Negeri kita kembali di uji oleh Allah. Beberapa kota di Indonesia kembali terendam banjir akibat hujan yang terus mengguyur. Berbagai daya dan upaya masih senantiasa diikhtiyarkan dalam meredam banjir kali ini.
Banjir sebagaimana halnya manusia, ia juga merupakan makhluk ciptaan Allah, oleh karenanya sebelum kita mengandalkan kemampuan kita dalam mengatasinya (sebagai bentuk ikhtiyar) hendaknya terlebih dahulu kita meminta pertolongan kepada penciptanya.
Bila kita telah bersandar kepadaNya, jangankan banjir yang tingginya sampai ke betis atau yang sampai setinggi pinggang manusia dewasa, banjir yang setinggi gunung pun bilamana Ia telah berkehendak niscaya akan hilang dalam sekejap.
Tidakkah kita melihat kekuasaan Allah dalam mengatasi banjir dahsyat yang terjadi di zaman Nabi Nuh? Tahukah kita seberapa tinggi banjir yang terjadi di zaman tersebut? Simak firman Allah di bawah ini:
(وَهِيَ تَجۡرِي بِهِمۡ فِي مَوۡجٖ كَٱلۡجِبَالِ )
“Dan (kapal) itu berlayar membawa mereka ke dalam gelombang (banjir) laksana gunung-gunung.”
-Sura Hud, Ayah 42.
Ya!! Tingginya (banjir) bagaikan tingginya gunung-gunung yang menjulang!! Namun apakah sulit bagiNya untuk menghilangkannya? Jawabanya tidak. Hanya dengan satu perkataan, dalam sekejap banjir tersebut hilang mengikuti perintah Rabbnya. Allah berfirman:
(وَقِيلَ يَٰٓأَرۡضُ ٱبۡلَعِي مَآءَكِ وَيَٰسَمَآءُ أَقۡلِعِي وَغِيضَ ٱلۡمَآءُ وَقُضِيَ ٱلۡأَمۡرُ وَٱسۡتَوَتۡ عَلَى ٱلۡجُودِيِّۖ )
“Dan difirmankan, “Wahai bumi! Telanlah airmu dan wahai langit (hujan!) berhentilah.” Dan air pun menjadi surut, dan perintah pun diselesaikan dan kapal itupun berlabuh di atas gunung Judi”.
-Sura Hud, Ayah 44.
Begitulah gambaran kekuasaan Allah dalam mengatasi banjir, tatkala Ia telah berkehendak, banjir yang tadinya laksana gunung tersebut pun tiba-tiba hilang dalam sekejap dan berlabuhlah kapal Nabi Nuh dengan selamat (dan kecelakaanlah bagi orang-orang yang zalim).
Dan tak lupa di samping kita senantiasa bersandar kepadaNya, hendaklah kita juga senantiasa berdoa dengan doa-doa yang di ajarkan oleh baginda Nabi shallallahu alaihi wasallam dalam mengatasi perkara ini, dan di antara doanya adalah berdoa agar air-air tersebut dialihkan oleh Allah ketempat-tempat yang jauh dari pemukiman:
اَللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلاَ عَلَيْنَا، اَللَّهُمَّ عَلَى اْلآكَامِ وَالظِّرَابِ، وَبُطُوْنِ اْلأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
“Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, jangan yang merusak kami. Ya, Allah! turunkanlah hujan di dataran tinggi, di bukit-bukit, di perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan.”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Semoga Allah lekas mengangkat cobaan yanh di alami oleh negeri kita ini,
Wallahu a’lam.
Wassalam.
✍Oleh: Muhammad Harsya Bachtiar,Lc.MA.
(Alumni Univ.Islam Madinah).