Biarlah Saya Tidak Lulus di Dunia ini Namun Lulus di Akhirat

Date:

Saat itu sang guru mengajakku untuk mengikuti kegiatan Dauroh namun saya mengacuhkan ajakan tersebut. Dua pekan kemudian, alhamdulillah Allah SWT. memilih saya sebagai hambanya yang harus ikut dalam perjuangan dakwah ini karena sang guru tadi mengajak saya untuk ikut dauroh bagian kedua yang saat itu tepat bulan Juli 2004 (kelas 1 SMA Neg. 1 Panca Rijang Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan). Saya pun ikut dauroh ta’rif selam dua hari berurut-turut kemudian setelah itu ada follow up berupa Tarbiyah setiap pekan tepatnya sepulang sekolah pada hari jum’at. Saat itu saya belum mengetahui tata cara hijab syar’I dan setelah mengikuti Trabiyah tersebut maka saya dapat memahami ayat Al-Qur’an yang mana Allah SWT telah meinstruksikan seluruh perempuan di muka bumi ini untuk mengulurkan Jilbab ke seluruh tubuh pada QS. 33 : 59. Saat itu saya masih menggunakan jilbab yang pendek sebagaimana pemahaman masyarakat awam namun setelah belajar di wahdah maka saya memahami secara baik mengenai hijab syar’i.

Perjalananku dalam mewujudkan diri menggunakan hijab syar’i sangatlah rumit dan bertahap selama bertahun-tahun mulai dari jilbab sesiku, seujung jari, sepaha, dan pada akhirnya bisa menggunakan hijab sampai selutut. Tentu dalam mewujudkan hijabku yang syar’i  yakni mengulurkan jilbab ke seluruh tubuh ini tidaklah semudah mengulurkan tali di leher sapi ke tiang namun saya mengalamai banyak rintangan dan cobaan.

Saat itu pada tahun 2004 saya mengikuti follow up tabiyah bulan agustus 2004. Dua bulan saya lalui dengan aman hingga pada bulan ketiga yakni November 2004 kegiatan saya sangat dikontrol oleh orang tua yang mana beliau masih awam mengenai tarbiyah dan hijab. Jilbab saya mulai berubah ada yang jilbab sesiku dan sejari sehingga orang tua saya penasaran dengan kegiatan saya setiap hari jum’at karena selalu pulang sekolah tidak tepat waktu dan Saya pun diintrogasi

Mama : kamu kemana setiap hari jum’at

Saya : pengajian mama

Mama : Pengajian apaaan itu makin hari jilbab kamu makin turun. Pasti kamu ikut aliran sesat

Saya : Tidak mama

Kemudian saat itu suasana menjadi hening

Mama : Mulai jum’at berikutnya kamu tidak boleh lagi terlambat pulang sekolah

Saya hanya diam dan bersabar. Hingga seiring waktu tibalah hari jum’at berikutnya, saya tetap hadir di tempat tarbiyah. Sepulang dari tarbiyah saya pun kena marah lagi

Mama : kamu dari pengajian lagi dan selalu menambah ukuran jilbab. Kuperingatkan jika jum’at depan kamu tarbiyah lagi masuk aliran itu maka kamu akan saya cambok di tengah jalan.

Saya : lagi-lagi say hanya diam dan bersabar

Jum’at berkutnya pun aku tetap hadir tarbiyah, begitu setahun lebih saya selalu kena marah namun tetap saya memperthankan tarbiyah dan hijabku meski selalu dimarahi di rumah dan dicibir oleh tetangga. Saat itu saya juga memperjuangkan tarbiyah di Sekolah untuk anak Rohis SMA Neg.1 Panca Rijang, banyak tantangan dari guruku yang harus saya lewati agar bisa mengembangkan tarbiyah di tingkat SMA namun pada akhirnya saya bisa menggait banyak teman SMA ikut dauroh dan tarbiyah. Hingga saat tarbiyah saya sudah berjalan selama 2 tahun, di tahun 2006 kedua oran tuaku sudah mulai menerima saya dan dakwah serta tarbiyahku. Keduanya juga sudah bisa menerima dakwah agar menjauhi bid’ah dan thogut, mereka tidak lagi menyimpan kemenyan dan tidak ada lagi pusat rumah (bugis : posibola) kemenyan sudah saya buang dan mereka sudah bisa mengikuti kebenaran yang saya sampaikan. Jilbabku masih seujung jari waktu itu lantaran masih dicekal oleh kelurga jika jilbabnya teralalu panjang.

