Dakwah, dialah cara para Nabi dan Rasul menyeru dengan indah. Tak ada tujuan di baliknya selain menyampaikan hidayah-Nya. Dakwah tak hanya ucapan semata, menjadi qudwah di tengah-tengah ummat juga merupakan dakwah yang paling besar pengaruhnya.
Para pendahulu terdahulu, para Nabi, Rasul dan para Mujahid dakwah lainnya adalah sosok yang hendaknya menjadi panutan dalam menyampaikan risalah langit ini (al-qur’an). Dari mereka kita harus banyak mencontoh, bagaimana seyogyanya cara dakwah yang indah yang kelak menjadi jalan hidayah para hamba-hamba-Nya yang lain.
Firman-Nya tentang nasehat bahwa dakwah haruslah dengan cara yang baik, cara yang indah penuh hikmah.
ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl: 125)
Kita hanya menyampaikan, hidayah adalah hak prioritas Allah semata. Kita hanya di tuntut menyampaikannya dengan penuh hikmah, dengan nasehat yang indah yang menggugah. Hingga jika ada perdebatan dalam penyampaian dakwah tersebut, Allah tetap menyuruh kita untuk tetap menyuguhkannya dengan indah, karena dakwah adalah jalan menuju Jannah.
Sekali lagi kita hanya menyampaikan, kita hanya mengajak kepada jalan menuju Jannah-Nya. Hidayah tak bisa kita sampaikan jika Ia sendiri belum meridhoi hidayah itu untuk si hamba-Nya yang kita seru, hingga orang terdekat nan terkasih, jika hidayah itu belum di ridhoi untuknya maka tetap saja kita sebagi penyampai tidak akan sanggup. Karena Dialah yang lebih tau siapa yang tersesat, siapa yang berhak untuk mendapatkan jalan indah itu.
إِنَّكَ لَا تَهۡدِي مَنۡ أَحۡبَبۡتَ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَهۡدِي مَن يَشَآءُۚ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ
Artinya: “Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (QS. Al-Qashash: 56)
Lalu apa itu dakwah? Apa arti dan definisinya? Apakah dakwah hanya terbatas pada para Ustaz saja yang melakoninya?
Arti Dakwah
Ada istilah, “tak kenal maka ta’aruf”. Maka, kita perlu kenalan, perlu tau apa itu Dakwah. Apakah ia sesuatu yang mudah? Apakah ia punya rambu-rambu? Atau kah ia hanyalah aktifitas biasa tanpa arah, tujuan dan target?
Berikut jawabannya.
Dakwah memiliki makna secara Bahasa. Dakwah adalah bahasa Arab, asal katanya adalah “da’a – yad’u – dakwah” maknanya adalah menyeru, memanggil. Jika seseorang memanggail orang lain berarti ia telah mendakwah orang tersebut. Definisi secara bahasa yang lain adalah anjuran untuk memperoleh sesuatu. Definisi lain dari dakwah secara bahasa adalah seruan untuk menetapkan sesuatu atau menolak sesuatu entah itu hal yang baik atau hal yang buruk.
Ada pun seruan pada hal yang buruk, seperti yang terjadi pada kisah Nabi Yusuf ‘alayhi as salaam
Firman-Nya,
قَالَ رَبِّ ٱلسِّجۡنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدۡعُونَنِيٓ إِلَيۡهِۖ وَإِلَّا تَصۡرِفۡ عَنِّي كَيۡدَهُنَّ أَصۡبُ إِلَيۡهِنَّ وَأَكُن مِّنَ ٱلۡجَٰهِلِينَ
Artinya: “Yusuf berkata, “Wahai Tuhanku! Penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka. Jika aku tidak Engkau hindarkan dari tipu daya mereka, niscaya aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentu aku termasuk orang yang bodoh.” (QS. Yusuf: 33)
Nabi Yusuf diseru oleh para wanita istana kala itu, diseru untuk melakukan dan dosa dan terjatuh di dalamnya. Namun, Allah menyelamatkan sang Nabi-Nya dengan keinginan Nabi Yusuf yang lebih memilih untuk di penjarakan saja dari pada memenuhi seruan wanita-wanita kala itu.
Adapun seruan pada hal yang baik, seperti yang Allah sebutkan pada ayat berikut ini.
وَٱللَّهُ يَدۡعُوٓاْ إِلَىٰ دَارِ ٱلسَّلَٰمِ وَيَهۡدِي مَن يَشَآءُ إِلَىٰ صِرَٰطٖ مُّسۡتَقِيمٖ
Artinya: “Dan Allah menyeru (manusia) ke Dārussalām (surga), dan memberikan petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus (Islam).” (QS. Yunus: 25)
Dari dua ayat diatas, kita bisa menyimpulkan bahwa dakwah ternyata tak hanya pada hal kebaikan. Para penyembah dan pecinta hawa nafsu pun mereka mendakwahkan apa yang mereka inginkan. Dakwah, ada yang mengajak pada Jannah-Nya dan disisi lain, ada juga dakwah yang mengajak kepada Neraka-Nya. Maka, pilihlah dakwah yang baik. Tentunya hanya menyeru pada hal yang ma’ruf, kebaikan saja dan mengingatkan manusia untuk tidak terjatuh pada hal yang buruk.
Masih banyak definisi arti dakwah yang jika ini di pahami oleh aktivis Dakwah, insya Allah dalam penyampaian dakwahnya tidak akan menjadi hal yang aneh apalagi buruk di tengah masyarakat. Dakwah adalah tabligh, artinya menyampaikan. Dakwah adalah irsyad, menunjukkan dan dakwah adalah menyeru untuk melakukan kebaikan dan mencegah siapa saja yang hendak melakukan kerusakan di muka bumi ini.
____
Oleh: Tim Wahdah.or.id
Referensi:
- Ad Dakwah, Qawaid wa Ushul. Syaikh Jum’ah Amin Abdul Aziz. Penerbit: Dar ad Dakwah
- Fiqhu ad Dakwah ilallaah wa fiqhu an nush shi wal Irsyad wal amri bil ma’ruf wa an nahyi ‘an al munkar. Syaikh: Abdul Rahman Hassan Al Maydani. Penerbit: Dar al Qalam.