Didik Keluarga Dengan Kekuatan Cinta
Aktivitas kehidupan modern telah menyita begitu banyak momen istimewa antara orang tua, dan anak. Saat ini orangtua perlu memahami dan memasuki dunia anak dengan jembatan cinta, perhatian dan komunikasi sehingga dapat menghasilkan generasi pelanjut yang diharapkan.
Olenya itu Lembaga Konsultasi dan Pembinaan Anak (LKPA) Wahdah Islamiyah bekerjasama dengan lembaga Training Smart and Beauty, Ahad 27 Februari 2011 gelar Dialog Ayah Bunda, yang bertajuk “Didik Aku dengan Cinta”, di Auditorium Makarti Gedung LAN.
Dialog ini diisi oleh Ustadz Muhammad Zaitun Razmin, Lc, MA, Motivator Keluarga Muslim yang juga merupakan Ketua Umum DPP Wahdah Islamiyah sebagai Keynote Speaker. Dan Pemateri Utama, Ayah Irwan Rinaldi, Ketua Yayasan Langkah Kita Jakarta, Pemeran Utama Film “Sang Murabbi”.
Menurut Ketua LKPA Ustadz Muhammad Qasim Saguni, diharapkan dengan kegiatan ini para peserta mendapatkan pengetahuan dan wawasan secara aplikatif tentang pembinaan remaja. “Betapa sering kita gembira dan langsung puas saat melihat anak kita yg belum akil balik begitu menyenangkan, sangat lucu, dan begitu patuh. Namun betapa kagetnya kita, setelah anak kita masuk usia remaja, sang buah hati tiba-tiba saja liar, nakal dan susah diatur. Ini akibat kita kurang memahami seluk beluk pengasuhan anak usia remaja” kata Ustadz.
Dalam materi pengantar oleh Ustadz Zaitun, dikatakan bahwa pendidikan keluarga merupakan salah satu kebutuhan hidup saat ini, dimana fenomena tentang keluarga ini hampir menghawatirkan di seluruh dunia Islam.
Dalam mendidik keluarga diperlukan adanya kekuatan cinta. “Cinta merupakan salah satu kata ajaib, dengan kekuatan cinta kita bisa meraih cita-cita yang diinginkan,” ungkap Ustadz.
Cinta ini tidak datang dengan sendirinya, cinta tidak bisa dibiarkan begitu saja akan tetapi perlu ditumbuhkan dan selalu dipelihara. Cinta dapat ditumbuhkan diantaranya dengan perhatian, komunikasi, hadiah, dan kebersamaan.
Namun menurut ustadz faktor kunci diantara semua itu adalah komunikasi. Komunikasi antara suami istri, antara orangtua dengan anak.
Dengan pentingnya komunikasi Ustadz mencontohkan, bahwa halalnya hubungan awal suami istri pintunya melalui ucapan akad nikah, jangan hal ini saling berucap dilupakan begitu saja setelah menikah. “Dalam kenyataannya, jangan sampai orang di luar rumah mendapatkan potensi komunikasi kita yang besar, tetapi setelah kembali ke rumah kering komunikasi dengan anggota keluarga dengan berbagai alasan. Seorang suami hendaknya tidak menyerah tentang hal ini, akan tetapi menempuh alternatif, karena hal ini merupakan tanggung jawab besar,” papar Ustadz
Begitupula tentang kebersamaan dengan istri, perlu ada waktu khusus bersama secara berkala. “kebersamaan ini sangat dibutuhkan walaupun waktunya tidak banyak akan tetapi yang penting adalah kualitas dari kebersamaan itu”, katanya.
Pemberian hadiah kepada keluarga juga salah satu hal yang dapat menumbuhkan kecintaan. “Walaupun hadiah yang diberikan kecil, jangan dianggap remeh. Andaikan pulang ke rumah lupa membawa hadiah, maka berilah minimal hadiah senyuman,” tutur Ustadz.
Dalam rumah tangga perlu disuasanakan kondusif, temtram, nyaman. “jangan harap cita-cita terwujud adanya anak-anak shaleh, jika dalam rumah anak-anak tidak merasakan kesejukan,perhatian dari orang tua,” tegas Ustadz dihadapan sebagian besar para aktivis dakwah.
Ustadz pada kesempatan tersebut juga mengingatkan agar terjadi harmonisasi kombinasi pembinaan anak. “jangan seolah-olah tugas mendidik anak itu hanya tanggung jawab istri, akan tetapi tanggung jawab bersama. Perlu ada namanya dual Parenting bukan duel parenting,” ungkapnya.
Akhirnya ustadz mengatakan hal itu semua dapat diwujudkan dengan ilmu dan pengetahuan tentang diri masing-masing, tentang persamaan dan perbedaan antar pasangan. “kembali lagi tentang komunikasi, tonjolkan persamaan, ingat kebaikan-kebaikan, sabar dengan kekurangan istri selama bukan maksiat dapat diterima dengan lapang dada,” kunci Ustadz dalam materinya.
Ustadz menganjurkan kepada peserta untuk membaca salah satu buku yang diperlihatkan di acara yang berjudul “Psikologi Suami Istri”.
Sedangkan dalam materinya, Ayah Irwan Rinaldi, mengupas materinya tentang “Cara Efektif Mendidik anak dan Menjadi Ortu Idaman”.
Dalam pemaparan awalnya, Irwan menguraiakan beberapa alasan perlunya mendidik anak secara efektif diantaranya anak memiliki otak jumlahnya milyaran yang siap untuk diisi, masa depan anak tergantung dari apa yang didapat selama masa usia dini, anak selalu memilih sesuatu yang enak dan menyenangkan atau mungkin yang berbahaya karena masih kurang berpengalaman dan belum tahu apa yang baik untuk dirinya. Serta anak perlu diarahkan untuk memahami keunikan dirinya, kelebihan dan kekurangannya dan punya motivasi dari dalam dirinya.
Ayah Irwan melanjutkan pembahasannya akan pentingnya pengembangan dalam diri seorang anak, yang meliputi tujuh aspek,yakni Spritual, Intelektual, Moral, Fisik, Interpersonal, Budaya dan Sosial.
Pada aspek yang terakhir ini, Ayah Irwan mengatakan bahwa ini merupakan puncak pembentukan akhlakul karimah yang merupakan aplikasi dari nilai-nilai kebajikan yang telah diajarkan. Juga mengingatkan dalam mendidik anak, menurutnya perlu ada sinergi peran antara orang tua dan peran sekolah.(*) Dok.1, Dok.2, Dok.3