Bersegera Menuju Surga

Date:

Jalan hidup adalah suatu pilihan. Pilihan inilah yang akan menentukan sukses tidaknya perjalanan seorang hamba menuju Rabb-nya. Ya, inilah kehidupan yang memang tidak diukur seberapa lama kita mengarunginya, namun ia bergantung dengan cara bagaimanakah kita memanfaatkannya. Sebab umur manusia yang sesungguhnya adalah momen-momen dimana semua waktu dan jiwanya ada diatas ketaatan dan taqwa. Selainnya adalah suatu kematian. Jika anda belum yakin, renungilah pilihan hidup sang penggembala kambing yang bernama Aslam radhiyallaahu’anhu dalam perang Khaibar bersama Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, hakikat usianya tak cukup setengah hari, tepat diantara waktu ia melantunkan dua kalimat syahadat dengan nikmat syahid yang ia rengkuh yang hanya berselang beberapa jam saja, bahkan saking singkatnya, iapun tak sempat mempersembahkan satu sujudpun kepada Allah ‘Azza Wajalla.1

Dalam usia keislaman dan ketaatan yang relatif singkat, Sang Penggembala ini bisa meraih kebahagiaan dunia akhirat. Kebahagiaan yang ia raih, bukanlah berlimpahnya materi dan harta, namun terselip dalam azam menyegerakan ketaatan tanpa harus menanti waktu luang yang masih mengambang. Mereka yang mengisi hari-harinya dalam kesegeraan amal shalih, tak akan peduli kapan dan bagaimanakah akhir hayat mereka, sebab dalam jiwa mereka sudah tertanam suatu kebahagiaan yang menghunjam dalam lubuk hati terdalam, biasnya bisa anda lihat pada pancaran wajah dan aura pandangan mereka. Syiar mereka adalah titah suci Baginda Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam: “Hiduplah didunia ini sebagai orang asing atau orang yang hanya sekedar lewat”. (HR Bukhari: 6416).

Merekalah yang mengaplikasikan wasiat Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma: “Jika anda berada disore hari maka janganlah menanti waktu pagi (untuk beramal), dan jika berada dipagi hari maka janganlah menantu waktu sore (untuk beramal), pergunakanlah waktu sehatmu (untuk beramal) sebelum datang sakitmu, dan pergunakanlah kehidupanmu (untuk beramal) sebelum datang wafatmu”.

bersegera_surga

Sahabat…Sungguh Allah telah menetapkan bahwasanya banyaknya pahala seorang hamba serta nasibnya diakhirat kelak tergantung oleh banyak sedikitnya amalan shalih yang ia perbuat diatas bumi ini. Banyaknya pahala ini, tak akan terwujud dengan sikap lalai dan menunda-nunda ketaatan dan ibadah, sebab itu tak heran bila Allah ta’ala mengulangi perintah untuk bersegera kepada amalan shalih, dan menyambut seruan-Nya dalam kitab-Nya sebanyak 4 kali2, bahkan Dia juga menyiapkan hamba-hamba yang merealisasikannya dua anugrah terindah (ampunan dan surga-Nya) sebagai jaminan kesuksesan, serta melantik mereka sebagai “muttaqin” dalam firman-Nya:

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
Artinya : “dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa”, (QS Aali ‘Imran : 133).

Ar-Razi rahimahullah berkata: “Makna ayat ini adalah bersegeralah kamu untuk beramal dengan amalan yang mendatangkan ampunan (dan surga) tuhanmu, dan tidak ada keraguan bahwa amalan yang bisa mendatangkan ampunan (dan surga) adalah mengamalkan perintah dan menjauhi larangan-Nya, sehingga ayat ini merupakan seruan untuk bersegera melakukan perintah dan menjauhi larangan-larangan-Nya”. (Tafsir Ar-Razi: 9/365).

Tak heran bila Allah kembali menegaskan adanya dua anugrah tersebut bagi mereka pada dua ayat setelahnya: “Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal” (QS Ali Imran: 136).

Bahkan dalam ayat lain, Allah ta’ala menjuluki mereka ini sebagai orang-orang shalih:

وَيُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَأُولَئِكَ مِنَ الصَّالِحِينَ

Artinya: “…serta mereka bersegera dalam kebaikan, dan merekalah dari golongan orang-orang shalih”. (QS Aali ‘Imran: 113).

Ayat ini juga menunjukkan bahwa pahala amalan shalih yang disegerakan adalah yang terbaik diantara pahala amalan lainnya yang tertunda, bahkan ia merupakan penyebab keridhaan Allah ta’ala dan kesuksesan seorang hamba menuju surga-Nya.

