Di Balik Agresi Milter Israel Ke Palestina & Lebanon
(Alfikrah Ed.29 Thn VI/17 Rajab 1427 H)

Dalam  hitungan  hari  saja,  dunia terperangah. Dan seolah tak pernah jemu, seluruh wajah dunia kembali berpaling ke wilayah paling panas di seantero jagat: Palestina dan Lebanon.

Ada ratusan rudal mungkin yang ditumpahkan ke kepingan wilayah itu, dan kemudian ada ratusan nyawa tak berdosa yang melayang, ratusan rumah tempat bernaung nyaris rata dengan tanah, dan gelombang pengungsian lalu menjadi fenomena yang tak terbendungkan.

AGRESI ISRAEL, WUJUD KEBENCIAN TERHADAP ISLAM
Israel dan sekutu-sekutunya para kuffar adalah musuh yang senantiasa berupaya untuk menghancurkan Islam dan kaum Muslimin. Beberapa dalil yang menunjukkan hal tersebut adalah:
1.    Firman Allah , yang artinya:     "Dan orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan pernah senang kepada kalian, sampai kalian mengikuti agama mereka." (QS. Al Baqarah: 120).
2.    Firman Allah subhaanahu wa ta’ala, artinya: "Wahai orang-orang beriman! Janganlah kamu mengambil sebagai teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu, mereka tidak henti-hentinya menimbulkan kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut-mulut mereka dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi." (QS. Âli ‘Imrân: 118).
3.    Firman Allah subhaanahu wa ta’ala, artinya: "Sebagian besar ahli kitab sangat menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kalian kepada kekafiran setelah kalian beriman karena kedengkian yang timbul dari diri mereka sendiri."  (QS. Al Baqarah: 109).
4.    . Firman Allah subhaanahu wa ta’ala, artinya:
"Dan mereka senantiasa memerangi kalian sampai mereka mengembalikan kalian dari agama kalian (kepada kekafiran) sekiranya mereka mampu." (QS. Al Baqarah: 217).

MENYIKAPI REAKSI DK PBB
Draf resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB yang didukung oleh AS dan Prancis yang mulai diedarkan ke anggota DK PBB, sangat tidak adil, berat sebelah, tidak imbang dan tidak layak diterapkan, karena hanya mewakili kepentingan Israel. Draf tersebut sama sekali tidak menyinggung penarikan Israel dari Lebanon. Hal ini semakin membuka mata kita bahwa kekafiran adalah satu agama. Ayat-ayat di atas tidak hanya mencakup Yahudi tetapi juga mencakup seluruh orang-orang kafir. Kekuatan-kekuatan kafir bersatu padu untuk menghancurkan Islam dan kaum Muslimin. Hal ini telah dijelaskan oleh Allah subhaanahu wa ta’ala dalam firman-Nya, artinya:
”Dan orang-orang kafir, sebagian dari mereka menjadi penolong/pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kalian (hai kaum Muslimin) tidak melakukan apa yang Allah perintahkan itu (yaitu persatuan dan persaudaraan di antara kaum Muslimin) niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar." (QS. Al Anfâl: 73).

APA TINDAKAN KITA?

* Kita wajib melawan agresi ini dengan kemampuan yang kita miliki. Baik dengan harta benda, tenaga dan minimal dengan doa. Saat ini, satu-satunya milisi yang terus diberitakan oleh media massa tetap gigih menghadapi gempuran Israel adalah milisi Syiah Hizbullah. Terkait dengan hal ini, beberapa sumber mensinyalir adanya konspirasi besar Zionis-Salibis dan Neo Syiah-Shafawis terhadap Ahlussunnah di Semenanjung Arabia. Sumber tersebut menyebutkan bahwa di wilayah Lebanon, Hizbullah jelas gerakan Syiah, memainkan peranan sebagai gerakan perlawanan palsu. Mereka seolah-olah melakukan perlawanan terhadap Israel demi menjaga senjata tetap di tangan mereka, dan untuk memainkan lobi politik mereka di Lebanon demi kepentingan aliansi Shafawis-Persianis.