Awal tahun 2007 saya akan memasuki tahapan UAN (Ujian Akhir Nasional) keimananku pun diuji lagi, saya satu-satunya peserta ujian yang berkeras untuk tidak berbuat curang atau membeli kunci jawaban dari seorang joki. Saya bertahan dengan keyakinan kepada Allah SWT bahwa jika Allah SWT mengijinkan saya lulus maka saya akan lulus dan jika tidak lulus maka saya pun siap menjalani konsekuensinya. Saya dicela dan dicibir olleh teman-teman bahwa saya sok kepedean, saya penjilat tapi semangat saya tidak surut karena junior saya yang telah ikut dengan saya tarbiyah memberiku semangat dan dorongan bahwa kak Eka pasti bisa melalui ujian dunia ini dan kami juga akan mengikuti jejak kak Eka untuk tidak berbuat curang saat Ujian.

Saat itu saya akhirnya Ujian tanpa melakukan hal terlarang dan kecurangan itu. Teman-temanku meledek “heh, eka. Kamu nanti tidak lulus UAN sendirian kamu gak malu apa”. Dengan lantang saya mengatakan “biarlah saya tidak lulus di dunia ini daripada harus berbuat dosa seperti kalian namun saya akan menuai ketidaklulusan dunia dengan kelulusan di akhirat. Saya ini orang yang tertarbiyah dan tidak seperti kalian.”

Singkat cerita tibalah hari pengumuman kelulusan, sebelum ke sekolah saya menyampaikan kepada kedua orang tuaku bahwa “kalian jangan panik hari ini jika saya tidak lulus maka janganlah kalian malu karena ini hanya dunia.” Kedua orang tuaku pun mendukung dengan pendirianku. Di sekolah guru sedang rapat mengenai kelulusan saya dan ternyata betul saya tidak lulus dan semua temanku pun menangis tapi saya mengatakan “saya memang sudah siap untuk tidak lulus karena masih ada kesempatan untuk ikut ujian ulang”. Itulah kekuatan aqidah yang diberikan Allah SWT kepada saya. Alhamdulillah dan saya sangat bersyukur karena dengan hal itu orang tuaku pun bersabar dan makin percaya bahwa manhaj yang saya jalani bukanlah aliran yang sesat melainkan jalan yang lurus dan aqidah saya pun semakin baik. Kemudian kedua orang tuaku mengatakan bahwa tidak mengapa kamu memakai jilbab besar nak silahkan. Sehingga saat itu pun jilbab saya serentak berubah menjadi jilbab selutut. Alhamdulillah wa Allahuakbar. Tiga hari kemudian saya mengikuti ujian pengulangan agar saya bisa mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi dengan motto saya saat itu hingga sekarang adalah seimbangkan ilmu dunia dengan ilmu akhirat dan saya berkeyakinan bahwa jika akhirat saya sudah bagus maka dunia saya akan ikut bagus. Setelah lulus ujian pengulangan itu sayapun mendaftar kuliah di Perguruan Tinggi Swasta Jurusan Kesehatan. Dan saat itu saya pun bebas menggunakan hijabku sepanjang yang aku inginkan.

Ketika duduk dibangku kuliah, saya mendapatkan tantangan yang paling besar karena mayoritas teman saya jauh dari pengetahuan agama. Saya selalu dibenci dan dicibir akibat penegakan hukum syar’i yang saya tekuni. Ketika saya masuk kuliah semester pertama semua temanku sangat baik terhadapku karena saya sering berbagi ilmu dengan mereka dan saya merasa bahwa saya ini sangat beruntung memilliki teman seperti mereka. Tetapi anggapaan itu berubah seketika pada saat saya Ujian Final Semester I, semua temanku berbalik memusuhiku lantaran mereka tahu bahwa orang seperti saya yang memakai jilbab besar sangat kikir dalam membagi jawaban ketika ujian (saat kuliah, saya melanjutkan perjuanganku untuk tidak contek-menyontek pada saat ujian dan menjawab sesuai pengetahuanku). Mereka membenci saya setelah mereka tahu bahwa saya ini kikir saat ujian. Saya selalu membantu mereka ketika mengerjakan tugas harian terkecuali saat ujian final. Begitu seterusnya hingga ujung perkuliahan semester 8. Barulah mereka tersadar dan memaklumi segalanya tentang saya namun di akhir study, teman-temanku tetap membutuhkanku mereka datang ke rumah dan belajar menyusun Skripsi mereka. Sampai akhirnya saya lulus S1 dengan menyandang predikat Lulusan dan Wisudawan terbaik satu. Itu semua adalah berkat pertolongan Allah SWT sehingga tanpa melakukan kecurangan saat ujian semester demi semester saat kuliah tetap saya bisa meraih juara satu dan menjadi satu-satunya akhwat kader Wahdah Islamiyah yang berpresti saat itu di Tahun 2012. Inilah buah kesabaran dan keistiqomahan saat tidak lulus di SMA.