Ayat-ayat ini harusnya bisa melecut semangat kita agar bersegera beramal shalih dengan berbagai jenis dan bentuknya sesuai kesanggupan lantaran ajal kan terus mengintai perjalanan hidup kita. Sungguh betapa bahagianya jiwa yang menyegerakan amal shalih, menyongsong tiap detik dengan ketaatan dan ibadah, hingga terjauhkan dari fitnah dan kesengsaraan. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Bersegeralah kalian mengerjakan amal-amal shalih sebelum terjadi fitnah (bencana) yang menyerupai kepingan-kepingan malam yang gelap gulita, yaitu seseorang diwaktu pagi beriman tapi pada waktu sore ia telah kafir, atau pada waktu sore ia beriman dan pada pagi harinya ia telah kafir, ia rela menjual agamanya dengan secuil keuntungan dunia.” (HR Muslim, no 118). Hadis ini mengisyaratkan bahwa bersegeranya seorang hamba untuk amalan shalih dan ketaatan tidak hanya akan menyelamatkan aqidah dan agamanya tatkala fitnah dan ujian kehidupan menerpa, namun juga akan meneguhkan pelakunya diatas ketaatan dan ibadah hingga akhir hayatnya.

Kesegeraan beramal shalih dan menuju surga Allah ta’ala juga merupakan amalan para Nabi dan Rasul, bahkan Allah secara khusus menyanjung dan mengabulkan doa dan permohonan mereka lantaran adanya sifat ini yang selalu ada dalam diri mereka: “…Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik…” (QS Al-Anbiya’: 90).

Sebab itu, selain sifat ini merupakan sunnahnya para Nabi dan Rasul, ia juga merupakan salah satu faktor utama terkabulnya doa dan permohonan seorang hamba.

Untuk mengetahui ciri seorang hamba yang dikategorikan memiliki sikap bersegera beramal shalih dan bergegas menuju surga-Nya, maka Allah ta’alapun mengisyaratkan sifat-sifat istimewa mereka dalam firman-Nya:

إِنَّ الَّذِينَ هُمْ مِنْ خَشْيَةِ رَبِّهِمْ مُشْفِقُونَ (57) وَالَّذِينَ هُمْ بِآيَاتِ رَبِّهِمْ يُؤْمِنُونَ (58) وَالَّذِينَ هُمْ بِرَبِّهِمْ لَا يُشْرِكُونَ (59) وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ (60) أُولَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ (61)

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (adzab) tuhan mereka, Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka, Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apapun), Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan dengan hati yang takut (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka, mereka itu bersegera untuk mendapatkan kebaikan-kebaikan dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya”. (QS Al-Mukminun: 57-61).

Sahabat…Faktor terbesar yang menghalangi seorang hamba untuk meraih kemuliaan menyegerakan amalan shalih ini adalah adanya kelalaian dari dua nikmat teragung yang Allah anugrahkan atasnya yaitu nikmat kesehatan dan waktu luang, sebagaimana diperingatkan oleh beliau dalam sabdanya: “Dua nikmat yang banyak dilalaikan oleh kebanyakan manusia yaitu nikmat kesehatan dan waktu luang”. (HR Bukhari: 6412). Ibnul-Jauzi rahimahullah berkata: “Diantara perkara yang aneh, adalah apa yang saya saksikan pada diriku sendiri dan juga orang lain yaitu adanya sifat lalai dari apa yang kita miliki (didunia ini) padahal kita ketahui bahwa usia kita sangatlah singkat…”. (Shayid Al-Khathir: 492).

Oleh karena itu, marilah bersegera menuju surga-Nya dengan giat menjalankan perintah dan larangan-Nya, serta menjauhi sikap lalai tatkala memiliki waktu luang dan nikmat kesehatan.
Oleh Ustad Maulana La Eda, Lc. Hafizhahullah (Mahasiswa S2 Jurusan Ilmu Hadis, Universitas Islam Madinah)

1. .Hadisnya riwayat Al-baihaqi dalam Ad-dalaail (4/221) dan Lihat Kisahnya dalam Al-Isti’ab (no.35), Asadul-Ghaabah (no.115) dan Al-Ishabah (no.132(

2 .Yaitu QS Aali Imran: 114, dan 133, Al-Anbiya’: 90, dan Al-Mukminun: 61,

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share post:

Subscribe

spot_img

Popular

More like this
Related

Kolaborasi WIZ dan ASBISINDO: 139 Anak Yatim dan Dhuafa Dapat Santunan Serta THR

MAKASSAR, wahdah.or.id - LAZNAS WIZ bersama Perkumpulan Bank Syariah...

Pekan Terakhir Ramadan, 750 Paket Iftar Didistribusikan WIZ dan KITA Palestina ke Jalur Gaza

GAZA, wahdah.or.id - Kehidupan masyarakat di Gaza Palestina saat...

Pondok Pesantren Abu Bakar Ash-Shiddiq: Wadah Baru untuk Pendidikan dan Dakwah Islam di Kawasan Bontobahari Bulukumba

BULUKUMBA, wahdah.or.id - Proses pembangunan Pondok Pesantren Abu Bakar...

Mitra Wahdah di Gaza: Terima Kasih Wahdah, Terima Kasih Indonesia

MAKASSAR, wahdah.or.id - Wahdah Islamiyah dan Komite Solidaritas (KITA)...