MAKASSAR, wahdah.or.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, Dan Geofisika (BMKG) menyebutkan Puncak Musim Kemarau 2023 di sebagian besar wilayah diprakirakan terjadi pada bulan Juli dan Agustus 2023, Bahkan memprakirakan musim kemarau 2023 lebih kering apabila dibandingkan dengan tiga tahun terakhir. Terlebih, ada potensi El Nino atau fenomena pemanasan suhu muka laut hingga 60 persen.
BMKG memprediksi puncak dampak El Nino akan terjadi pada Agustus-September 2023 mendatang. Fenomena El Nino jika berlangsung, maka musim kemarau menjadi sangat kering serta permulaan musim hujan yang terlambat.
Beberapa daerah yang akan terdampak cukup kuat adalah sebagian besar wilayah Sumatera seperti Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Bengkulu, Lampung. Seluruh Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara diprediksi memiliki curah hujan paling rendah dan berpotensi mengalami musim kering yang ekstrem.
Adapun sektor yang paling terdampak dari fenomena El Nino adalah sektor pertanian-utamanya tanaman pangan semusim yang sangat mengandalkan air. Rendahnya curah hujan tentunya akan mengakibatkan lahan pertanian kekeringan dan dikhawatirkan akan mengalami gagal panen. Selain itu, krisisi air yang terjadi akan berdampak pada semua sektor akan mengalami dampaknya termasuk di bidang Pendidikan :pondok pesantren, boarding school, tempat ibadah dan lainnya.
Persoalan krisis air yang terus terjadi dan berulang sepanjang tahun perlu secara bersama untuk mengatasinya, beberapa ahli hidrologi dan sumber daya air menyebutkan bahwa pembangunan sumur resapan dapat menjadi salah satu solusi efektif di musim kemarau. Sumur resapan bisa mencegah kekeringan dan krisis air bersih saat musim kemarau.
“Sumur resapan termasuk salah satu bangunan yang tidak hanya mampu menurunkan genangan pada saat hujan, tetapi juga mampu menambah cadangan air tanah yang dapat dimanfaatkan pada saat musim kemarau,” kata Ustaz Ariesman selaku Ketua Departemen Lingkungan Hidup DPP Wahdah Islamiyah, Rabu (6/9/2023).
Selain itu, Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebutkan fungsi sumur resapan dapat menampung, menyimpan, dan menambah cadangan air tanah serta dapat mengurangi limpasan air hujan ke saluran pembuangan. Hal ini tentu saja selain dapat mencegah terjadinya banjir, air tampungan tersebut dapat dimanfaatkan pada musim kemarau.
Pembuatan sumur resapan dalam pelaksanaannya dan optimalisasi penerapannya sebagian beberapa provensi dan daerah membuat Peraturan diantaranya: Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 18 Tahun 2018 Tentang Sumur Resapan, Peraturan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 109 Tahun 2021 Tentang Sumur Resapan, Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Dan Pemanfaatan Air Tanah, dan pada daerah yang lainnya.
“Departemen Lingkungan Hidup DPP Wahdah Islamiyah terus memberikan edukasi dan dorongan untuk ikut serta untuk melakukan Gerakan pembuatan sumur resapan di berbagai wilayah dan daerah termasuk di pondok pesantren, sekolah dan markas dakwah, serta yang lainnya. Beberapa daerah yang telah membuat sumur resapan diantaranya SMA IT Wahdah Islamiyah Pomala,” terangnya
Ustaz Arieman menambahkan bahwa Departemen Lingkungan Hidup DPP Wahdah Islamiyah memilki konsep eco wahdah yang menjadi buku petunjuk dan acuan dalam mengatasi persoalan lingkungan secara holistik, termasuk persolan krisis air yang dihadapi sepanjang tahun.
Rep, Editor: Muh Akbar