PALU, wahdah.or.id – Berita tentang kejadian gempa yang meluluhlantakkan Palu, Sigi, dan Donggala membuat Mustaf merasa terpanggil untuk ikut bergabung bersama ratusan relawan Wahdah Islamiyah di Sulawesi Tengah. Lelaki berusia 77 tahun ini biasa di panggil Apu Ci’ oleh masyarakat sekitarnya.
Meski telah berusia senja, namun tenaganya masih cukup kuat untuk ikut andil dalam misi kemanusiaan. Tak tanggung-tanggung, ia masuk ke dalam Tim SAR Wahdah Islamiyah.
“Masya Allah, Apu Ci’ ini orangnya masih bugar. Bahkan anak muda mungkin akan kalah jika melihat kerja-kerjanya selama ini,” ucap salah seorang relawan.
Apu Ci’ adalah orang Gorontalo asli. Tinggal di sebuah daerah tambak tepatnya di Kampung Dembe Kec. kota barat Kota Gorontalo. Ia mempunyai tujuh orang anak dan tujuh belas cucu. Ia mengaku bahwa rahasia awet mudanya hingga di usia senja ini karena menjaga pola makannya.
“Tiap pagi saya mengonsumsi makanan hangat seperti bubur. Saya juga sering olahraga dayung karena memang pekerjaan saya ada di air,” ucapnya saat diwawancarai selepas bertugas di Perumnas Balaroa, Kec. Palu Barat, kota Palu, Rabu (17/10).
Ada kisah menarik sebelum Apu Ci’ tiba di Palu. Menurut rekannya yang juga merupakan relawan Wahdah asal Gorontalo, saat pengumuman penerimaan relawan, ia langsung angkat tangan.
“Kami bilang kalau relawan itu maksimal 35 tahun. Tapi dia ngotot dan marah-marah karena ia ingin sekali membantu saudaranya di Sulawesi Tengah. Akhirnya kami membiarkannya ikut bersama rombongan,” ucap Budiman, relawan Wahdah Islamiyah yang juga dari Gorontalo.
Saat ditanya sampai kapan masa tugasnya, Apu Ci’ hanya bilang jika semuanya tergantung pimpinan.
“Ikut amir saja. Kan saya ini hanya relawan. Saya siap sampai kapan pun,” tutur Apu Ci’.[]