Pangkalpinang – Gerakan pemberantasan buta aksara al-Qur’an pada anak-anak dengan TK-TPA telah menggema di seluruh pelosok tanah air dengan hasil yang cukup menggembirakan. Melalui program ini terlahir santri-santri yang mampu membaca al-Qur’an dengan fasih. Hal ini mestinya membuat iri bagi para orangtua santri yang menyaksikan keberhasilan putra-putrinya. Hingga saat ini masih banyak dari kaum muslimin yang belum bisa membaca al-Qur’an sesuai kaidah tajwid yang benar.
Melihat fenomena ini, Dewan Pimpinan Daerah Wahdah Islamiyah (DPD WI) Pangkalpinang yang secara resmi dikukuhkan pada tanggal 25 Desember tahun lalu mengawali kegiatannya dengan program dirosa (Dirasah Orang Dewasa). Dirosa sendiri merupakan pola pembinaan yang mengajarkan baca tulis al-Qur’an serta dasar-dasar keislaman yang bisa menjadi program alternatif yang efektif di kalangan orang dewasa.
Jum’at (18/01/2012), bertempat di Rumah Haji Indonesia Jl. Haji Bakri No. 38 Pangkalpinang kembali diadakan pertemuan dirosa. Para peserta pada pertemuan keempat ini memperlihatkan keseriusannya dengan banyak bertanya seputar hukum islam. Kegiatan di rumah milik salah seorang pengusaha travel di kota ini dilaksanakan sebanyak dua kali seminggu yakni malam rabu dan malam sabtu yang diikuti tidak kurang dari 10 orang pada setiap pertemuannya.
Bertindak sebagai pengajar dalam kegiatan tersebut adalah ust. Marnoto. Dalam pemaparannya, ketua DPD Wahdah Islamiyah Pangkalpinang ini mengungkapkan bahwa dirosa merupakan metode belajar baca al-Qur’an yang sangat cocok bagi orang yang ingin memperbaiki bacaan al-Qur’annya maupun bagi yang belum mengetahui membaca al-Qur’an. Ia menambahkan bahwa belajar al-Qur’an adalah wajib bagi setiap muslim. “Membaca al-Qur’an sesuai dengan kaidah tajwid yang benar hukumnya fardhu ‘ain meskipun mengetahui istilah hukum-hukumnya adalah fardhu kifayah”, ujar alumni Tadribud Du’at Wahdah Islamiyah angkatan VII tahun 2008
Tempat terpisah, program dirosa khusus bagi kaum hawa dilaksanakan pada setiap selasa dan kamis yang diasuh oleh ustadzah Nurlaela. Kegiatan yang sudah berlangsung selama tiga kali pertemuan tersebut diikuti oleh 11 orang peserta dari kalangan ibu-ibu yang berdomisili di sekitar kantor DPD WI Pangkalpinang Jl. KH. Abdullah Addari.
Dikonfirmasi secara terpisah, Wakil Ketua DPD Wahdah Islamiyah Pangkalpinang Muhammad Asri, S.Pd mengungkapkan tekadnya untuk merambah ke masjid dan sekolah. “Kedepannya kita akan masuk ke masjid-masjid dan sekolah-sekolah. Di pangkalpinang ini ada 12 Sekolah Menengah, terdiri dari 4 SMA Negeri, 3 SMK Negeri dan 5 SMK Swasta. Kalaupun tidak bisa kita memasuki semuanya paling tidak ada yang bisa kita tangani”, ungkap alumnus Universitas Negeri Makassar (UNM) tahun 2008 dengan penuh optimis. Ia menambahkan bahwa perilaku remaja di Pangkalpinang sangat memprihatinkan mengingat kota dengan slogan BERARTI (Bersih, Aman, Rapi, Tertib, dan Indah, red) ini sebagai bagian dari Kepulauan Bangka Belitung masuk peringkat kedelapan peredaran narkoba secara nasional. “Program Dirosa yang akan dikemas dengan pengenalan dasar-dasar keislaman diharapkan menjadi salah satu alternatif untuk membentengi remaja dari berbagai perilaku negatif, ujarnya (ari).