Setelah itu saya melanjutkan study lagi ke jenjang S2. Alhamdulillah di sana teman-temanku mengerti dengan keadaanku bahwa seseorang yang memakai hijab syar’I biasanya tidak melakukan yang namanya contek menyontek. Alhamdulilllah buah tarbiyah yang saya dapatkan sangatlah berpengaruh pada pembentukan pribadiku dan saat ini saya sangat bersyukur oleh karena saya sudah selesai study dan bekerja dan tetap dengan hijabku yang syar’i. saat ini juga saya bersyukur karena tarbiyahku selalu berjalan dan sayapun selalu memeperbaiki diri, selalu memperbaiki adabku terhadap kedua orang tuaku, adik-adikku, guru-guruku, dosenku dan teman-temanku.

Alhamdulillah dengan segala hal yang aku miliki saat ini bersama dengan jalan dakwah yang saya tekuni kini selalu memicu diriku untuk selalu berbuat baik serta ikhlas dalam mengerjakan segala sesuatu di tempat kerja. Dan Alhamdulillah juga karena saya semakin didekap dalam pelukan dakwah ini dan sekarang termasuk dalam anggota Lembaga Muslimah DPD Wahdah Islamiyah Sidrap.

Saat ini segala aktivitasku mengenai tarbiyah, tabligh akbar, dirosa, tahsinul qiro’ah dll sudah selalu didukung oleh kedua orang tuaku. Bahkan kedua orang tuakulah yang mengingatkanku ketika mereka tahu ada jadwal tarbiyahku dan mengingatkanku ke tempat tarbiyah. Saat ini kedua orang tuaku pun sudah mulai ikut mendalami agama ini. Syukron Ya Robb atas segala yang telah Engkau berikan kepada hamba dan jauhkanlah hamba dari pemahaman-pemahaman yang sesat.

Yaa Muqollibal qulub tsabbits qolbi ‘alaa diinikh.

Kepada para kader yang baru, semangatlah dan bersabarlah dalam memperjuangkan dakwah ini. Karena dakwan ini tidaklah mudah namun ketika kita telah sampai pada puncak keberhasilan dakwah ini maka terlepaslah segala dahaga. Akan ada rasa syukur dan bahagian tersendiri ketika kita menuai hasil dakwah kita, baik dakwah lisan maupun perbuatan. Syukron.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share post:

Subscribe

spot_img

Popular

More like this
Related

Tutup Mukernas XVII Wahdah Islamiyah, Ustaz Zaitun Rasmin: Terima Kasih Bapak Prabowo Kami Doakan Bapak Sehat Selalu

MAKASSAR, wahdah.or.id - Mukernas ke-XVII Wahdah Islamiyah yang digelar...

Pendidikan Karakter Membangun Generasi Emas 2045: Komitmen Wahdah Islamiyah Mendukung Program Mendikdasmen RI

MAKASSAR, wahdah.or.id - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik...

Ketua Komisi 7 DPR-RI Ajak Wahdah Islamiyah Aktif di Politik untuk Kesejahteraan Umat

MAKASSAR, wahdah.or.id - Ketua Komisi & Dewan Perwakilan Rakyat...

Wahdah Islamiyah Perluas Jangkauan Dakwah di 253 Daerah Indonesia dan 5 Negara Di Dunia

MAKASSAR, wahdah.or.id - Wahdah Islamiyah, organisasi dakwah yang terus...