Dosen Unifa Raih Doktor
Ujung Pandang Ekspress – Edukasi, Rabu, 5 Januari 2011 Halaman 17
Makassar, Upeks – Satu lagi dosen Universitas Fajar (Unifa) Makassar meraih gelar dokter dibidang ilmu sosial, Dr Hadiyati dosen psikologi Unifa meraih gelar doktor di Universitas Hasanuddin (Unhas) dalam bidang ilmu sosial.
Promosi Dr Hadiyati yang memilih judul disertasi komunikasi dakwah dan dinamika kelompok Wahdah Islamiyah di Sulsel, berlangsung di Gedung Pusat Kegiatan Penelitian (PKP) Unhas, Selasa (4/1).
Dahiyati dalam disertasinya mengatakan, Wahdah Islamiyah merupakan salah satu kelompok puritanis yang hadir di Sulsel dengan tampilan simbol-simbol keagamaan yang khas dan berbeda dengan simbol budaya masyarakat.
Menurutnya, tujuan dari penelitian tersebut untuk menggambarkan secara empiris dan menjelaskan tentang strategi komunikasi dakwah yang diterapkan dan jaringan komunikasi yang dibangun guna mencapai efektivitas dakwah, serta evesiensinya.
“Sebagai dasar pikir, Wahdah Islamiyah merupakan suatu sistem sosial yang memiliki sub sistem untuk membangun eksistensinya dan memiliki fungsi sosial sebagai organisasi keagamaan yang memfokuskan diri pada gerakan dakwah, “ungkapnya.
Dikatakan, dari hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk memperkuat strategi komunikasi dakwah, Wahdah Islamiyah meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga dakwah, yang dimana sebahagian besar tidak berlatar belakang ilmu khusus dibidang keagamaan.
Akan tetapi kompetensinya dibina melalui sistem pendidikan yang dikelola di luar negeri, sehingga memenuhi kriteria menjadi da’i-da’iyah yang berfungsi sebagai pembina kader. Perumus dan penyampai pesan dakwah.
Dia menambahkan, ada beragam motif individu menjadi anggota Wahdah Islamiyah, umumnya karena ingin memperluas wawasan ilmu ke-Islaman, karena meyakini kebenaran atas dasar keyakinan Wahdah Islamiyah. Selebihnya karena persaudaraan, dengan metode dakwah yang menarik serta keinginan mencari ketenangan batin.
“Dari temuan tersebut disimpulkan bahwa, sebuah kelompok atau organisasi sosial apapun, hanya bisa mempertahankan eksistensinya, jika mampu mengelola dirinya sendiri sebagai sebuah sistem yang dinamis dan terbuka, jika tidak maka organisasi tersebut akan mengalami entropi atau kehancuran.” jelasnya. (mg16/yok/C) Lihat Dokumentasi