Kutipan Dari: Kisah Para Nabi
Penulis/Pemateri: Dr. Thariq Al-Suwaidan (Pakar Sejarah dari Kuwait)

Kaum Yahudi pun ketakutan, ketika Nabi Yahya menyampaikan kebenaran. Pada waktu itu, raja di Al-Quds (atau Ilya) ingin menikahi keponakannya, dan keponakannya pun demikian. Sejak dulu, adalah haram seorang paman menikahi keponakannya. Namun si raja berkeras (juga si keponakan) untuk melaksanakan hal terlarang itu, dan melobi Nabi Yahya yang adalah hakim utusan Allah.

Nabi Yahya pada waktu itu berusia 30 tahun, dan Nabi Isa yang saling bersepupu pun sudah berusia hampir sama. Nabi Yahya mengeluarkan keputusan penegasan: tidak boleh (haram) paman menikahi keponakan. Maka si raja geram, dan memerintahkan pasukannya untuk memburu Nabi Yahya.

Nabi Yahya berhasil ditangkap dan dipenggal, lalu kepalanya diserahkan ke si raja. Si raja belum puas, maka ayahanda Nabi Yahya pun dikejar. Ayah dari Nabi Yahya adalah Nabi Zakaria, dibunuh ketika bersembunyi di dalam sebuah pohon besar. Maka tiga serangkai nabi itu pun tersisa seorang saja, Nabi Isa.

Nabi Isa lahir dari seorang bunda suci ahli Surga, yakni Maryam binti Imron. Ketika turun Ruh Kudus (Malaikat Jibril), maka beliau hamil, dan 3 bulan kemudian lahirlah Nabi Isa, yang langsung bisa berbicara dengan jelas dan fasih, layaknya orang dewasa.

Injil turun kepada Nabi Isa, ketika beliau berusia 30 tahun. Beliau diperintahkan untuk berdakwah khusus kepada Bani Israil (kaum Yahudi), yang telah banyak mengubah Taurat. Kaum Yahudi berang, karena keburukan mereka mempermainkan Taurat akan terbongkar. Mereka sepakat untuk membunuh Nabi Isa.

Lalu kaum Yahudi mengadu ke Raja Romawi, bahwa Nabi Isa akan menyerang Romawi. Maka Raja Romawi memerintahkan agar Nabi Isa disalib. Perburuan pun dilakukan, lalu Nabi Isa bersama 12 sahabat beliau melarikan diri.

Nabi Isa meminta seorang sahabatnya untuk berkenan menjadi penggantinya saat disalib, karena beliau akan diangkat ke langit oleh Allah. Seorang sahabat beliau yang termuda pun berkenan menggantikan, dan langsung berubah rupanya menjadi seperti Nabi Isa. Nabi Isa pun pergi ke langit pada saat itu juga, semua mukjizat ini disaksikan oleh seluruh sahabat beliau.

Mereka pun ditangkap, sahabat yang menyerupai Nabi Isa pun disalib hingga meninggal. Singkat cerita, pada akhirnya para sahabat yang tersisa 11 orang pun bebas, dan mendakwahkan Injil ke kaum Yahudi. Dakwah mereka tidak pernah menjadi nyata dan sukses, bahkan sampai mereka semua sahabat ini meninggal.

Namun kegiatan dakwah tauhid (mengesakan Allah dalam ibadah) terus berjalan, dan perseteruan dengan kaum Yahudi (yang berbuat syirik dengan mengatakan ‘Uzair adalah anak Allah) dan Romawi (yang beribadah kepada dewa-dewa Yunani) terus bergulir. Dakwah para sahabat ini berlangsung selama 240 tahun secara tersembunyi.

Sampai suatu masa, seorang raja dari raja-raja Romawi di Konstatinopel [sekarang: Istanbul, Turki] beriman dengan Injil dan ber-tauhid, mengesakan Allah. Maka teranglah dan tersebarlah ajaran Injil yang tauhid itu ke seluruh negeri. Berduyun-duyunlah orang menjadi ber-tauhid.

Namun pada waktu itu, para penganut Injil pun sudah memiliki 3 jenis keyakinan, karena pergumulan antara dakwah tauhid dan penentangnya yang sudah berlangsung sangat lama. Ketiga keyakinan yang ada saat itu adalah:
1. Ya’qubiyah: Nabi Isa adalah Allah.
2. Nusturiyah: Nabi Isa adalah anak Allah.
3. Muwahhidah: Nabi Isa adalah hamba Allah dan Rasulullah (Utusan Allah).

Raja Romawi ini berperan besar dalam mencampurkan unsur syirik ke dalam ajaran tauhid di Injil. Dia pun jadi penentu urusan agama, dia yang menunjuk siapa jadi pemimpin agama Nasrani ini. Dia juga menetapkan apa saja akidah/keyakinan yang harus diterima oleh para pemeluk Nasrani yang beragam ini.

Pada akhirnya, penganut Muwahhidah ini yang diperangi sejak itu, sampai saat ini. Sisa-sisa ajaran Muwahhidah masih ada saat ini, yang bernama di Unitarian. Mereka penganut Injil Barnabas, dan saat ini jumlahnya sangat sedikit. Di Amerika masih ada para penganut Unitarian ini, dan memiliki gereja mereka sendiri.

Sejak Muwahhidah resmi diperangi oleh Ya’qubiyah dan Nusturiyah, maka resmilah Esa (Tauhid) menjadi Berbilang (Syirik). Terputuslah estafet kenabian selama 560 tahun sejak Nabi Isa, sampai diutusnya Nabi Muhammad, sebagai Rasulullah terakhir. *

Artikulli paraprakMajelis Quran “Hidup Berati Baru Mati” Wahdah Pontianak
Artikulli tjetërAllah Tahu Kamu Tidak Tahu

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini