(Wahdah.or.id – Makassar) Ketua MPR RI Bapak DR. Zulkifli Hasan, S.E, MM. memberikan ceramah kebangsaan di sela kegiatan Mukernas X DPP Wahdah Islamiyah pada Sabtu (23/12) di Aula Asrama Haji Sudiang, Makassar.
Di hadapan seribuan peserta Mukernas, pak Zulkifli mengungkap fenomena akhir-akhir ini dimana ada orang yang mempertentangkan antara agama dan kebangsaan. Orang yang taat beragama dianggap tidak nasionalis, tunduk pada ajaran agama dianggap menolak paham kebangsaan. Pak Zulkifli menyebut hal ini sebagai salah paham atau paham yang salah.
Membantah paham tersebut, Pak Zulkifli membeberkan fakta sejarah, dimana kebangkitan Indonesia dalam melawan penjajah Belanda dimulai dari pergerakan-pergerakan Islam. Dimulai dari Syarikat Dagang Islam yang kemudian berubah menjadi Syarikat Islam.
“Sila pertama mengatakan Ketuhanan Yang Maha Esa, negeri ini adalah negeri yang ber-Tuhan, menolak paham anti Tuhan.” Menurut Pak Zulkifli sila pertama ini adalah perintah kepada setiap warga negara Indonesia untuk menjalankan agamanya dengan sebenar-benarnya.
“Oleh karena itu, paham agama dan paham kebangsaan tidak bisa dipecah. Saling menopang, saling mengisi. Memang kita bukan negara Islam, tapi kita juga bukan negara atheis, bukan negara komunis.”
Menjadi pemeluk agama yang taat adalah jalan untuk menjadi warga negara yang baik.
“Orang yang mengatakan beragama dengan benar dikatakan anti pancasila mesti belajar lagi tentang pancasila.” Kata Pak Zulkifli
Fenomena lain adalah umat Islam jadi sasaran pengkotak-kotakan dengan menggunakan istilah-istilah anti Pancasila, pro kemerdekaan, pro kemajumukan, pro kebhinekaan, toleransi dan lain-lain. Umat Islam dianggap tidak memiliki peran dalam perjuangan kemerdekaan, ulama dianggap sekedar memainkan peran pinggiran untuk merebut kemerdekaan, ulama dan umat Islam menjadi objek bulan-bulanaan dalam sejumlah masalah. Pak Zulkifli berharap paham yang salah ini diluruskan oleh para dai dan ustadz di mimbar-mimbar, untuk menyampaikan bahwa ulama dan umat Islam adalah penjaga NKRI.[]