Apakah kita kontra terhadap sebuah gerakan yang melawan Zionis? Tentu saja tidak! Kita mendukung setiap gerakan yang dapat melemahkan dan menjatuhkan negara pencuri Zionis itu! Tapi kita tidak bisa menerima jika gerakan itu menjadikan upaya perlawanannya sebagai bagian dari sebuah pewujudan tujuan yang jauh lebih berbahaya dari proyek Zionisme di negri-negri kita.  Kita tidak setuju jika para pelaksana proyek itu menjadikan masalah Palestina sebagai barang dagangan mereka, sementara di saat yang sama,  saudara-saudara kita Ahlussunnah di Lebanon menjadi korban. Untuk apa Hizbullah menculik 2 tentara Israel yang justru mengakibatkan tidak kurang dari 1000 rakyat Lebanon meninggal dan ribuan lainnya luka-luka dan terlunta-lunta karena amukan monster Zionis Israel? Demikian pula di Irak, milisi Syiah Shafawiyah menyembelih saudara-saudara kita Ahlussunnah dan eksodus-eksodus Palestina, merampas harta dan kehormatan mereka. Dan Hizbullah terlibat dalam pelatihan milisi Syiah Shafawiyah tersebut. (Untuk lebih jelasnya, dugaan adanya konspirasi ini dapat Pembaca akses di www.wahdah.or.id, SISI PALING RAHASIA PENGGEMPURAN LEBANON, Menyingkap Konspirasi Besar Zionis-Salibis dan Neo Syiah-Shafawis terhadap Ahlussunnah di Semenanjung Arabia, oleh DR. Muhammad Bassam Yusuf dan diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Muh. Ihsan Zainuddin, Lc.). 

* Melakukan Qunut Nazilah
Qunut nazilah menurut istilah adalah mendoakan kebaikan atau kemenangan bagi kaum muslimin dan mendoakan kecelakaan atau kebinasaan bagi kaum kafir yang menjadi musuh Islam seperti Israel yang saat ini tengah memerangi kaum muslimin di Palestina dan Lebanon. Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu yang artinya:
“Bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wa salam tidak pernah qunut kecuali apabila beliau mendoakan kebaikan bagi satu kaum (muslimin) atau mendoakan kecelakaan bagi kaum (kafir)” (HR. Ibnu Khuzaimah, shahih).
     
Qunut nazilah hukumnya sunnat dan dikerjakan di rakaat terakhir setelah rukuk dan dikerjakan selama satu bulan penuh di semua shalat wajib, Dzuhur, Ashar, Maghrib, ‘Isya dan Shubuh, sebagaimana yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas  radhiyallohu anhuma :
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah qunut sebulan lamanya berturut-turut dalam shalat Dzuhur, Ashar, Maghrib, ‘Isya dan Shubuh. Di akhir setiap shalat, apabila beliau sudah mengucapkan, “Sami’allâhu Liman hamidah” di rakaat yang terakhir. Beliau mendoakan kecelakaan atas mereka ….sedangkan makmum yang di belakang, mengucapkan âmîn” (HR. Abû Dâwûd, shahih).

* Mengambil contoh dari para nabi, bagaimana mereka bersikap kepada orang-orang kafir.
Setiap  Muslim  yang  meyakini kebenaran aqidah Islamiyah mempunyai  kewajiban  untuk  selalu  menolong  dan  loyal terhadap saudara-saudaranya seaqidah Islamiyah serta memusuhi musuh-musuh mereka, mencintai ahli tauhid serta ahli ikhlas dan membenci orang-orang musyrik serta memusuhi mereka.    
   
Alangkah tegas dan kukuh sikap Nabi Ibrahim alaihissalam beserta pengikut-pengikutnya sehingga Allah subhaana wa ta’ala memerintahkan kepada kita untuk menjadikannya suri teladan, ketika beliau berkata kepada kaumnya (saudara sebangsa dan setanah air, sedarah dan sedaging) yang berlainan akidah:
    
“Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya, sampai kamu beriman kepada Allah saja.”  (QS. Al-Mumtahanah : 4).
Begitu juga sikap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dipuji Allah  Azza wa jalla  dengan kata-kata:
    
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.” (QS. Al-Fath: 29).
Adapun firman Allah subhaanahu wa ta’ala, artinya:
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al-Mumtahanah: 8).
Maka pengertian ayat di atas adalah bahwa jika mereka (orang-orang kafir) menahan diri untuk tidak mengganggu kaum muslimin dan tidak memeranginya dan tidak mengeluarkan mereka dari kampung halamannya, maka kaum muslimin menghadapi mereka dengan memberikan balasan yang seimbang yaitu dengan perilaku yang baik dan hidup bersama mereka secara harmonis dalam pergaulan duniawaiyah (sebatas urusan duniawi), namun tetap tidak mencintai mereka dalam hati. Dan diharamkannya berwala’ (loyal) kepada orang-orang kafir bukan berarti diharamkan untuk bergaul bersama mereka dalam hal hubungan dagang yang mubah, mengimpor barang perniagaan dan hal-hal mubah lainnya selama tidak memudharatkan kaum muslimin. Wallâhu A’lâ wa A’lam. 

Artikulli paraprakSyarah Hadits Ke-7 (Bag.terakhir)
Artikulli tjetërTaubat Nasuha

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini