Dekatkan surga Jauhkan Neraka
(Tadabbur QS. Qaf (50) ayat 30 – 35)
Oleh Samsul Basri, MEI

Allah Azza Wa Jalla berfirman,

يَوْمَ نَقُولُ لِجَهَنَّمَ هَلِ امْتَلأتِ وَتَقُولُ هَلْ مِنْ مَزِيدٍ . وَأُزْلِفَتِ الْجَنَّةُ لِلْمُتَّقِينَ غَيْرَ بَعِيدٍ . هَذَا مَا تُوعَدُونَ لِكُلِّ أَوَّابٍ حَفِيظٍ . مَنْ خَشِيَ الرَّحْمَنَ بِالْغَيْبِ وَجَاءَ بِقَلْبٍ مُنِيبٍ . ادْخُلُوهَا بِسَلامٍ ذَلِكَ يَوْمُ الْخُلُودِ . لَهُمْ مَا يَشَاءُونَ فِيهَا وَلَدَيْنَا مَزِيدٌ .

(dan ingatlah akan) hari (yang pada hari itu) Kami bertanya kepada Jahannam : “Apakah kamu sudah penuh?” dia menjawab : “Masih ada tambahan?”. Dan didekatkanlah syurga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tiada jauh (dari mereka). Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada Setiap hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya). (yaitu) orang yang takut kepada Tuhan yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan Dia datang dengan hati yang bertaubat. Masukilah syurga itu dengan aman, Itulah hari kekekalan. Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki; dan pada sisi Kami ada tambahannya.

Tafsir Ibnu Katsir :

Allah yang Maha Tinggi mengabarkan bahwa Ia berfirman kepada neraka Jahannam pada hari kiamat, “Apakah engkau sudah penuh?”. Hal itu karena Dia yang Maha Suci dan Maha Tinggi telah menjanjikan baginya akan mengisi dan memenuhkannya dengan jin dan manusia semuanya. Maka Dia yang Maha Suci dan dan Maha Tinggi memerintahkan siapa saja yang memang diperintahkan menuju padanya (neraka jahannam), maka dia pun dilemparkan, kemudian jahannam berkata “Masih adakah tambahan ?”, “Masih adakah yang tersisa untuk ditambahkan padaku?”. Inilah makna dzhahir yang sesuai dengan ayat. Banyak hadits yang menunjukkan hal ini, misalnya penjelasan Imam Bukhari ketika menafsirkan ayat ini bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,

يلقى في النار وتقول هل من مزيد؟ حتى يضع قدمه فيها فتقول قط قط

Orang-orang dilemparkan ke neraka hingga neraka itu berkata; ‘Apakah ada tambahan lagi? Maka Allah meletakkan kaki-Nya, dan neraka itu berkata; ‘Cukup, cukup.’ (HR. Bukhari)

لا تزال جهنم يلقى فيها وتقول هل من مزيد؟ حتى يضع رب العزة قدمه فيها فينزوي بعضها إلى بعض وتقول قط قط وعزتك وكرمك ولا يزال في الجنة فضل حتى ينشيء الله لها خلقا آخر فيسكنهم الله تعالى في فضول الجنة

Terus saja -penghuninya- dimasukkan ke dalam Neraka sehingga ia berkata “Masih adakah tambahan?” (Qs. Qaaf: 30), sampai Allah Rabbul ‘aalamin meletakkan telapak kaki-Nya di dalamnya sehingga satu sama lain saling berdesak-desakan, hingga neraka berkata, “Cukup-cukup, demi kemuliaan dan kehormatan-Mu.” Sedangkan surga masih saja terlalu longgar sehingga Allah menciptakan makhluk baru dan meletakkan mereka ke dalam surga yang masih senggang. (HR. Bukhari)

حَاجَّتْ الْجَنَّةُ وَالنَّارُ فَقَالَتْ النَّارُ أُوثِرْتُ بِالْمُتَكَبِّرِينَ وَالْمُتَجَبِّرِينَ وَقَالَتْ الْجَنَّةُ فَمَا لِي لَا يَدْخُلُنِي إِلَّا ضُعَفَاءُ النَّاسِ وَسَقَطُهُمْ وَغِرَّتُهُمْ قَالَ اللَّهُ لِلْجَنَّةِ إِنَّمَا أَنْتِ رَحْمَتِي أَرْحَمُ بِكِ مَنْ أَشَاءُ مِنْ عِبَادِي وَقَالَ لِلنَّارِ إِنَّمَا أَنْتِ عَذَابِي أُعَذِّبُ بِكِ مَنْ أَشَاءُ مِنْ عِبَادِي وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْكُمَا مِلْؤُهَا فَأَمَّا النَّارُ فَلَا تَمْتَلِئُ حَتَّى يَضَعَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى رِجْلَهُ تَقُولُ قَطْ قَطْ قَطْ فَهُنَالِكَ تَمْتَلِئُ وَيُزْوَى بَعْضُهَا إِلَى بَعْضٍ وَلَا يَظْلِمُ اللَّهُ مِنْ خَلْقِهِ أَحَدًا

Surga dan neraka berbantah-bantahan. Neraka berkata: ‘Orang-orang congkak dan sombong memasukiku. Surga berkata: Sedangkan aku, tidak ada yang memasukiku selain orang-orang lemah, tidak berguna dan tidak berkuasa. Lalu Allah berfirman kepada surga: “Kau adalah rahmat-Ku, denganmu Aku merahmati siapa saja yang Aku kehendaki dari hamba-hamba-Ku.” Kemudian Allah berfirman kepada neraka: “Kau adalah siksa-Ku, denganmu Aku menyiksa siapa pun yang Aku kehendaki dan masing-masing dari kalian berdua berisi penuh.” Sedangkan neraka tidak terisi penuh, lalu Allah meletakkan kaki-Nya kemudian neraka berkata: ‘Cukup, cukup.’ Saat itu neraka penuh dan sebagaiannya dihimpun pada sebagian yang lain. Dan Allah tidak mendzhalimi seorang pun dari makhluk-Nya. (HR. Muslim)

Mengenai firman Allah, “Wa uzlifati al-Jannatu lil muttaqiena ghaira biba’iidin” Qatadah, Abu Malik dan As-Suddi menjelaskan bahwa “Wa uzlifat” artinya yang didekatkan dari orang yang bertakwa “Ghairu ba’iidin” yaitu hari kiamat. Hari kiamat itu tidaklah jauh, karena kejadiannya adalah suatu kepastian yang tidak bisa ditolak. Dan setiap yang pasti datang tentulah dekat.

Firman Allah, “Hadza maa tu’aduuna likulli awwaabin hafiidzhin”. Inilah yang dijanjikan bagi setiap Awwaabin hafiidzhin, yaitu orang yang kembali, yang bertaubat dan yang sadar. Hafiidzh artinya adalah orang yang memelihara janji, tidak mengkhianati dan mengingkarinya. ‘Ubaid bin Umar berkata yang dimaksud dengan al-awwaabu al-hafidzh adalah yang tidak berdiri dari suatu majelis kecuali dengan beristighfar kepada Allah Azza Wa Jalla.

Firman Allah, “Man khasyia al-Rahmaana bilghaibi wa jaa-a biqalbin muniibin” adapun yang dimaksud dengan “Man khasyia al-Rahmaana bilghaibi” yaitu siapa yang takut kepada Allah dalam kesendiriannya dimana tak seorang pun melihatnya kecuali Allah Azza Wa Jalla sebagaimana sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam “dan seseorang yang mengingati Allah dalam kesendiriannya sehingga meneteskan air mata”. Dan firman Allah, “wa jaa-a biqalbin muniibin” yaitu berjumpa dengan Allah pada hari kiamat dengan hati yang bertaubat lagi selamat kepada-Nya dan tunduk terhadap-Nya.

Firman Allah “Udkhuluuha bisalaamin, dzaalika yaumul khuluud”. “Udkhuluuhaa” yaitu masuklah ke dalam surga “Bisalaamin” dengan aman. Menurut Qatadah, mereka aman dari azab Allah Azza Wa Jalla dan para malaikat Allah berucap salam atas mereka. Dan firman Allah subhaanuahu wa ta’aala “Dzalika yaumu al-khuluudi” maksudnya mereka kekal di surga, tidak akan lagi merasakan kematian selamanya, tidak lagi melakukan kedzhaliman seterusnya.

