Imam Ath-Thabarani dalam Al-Awsath, Abul-Qasim At-Taimi dalam At-Targib, & Imam Razin As-Saraqasthi (berasal dari Zaragoza, Spain) dalam Musnadnya meriwayatkan dari jalur Ibnu Abi Najih:
Bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Kasihan sekali, kasihan sekali, kasihan sekali Si Jomblo yang tak punya istri itu.”
Sahabat bertanya: “Meskipun ia kaya, berharta banyak?”
Beliau menjawab: “Iya, (tetap dikasihani) meskipun ia kaya” …. dan seterusnya.
Al-Haitsami mengomentari hadis ini dalam Majma’ Az-Zawaid: “Rijal isnadnya tsiqah, hanya saja Ibnu Abi Najih (perawi langsung dari Rasul) bukan seorang sahabat.”
Artinya: hadisnya daif karena sanadnya mursal (terputus antara tabiin dan Rasulullah).
Oleh Ustadz Maulana La Eda, Lc, MA
(Mahasiswa S3 Jurusan Ilmu Hadis Universitas Islam Medinah Munawwarah dan Anggota Dewan Syariah Wahdah Islamiyah)
Catatan:
- Hadis Sahih, yakni tingkatan tertinggi penerimaan pada suatu hadis.
- Hadis Hasan, bila hadis yang tersebut sanadnya bersambung, namun di antara rawi(-rawi)nya; ada yang kwalitas hafalannya baik, dan tidak sampai derajat mutqan sekali. Serta matannya tidak syadz atau ma’lul/cacat. Hadis ini masih diterima.
- Hadis Daif (lemah), ialah hadis yang sanadnya tidak bersambung (dapat berupa hadis mauquf, maqthu’, mursal, mu’allaq, mudallas, munqathi’ atau mu’dlal), atau diriwayatkan oleh orang yang tidak adil atau tidak kuat ingatannya, atau mengandung kejanggalan atau cacat. Hadis ini tidak dapat diterima.
- Hadis Maudlu’, bila hadis dicurigai palsu atau buatan karena dalam rantai sanadnya dijumpai penutur yang dikenal sebagai pendusta.