MAROS, wahdah.or.id – Dewan Pengurus Daerah Wahdah Islamiyah Maros sukses mengadakan Dialog Keummatan dengan tema “Maksimalisasi Peran Masjid dalam Mengatasi Persoalan Ummat dan Bangsa” di isi oleh tiga tokoh keummatan yang di adakan di Baruga kantor Bupati Maros, Ahad (22/1/2023).
Ustadz Andi Said Patombongi yang mewakili MUI menyampaikan berbagai peran Masjid sebagai pusat peradaban dan berbagai kegiatan keagamaan lainnya.
“Masjid adalah pusat peradaban, bangunan pertama yang diurus oleh Rasulullah dalam kepemimpinan beliau adalah masjid. Memiliki fungsi seluruh aktifitas keummatan, mulai dari kepemimpinan dan pembinaan masyarakat yang tidak hanya memiliki sebagai fungsi ritual keagaaman belaka,” ujarnya.
“Fungsi administratif hingga ekenomi juga dimiliki masjid, namun perlu diperhatikan bahwa jangan sampai kita membangun menara yang mahal namun membiarkan orang miskin kelaparan dibawahnya, maka penting juga masjid memiliki UPZ dan membuat program pemberdayaan ummat,” tambahnya.
Narasumber kedua dari Dewan Masjid Indonesia kabupaten Maros, Bapak Dr. Nasiruddin Rasyid, M.Pd. melihat bahwa kolaborasi adalah program yang juga diusung oleh DMI, memulai dari pendataan masjid-masjid kemudian dikolaborasikan dengan pembinaan yang selanjutnya dilakukan penataan untuk mewujudkan fungsi-fungsi masjid tersebut dalam pembinaan ummat.
“Ada 42 indikator masjid yang menjadi penilaian DMI untuk menjadi program nasional, dan Alhamdulillah di Maros ada dua masjid yang masuk juara Nasional yang menunjukkan bahwa maros memiliki kesadaran akan peran masjid itu sendiri,” ungkapnya.
Panelis terakhir, Ustadz Syaibani Mujiono, S.Sy, M.Si. selaku Sekertaris Jendral DPP Wahdah Islamiyah menyampaikan bahwa sebuah masjid juga memiliki pengaruh apabila masjid tersebut menarik, bagaimana kita membuat masjid tersebut seperti masyarakat yang butuh terhadap masjid. Mulai dari imam masjid yang memiliki peran terdepan hingga muadzin yang memberikan pengaruh terhadap ketertarikan masyarakat untuk senang datang ke suatu masjid.
“Alhamdulillah Wahdah Islamiyah memiliki program pembinaan takhassus remaja dan pemuda yang siap menjadi muballigh hingga sertifikasi imam masjid. Perlu diperhatikan juga tentang tata kelola Masjid dari segi pengurus agar menghindari masalah-masalah seperti perbedaan pendapat hingga ribut untuk masalah tertentu,” tuturnya.
“Padahal kalau kita menerapkan konsep modern maka hal ini tidak lagi menjadi masalah karena kita memiliki visi untuk masa depanmasjid dan ummat yang baik, kita akan fokus lebih memperhatikan masalah kebersihan dan membentuk tata kelola masjid yang bahkan bisa berstandar seperti hotel. Mengelola masjid secara modern juga kita akan membuat kajian-kajian untuk pembinaan ummat agar masyarakat kita juga menjadi masyarakat dengan peradaban yang baik,” lanjutnya.
Dari Dialog Keummatan ini diharapkan kedepannya akan menjadi langkah awal untuk kolaborasi yang epik bagi perkembangan Masjid dan pembinaan ummat dalam membentuk masyarakat yang lebih baik, kolaborasi antara Wahdah Islamiyah, MUI dan DMI. Kegiatan ini merupakan rangkaian semarak Musda IV DPD Wahdah Islamiyah yang berlangsung di hari yang sama.
Rep: Ilham
Editor: Akbar