Firman Allah, “Lahum maa yasyaauuna fiihaa waladainaa maziidun” maksudnya adalah mereka bebas memilih dan mendapatkan berbagai kelezatan yang mereka minta dihadirkan untuk mereka. Setelah melalui beberapa perantara, Ibnu Abi Hatim berkata dari Katsiir bin Murrah berkata diantara bentuk tambahan adalah awan yang melalui penduduk surga, kemudia berkata pada mereka, “Apa yang kalian inginkan niscaya kuhujani kalian dengannya.” Maka tidaklah mereka memohon sesuatu melainkan awan itu menjatuhkan untuk mereka. Ibnu mas’ud r.a berkata bahwasanya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda padanya, “Sesungguhnya engkau benar-benar menginginkan sebuah burung di surga maka tiba-tiba saja ia jatuh di hadapanmu sudah terpanggang”.

Hikmah dan pelajaran :

1. Allah telah menjanjikan bahwa Surga dan Neraka akan berisi penuh penghuni. Dan Neraka Allah tidak akan pernah penuh untuk menerima dan dimasukkan ke dalamnya manusia dan jin yang kufur, sombong dan takabbur. Bahkan ketika semua penghuni neraka telah berada di dalamnya tetap saja ia menanyakan masihkah ada tambahan ?. Neraka hanya akan penuh dan tidak bisa lagi menampung seorang pun ketika Allah memasukkan kaki-Nya ke dalamnya.

2. Kebanyakan penghuni surga adalah mereka hamba-hamba Allah yang fakir dan miskin, tidak terkenal di kalangan manusia namun mereka sangat terkenal di langit karena kesabaran, ketawadhuan dan ketaatan kepada Allah.

3. Hari Kiamat adalah hari pembalasan yang pasti terjadi tanpa keraguan. Iya dekat bagi hamba-hamba Allah yang paham hakikat hidupnya di dunia dan jauh bahkan sangat jauh bagi mereka yang tersilaukan oleh dunia dan hanya memperturutkan hawa nafsu hidup di dunia.

4. Diantara sifat dan karakter penghuni surga di dalam ayat-ayat ini adalah selalu rujuk atau berpihak pada kebaikan dan segera bertaubat dari maksiat, senantiasa menjaga dan melihara janji, selalu membaca doa kaffaratul majelis saat bangkit dari majelis, selalu hadir sifat khasyah (rasa takut kepada Allah) dan selalu mengingati Allah dalam setiap kondisi dan keadaannya.

5. Syahwat manusia hanya dan hanya terpuaskan di surga dan tidak di dunia, maka keberuntungan yang besar bagi mereka yang takut kepada Allah di dunia lalu menahan atau menundukkan hawa nafsunya maka surga adalah tempat kembali yang layak untuknya. Allah berfirman, “Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).” (QS. An-Naziat (79) : 40-41)

6. Dan salah satu tafsir tambahan kenikmatan di surga yang dijanjikan oleh Allah kepada penghuni surga adalah puncak dari segala kenikmatan yang ada di surga yaitu melihat wajah Allah Azza Wa Jalla yang Maha Indah dan Maha sempurna. hal itu disebutkan oleh Allah di surat al-Qiyamah (75) ayat 22 dan 23, “Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat.” Dan nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam sahih Muslim, “Famaa u’thuu syaian ahabba ilaihim minannadzhari ilaa rabbihim Azza Wa Jalla.” artinya tidak ada satu pun yang dianugerahkan kepada mereka di surga yang lebih mereka cintai melebihi anugrah (dapat) memandang wajah Rabb mereka.

Semoga Allah menjauhkan kita semua dari Neraka, dan mendekatkan surga untuk kita dan menganugrahkan kepada kita puncak dari kenikmatan surga yaitu perjumpaan dengan-Nya.

Artikulli paraprakKonsolidasi dan Silaturahim Korwil Kaltim-Kaltara bersama Ustadz Zaitun Rasmin di Balikpapan
Artikulli tjetërLAZIS Wahdah Bantu Korban Kebakaran Banjarmasin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini