Dia adalah sajak-sajak nafas yang terjabar dalam ayat-ayat cinta ku
Dia adalah butiran-butiran embun pagi yang menyentuh lembut di wajah ku
Dia datang bagai mentari yang menyinari hari-hari ku
Dia bagai rembulan yang menerangi gelap ku
Adakah yang lebih indah dan menawan dibandingkan taman bunga yang tengah mengembang?
Adalah dia yang lebih indah kala memanggil nama ku di saat aku begitu merindukannya
…
Barangkali begitulah sedikit potongan sya’ir yang akan diungkapkan seorang yang sedang dilanda asmara. Namun terkadang cinta terhadap manusia agak berlebihan dan tidak pada tempatnya. Cinta itu sering hanya luapan-luapan rasa saat diawal dan akan meredup seiring berlalunya masa.
Seorang peneliti dari Researchers at National Autonomous University of Mexico mengungkapkan hasil risetnya yang begitu mengejutkan. Menurutnya: Sebuah hubungan cinta pasti akan menemui titik jenuh, bukan hanya karena faktor bosan semata, tapi karena kandungan zat kimia di otak yang mengaktifkan rasa cinta itu telah habis. Rasa tergila-gila dan cinta pada seseorang tidak akan bertahan lebih dari 4 tahun. Jika telah berumur 4 tahun, cinta sirna, dan yang tersisa hanya dorongan seks, bukan cinta yang murni lagi.
Menurutnya, rasa tergila-gila muncul pada awal jatuh cinta disebabkan oleh aktivasi dan pengeluaran komponen kimia spesifik di otak, berupa hormon dopamin, endorfin, feromon, oxytocin, neuropinephrine yang membuat seseorang merasa bahagia, berbunga-bunga dan berseri-seri. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, dan terpaan badai tanggung jawab dan dinamika kehidupan efek hormon-hormon itu berkurang lalu menghilang. (sumber: www. detik. com)
Apabila cinta hanya mengandalkan rasa ketertarikan dan hati yang berbunga-bunga saat melihatnya maka ini tidak akan bertahan lama. Maka dari itu hanya cinta yang tidak biasa yang akan mampu bertahan dari terpaan masa, karena mengandung suatu misi mulia. Sehingga bagaimana pernikahan adalah upaya mewujudkan cinta yang bukan hanya sekedar alasan pelampiasan hawa nafsu, namun juga disanalah saat ijab qabul diucapkan maka mulailah suatu proyek perjuangan dakwah dimana akan dicetaknya kader kader muslim yang tangguh dan bertaqwa kuat menghadapi serangan dan guncangan serta kelak mengambil peran dalam tampuk kepemimpinan. Maka cinta harus berlandaskan ketaqwaan kepada Allah, menikah untuk menjalankan sunnah Rasulullah Salallahu’alaihiwasallam. Bukan hanya sekedar menikah mengikuti tradisi atau hanya untuk pelampiasan hawa nafsu setelah itu rumah tangga dibiarkan berjalan secara terpaksa karena adanya ikatan.
Lantas bagaimana mencari pasangan yang kelak akan dapat diajak bersama berjuang menegakkan kebenaran dan mempersiapkan generasi-generasi pejuang Islam? Berikut tips singkat sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam.
“Biasanya, seorang wanita itu dinikahi karena empat alasan: karena harta kekayaannya, kedudukannya, kecantikannya dan karena agamanya. Hendaknya engkau menikahi wanita yang taat beragama, niscaya engkau akan bahagia dan beruntung.” (Muttafaqun ‘alaih)
Beliau juga bersabda,
“Bila ada seorang yang agama dan akhlaqnya telah engkau sukai, datang kepadamu melamar, maka terimalah lamarannya. Bila tidak, niscaya akan terjadi kekacauan dan kerusakan besar di muka bumi.” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)
Cinta dan kasih sayang yang bersemi karena ketaqwaan, iman, amal sholeh, dan akhlaq yang mulia, akan terus mekar disepanjang zaman. Tidak akan layu karena sinar matahari, dan tidak pula gugur karena hujan, dan tidak akan terputus walaupun ajal telah menjemput.
Apabila kita menginginkan pasangan yang memiliki akhlak yang baik maka tuntunan yang mengajarkan kita untuk pula memperbaiki diri kita agar kelak bertemu dengan pasangan yang sesuai, baik akhlak dan perbuatan serta lingkungannya.
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)” (QS. An-Nur: 26).
Dengan memanjatkan do’a kepada Allah agar diberikan pasangan hidup yang tepat, karena do’a adalah senjata kaum muslimin yang dapat menjadikan yang tidak mungkin menjadi mungkin.
“Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”. (Al-Furqon : 72)
Ahmad daud