSAR, wahdah.or.id - Ketua Dewan Syariah Wahdah Islamiyah Ustaz...

Hadiri Mukernas XVI Wahdah Islamiyah, Prof Waryono Dorong LAZ Lebih Optimal dalam Gerakan Zakat dan Wakaf

MAKASSAR, wahdah.or.id – Prof Waryono Abdul Ghafur, selaku Direktur...

Kepala BKSDN Kemendagri: Wahdah Islamiyah Wujud Representasi Civil Society, Jembatan Umat dan Pemerintah

MAKASSAR, wahdah.or.id - Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri...

Dukung Kemerdekaan Palestina, Wahdah Sulsel dan WIZ Pasangkayu Donasi Milyaran Rupiah

MAKASSAR, wahdah.or.id - Perang antara pejuang Palestina dan Israel...