Orang yang dimabuk asmara, biasanya sehari tak ketemu serasa seratus tahun tak bersua. Rindu…..???. Pada hakekatnya rasa rindu adalah penderitaan di dalam tekanan psikologis. Jadi pacaran hanyalah menimbulkan penderitaan. Bila sang kekasih jauh di mata, maka derita akan semakin berat di dada. Biasanya kalau ini tidak terobati maka sebagai alat penawarnya adalah rokok, alkohol, hingga beberapa obat-obat bius (narkoba, shabu-shabu dan sejenisnya).
Pendidikan Menipu
Setiap anak yang berpacaran pasti ingin tampil “hebat” di depan pujaannya. Maka berbagai upaya dilakukan, mulai dari ngomong fiktif alias bohong, pinjam dasi, sapatu, jas, mobil orang lain, hingga yang lebih dari itu dipraktekkan demi untuk mengundang perhatian dan decak kagum dari sang idola.
Semakin Manja
Pacaran bisa menyebabkan hati menjadi lemah? Mengapa? Biasanya orang yang sedang berpacaran suka berandai-andai. Misalnya istilah: “Jika kamu jadi bunga aku jadi kumbangnya,” atau “Jika kanda Romeo, tentu dinda Juliet-nya,” sehingga dengan banyak berangan-angan menyebabkan banyak melamun, malas untuk belajar, malas beramal, dan biasanya pekerjaan menjadi berantakan.
Fenomena negatif yang ditimbulkan di masa pubertas adalah HDN “hamil diluar nikah.” Menurut Psikolog Prof. Jamaluddin Ancok dan Fuat Nashori (Lihat: Psikologi Islam) mengemukakan data mengenai wanita yang hamil diluar nikah, yaitu:
– Penelitian oleh Widyantoro tahun 1989 menumukan 405 kasus kehamilan di luar nikah pada suatu klinik di Jakarta dan Bali dalam setahun.
– Khisbiyah melaporkan data dari klinik dan praktek dokter di sekitar Kabupaten Magelang bahwa ada sekitar 1456 kasus kehamilan diluar nikah dalam setahun.
Jumlah kasus tentang kehamilan di luar nikah yang sesungguhnya diduga lebih tinggi dari yang dilaporkan. Banyak kasus kehamilan lain yang tidak tercatat pada klinik. Terlebih lagi tentang jumlah kasus perzinahan. Jika ini hasil survey yang terjadi di tiga tempat lokasi penelitian tersebut, pada waktu itu. Bagaimana dengan di tempat lain dan di waktu yang lain?
Yang menyedihkan biasanya bakal bayi dari hasil hubungan HDN, karena kehamilan tersebut tidak diinginkan, sehingga biasanya diselesaikan dengan cara “aborsi.” Menurut data terakhir angka aborsi di Indonesia yang dilakukan kawula muda terbilang cukup tinggi, yakni mencapai 1,5 s/d 2,5 juta pertahun. Demikian beberapa dampak megatif yang ditimbulkan dari masa pubertas yang tidak ter-manage