Dirosa  Tembus  Bumi Nuu Waar Papua

(Laporan: Ketua LP3Q DPP WI,Ustadz Komari, S.Pd)   

Wilayah Papua sering diidentikkan dengan wilayah terbelakang, Muslim minoritas, Kristen mayoritas, kota Injil, koteka, harga kebutuhan melangit dan lain-lain. Kesan-kesan ini sengaja dihempus-hembuskan agar orang–orang luar, terutama muslim, tidak mau masuk ke Papua sehingga orang –orang Nasrani tetap  eksis di bumi Papua. Padahal tidaklah demikian.

Mereka memang sangat jauh dari agamanya, baik ilmu maupun amalan. Sehingga sangat membutuhkan pembinaan dalam semua segi kehidupan keagamaan. Memang telah banyak lembaga-lembaga Islam yang prihatin akan kondisi kaum muslimin Papua dan telah berusaha semaksimal mungkin, tetapi semua upaya lembaga-lembaga Islam dalam melakukan pembinaan masih terlalu kecil jika dibandingkan dengan beban dakwah di Papua.

Saya sebagai Ketua LP3Q DPP Wahdah Islamiyah dan Istri sebagai nara Sumber dalam kegiatan yang diberi nama “Pelatihan Dirosa Tadabbur Al-Qur’an“. Dai Wahdah Islamiyah ini didatangkan oleh AFKN (Al Fatih Kaafah Nusantara) cabang Teluk Bintuni Papua Barat,  sebuah lembaga Islam berpusat di Bekasi. Kegiatan ini berlangsung pada 1-9 April 2011 di dua kabupaten yaitu Manokwari dan Teluk Bintuni, dan bekerjasama dengan MUI Manokwari, Bintuni dan Papua Barat, LPTQ Manokwari dan Bintuni, BKMT Papua Barat dan Bintuni, Muslimat NU Bintuni, bahkan Pemda Teluk Bintuni. Namun sangat disayangkan karena tanggapan mereka tentang pembinaan al-Qur’an bagi kaum Muslimin sebatas pada “ perlombaan di MTQ”.
Acara pelatihan di Manokwari d buka oleh Ketua LPTQ Manokwari dan dilaksanakan di 4 tempat yaitu Distrik Prafi SP 7 dan SP 2 (1-2 April), Distrik Ransiki (7 April) dan Manokwari kota ( 7-8 April) dan diikuti oleh 94 peserta pria 165 peserta wanita.

Dan ada yang menarik di sini yaitu adanya 6 peserta dari kota Fakfak yang sengaja datang hanya untuk mengikuti pelatihan Dirosa ini, yang rela seminggu lebih tinggalkan rumah. Adapun pelatihan di Bintuni dilaksanakan di Bintuni Kota (3-5 April) dan Distrik Manimeri (6 April) dibuka langsung oleh Wakil Bupati Teluk Bintuni dan dihadiri oleh Pejabat-pejabat yang Muslim. Pelatihan diikuti oleh 44 peserta pria dan 92 peserta wanita dan berjalan dengan sukses.

Hasil pelatihan selain terlatihnya peserta untuk mengajarkan program Dirosa adalah terciptanya komunikasi kerjasama antar pelaku dakwah baik secara pribadi maupun kelembagaan. Dan ke depan mereka akan bahu membahu dalam menjalankan dakwah di Papua. Wahdah Islamiyah telah terbuka kesempatan untuk masuk memberikan pembinaan-pembinaan di 4 kota besar Papua Barat yaitu Manokwari (ibukota propinsi), Teluk Bintuni, Sorong dan Fakfak. Mereka menunggu para da’i  yang mampu membina mereka terutama pengajaran al-Qur’an dan dasar-dasar keislaman.(*) Dokumentasi:Dok.1, Dok.2, Dok.3
 
 
 

Artikulli paraprakKH. A Cholil Ridwan : Aroma Pluralisme Agama Film ‘?’ Sangat Menyengat
Artikulli tjetërWahdah Bandung isi Weekend Dengan Pengajian Keluarga di Lembang

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini